Pemuda Berkulit Hitam

Djiwa sudah duduk di bangku warung ketika Mawar membuka pintunya. Mawar terkejut melihat Djiwa. "Astaghfirullah! Mas Djiwa?"

"Eh Mawar, aku ngagetin kamu ya? Aku mau ngetuk pintu takut bangunin kamu yang lagi istirahat," jawab Djiwa.

"Iya agak kaget sedikit. Mas Djiwa sudah dari tadi?" Mawar mengunci pintu rumah kontrakkannya dan memasukkan kunci rumahnya ke dalam tas selempang yang ia kenakan.

"Baru kok. Ayo, kita ke pasar lagi!" ajak Djiwa.

"Ayo. Semangat sekali Mas Djiwa. Aku suka. Ciri pekerja keras!" puji Mawar. Mereka berjalan sebelahan menuju rumah pemilik mobil pick up.

"Aku juga suka sama kamu," batin Djiwa.

"Aku berhutang budi banyak sama Mawar. Semoga kerja kerasku bisa membuat usaha Mawar makin sukses lagi," jawab Djiwa.

"Amin."

Mereka pun ke pasar seperti kemarin pagi. Djiwa menghela nafas dalam saat harus naik mobil pick up yang semula kosong dan pulang berhimpitan dengan aneka sayuran. Hidungnya tak lagi mual saat mencium aroma pasar yang kotor dan bau. Namun bukan Djiwa namanya kalau tidak menciptakan perubahan.

"Besok naik motor saja ya," kata Djiwa.

"Motor? Motor siapa?" tanya Mawar bingung.

"Motor sepupuku, Rendi. Katanya dia mau beli motor baru dan aku dipinjamkan," jawab Djiwa.

"Terserah Mas Djiwa saja."

Djiwa pun langsung menghubungi Rendi yang belum lama tertidur saat Mawar sedang tawar menawar dengan pedagang sayur.

"Hari ini lo bawa Supra butut bokap lo ke rumah kontrakkan gue!" perintah Djiwa.

"Itu punya bokap. Kalau marah gimana?" tanya Rendi dengan suaranya yang terdengar mengantuk.

"Gue bayarin 5 juta!" tawar Djiwa.

"Enggak bisa. Itu langka. Bokap sayang banget. Bisa diomelin-"

"20 juta!" potong Djiwa.

"Kalau itu sih bisa diusahakan. Nanti siang gue ke kontrakkan lo!" jawab Rendi sambil tersenyum senang. 5 juta untuk papanya dan 15 juta untuk dirinya. Lumayan uang tambahan.

"Jangan lupa, bilang sama Mawar kalau lo beli motor baru!" pesan Djiwa.

"Motornya mana yang baru?" tanya Rendi.

"Pakai inventaris kantor," jawab Djiwa.

"Enggak dibeliin sekalian nih?" tawar Rendi.

"Udah bosen lo kerja sama gue?" ancam Djiwa.

"Becanda, Bos. Jangan marah terus dong! Ayo, Bos ke pasar dulu. Bos Djiwa pergi ke pasar," ledek Rendi.

Djiwa mematikan sambungan teleponnya dengan kesal. "Asisten kurang ajar, kalau bukan karena sahabat dan kerjanya bagus udah gue pecat sejak lama!" gerutu Djiwa.

Djiwa pun menghampiri Mawar. Membantu Mawar membawa aneka sayur dan ayam potong seperti kemarin dan pulang dengan mobil pick up penuh sayur. Djiwa sebal namun tak lagi mengeluh seperti kemarin. Malah Djiwa menikmati kecantikan Mawar saat rambutnya tertiup angin. Mawar begitu akrab dengan pedagang lain, wajar kalau Mawar banyak yang suka, anaknya ramah dan murah senyum.

Setelah turun dari mobil dan berjalan ke dalam rumah, Djiwa membantu Mawar membersihkan ayam. Hari ini Djiwa diajari cara mengungkep ayam. Pengalaman baru untuknya terjun ke dapur langsung.

"Mas Djiwa istirahat saja dulu. Nanti bisa bantu jam 10 saat aku buka warung." Mawar membereskan bekas sarapan pagi mereka.

"Iya, aku mau mandi dan mencuci baju dulu." Djiwa pamit pulang. Ia mandi dan mencuci baju lalu tertidur pulas karena kelelahan.

Rupanya Djiwa kesiangan. Ia bangun jam setengah sebelas dan bergegas ke rumah Mawar setelah mencuci wajahnya. Pembeli sudah mulai berdatangan ke warung, kebanyakan laki-laki yang ada maksud tersembunyi pada Mawar.

"Mawar Cantik, apa bedanya Mawar dengan ayam geprek?" tanya bapak-bapak berjenggot putih.

"Ya beda lah Pak. Masa saya disamain dengan ayam geprek," jawab Mawar.

"Bukan itu jawabannya Mawar Cantik. Bedanya itu, kalau ayam digeprek tapi kalau Mawar disayang," goda bapak-bapak tersebut yang disoraki oleh pembeli yang lain.

Mawar tersenyum mendengar gombalan untuknya. Mawar merasa lucu dengan ulah bapak-bapak centil tersebut. "Bapak bisa aja. Karena Bapak lucu, Mawar kasih bonus tahu ya 1."

"Alhamdulillah Cangik, aa senang," jawab bapak-bapak jenggot putih yang kembali disoraki yang lain. "Yang penting aku sama Mawar sama-sama tahu weeek!" balas bapak-bapak berjenggot putih.

"Huuuuu!" Setelah disoraki, gantian lelaki centil yang lain maju.

Djiwa yang sedang membantu mencuci piring kotor yang menumpuk mulai merasa sebal dengan kelakuan lelaki centil yang setiap hari makin bertambah banyak saja jumlahnya.

"Mawar, ayang beb kamu mau makan ayam penyet dada ya. Penyet yang kuat ya, sekuat ikatan cinta di antara kita. Aku mau makan di sini saja. Lebih enak kalau makannya disuapin Mawar tersayang, boleh?" goda pemuda berkulit hitam dengan gigi putih berkilau.

"Enggak!" jawab Mawar tegas. "Minumnya apa?"

"Es teh manis. Semanis senyum Mawar untuk aku seorang," jawab pemuda berkulit hitam tersebut.

"Iya. Duduk dulu ya, Mas. Biar aku buatkan." Mawar memasukkan sepotong dada ayam ke dalam penggorengan panas berisi minyak goreng dalam jumlah banyak.

Djiwa membuatkan es teh manis sesuai permintaan pembeli menyebalkan dan menaruhnya dengan kasar di atas meja. "Gulanya belum diaduk. Nanti aduk sendiri, takut kemanisan nanti diabetes!" kata Djiwa dengan pedas.

"Kalau sama Mawar gulanya sudah diaduk!" protes pembeli tersebut.

"Mawar sibuk mengaduk-aduk cinta kami berdua. Jangan banyak protes, minum aja!" Djiwa pun meninggalkan meja pembeli dan kembali mencuci piring.

Mawar yang memperhatikan apa yang Djiwa lakukan terlihat tersenyum tipis. Ia menyajikan pesanan pemuda berkulit hitam namun Djiwa dengan cekatan mengambil alih. "Biar aku saja," kata Djiwa.

Djiwa pun mengantarkan pesanan ayam geprek pada pembeli yang terlihat protes karena bukan Mawar yang mengantarkan. "Kok bukan Mawar sih yang nganterin?"

"Mawar lagi mengantarkan cinta kami berdua ke pelaminan, puas?" ledek Djiwa.

Pembeli tersebut terlihat makin sebal dengan Djiwa. Ia pun protes pada Mawar. "Mawar Sayang, dia siapa sih? Memberi jarak terus di antara kita?"

"Dih memang kalian kembar siam apa sampai enggak ada jarak?" cibir Djiwa.

Mawar melerai perdebatan sebelum menjadi keributan besar. "Mas Djiwa itu tunangan saya, maaf ya Mas kalau Mas Djiwa suka terlihat agak cemburu."

"Cemburu? Masa sih? Enggak mungkin ah. Baru naksir Mawar saja sudah membuat aku cemburu?" batin Djiwa.

"Oh, tunangan. Baru tunangan saja udah rese, Mbak. Hati-hati kalau nikah sama lelaki cemburuan. Mbak Mawar tuh Janda Bohay yang terkenal seantero ayam geprek. Harus siap mental dong kalau jadi tunangannya. Baperan banget sih! Belum tentu bakalan milikin Mbak Mawar. Udah Mbak, sama aku saja Mbak. Aku enggak cemburuan orangnya," ujar pemuda berkulit hitam tersebut mengompori.

Mawar melihat Djiwa mulai agak emosi. Ia pun menengahi perdebatan kecil ini. "Sudah ya Mas, jangan diteruskan lagi. Wajar kalau Mas Djiwa cemburu. Makasih atas perhatian Mas selama ini." Mawar lalu teringat sesuatu. "Satu lagi, saya suka kok dicemburuin. Itu artinya saya disayang. Kalau pasangan saya cuek dan tidak cemburu, patut dicurigai tuh cintanya sama saya."

Djiwa pun tersenyum mendengar perkataan Mawar. "Yess! Mawar suka kalau aku cemburu! Yess! Awas ya kalian pembeli centil, siap-siap saja kena sama tunangan Mawar yang cemburuan ini!" batin Djiwa.

"Eh, aku 'kan cuma tunangan bohongan ya?" batin Djiwa. Senyum di wajahnya pun kembali menghilang. "Lihat saja, akan aku buat pertunangan ini menjadi kenyataan!"

****

Siang Semua! Yuk vote karya ini agar aku semangat update yuk ... yuk!

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

ya udah jatuh cinta itu wa.... sejauh-jauhnya sampai rela melakukan hal-hal yang tak mungkin

2024-03-20

0

Dwi Sasi

Dwi Sasi

😂😂😂

2023-12-20

0

Marlina Palembang

Marlina Palembang

papa si Rendi nie korupsi.masa dibayar djiwa 20juta,eh dikasih ke papa cuma 5juta

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Angkasa Djiwa
2 Djiwa si Jago Akting
3 Tiga Fans Laki-laki
4 Tunangan Palsu
5 Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6 Sekuat Mungkin Menahan Diri
7 Pengalaman Pertama Djiwa
8 Menguak Masa Lalu Mawar
9 Pemuda Berkulit Hitam
10 Strategi Djiwa
11 Memajukan Bisnis Milik Mawar
12 Kencan Pertama
13 Kencan Versi Berbeda
14 Cerita Mawar
15 Pemberian Mawar
16 Kecupan di Pipi
17 Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18 Lelaki Berseragam Cokelat
19 Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20 Sambutan Kepulangan Djiwa
21 Bukan Settingan
22 Protes Rendi
23 Pernikahan Sederhana
24 Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25 Menikmati Hari Berdua
26 Hadiah Door Prize
27 Proses Pencairan Kredit
28 Pindah Tempat Jualan
29 Pembukaan Warung Mawar
30 Lily Adalah Sahabatku
31 Perjodohan
32 Pembicaraan di Halaman Belakang
33 Tangan Melati
34 Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35 Tanpa Masker
36 Siang Untuk Mawar
37 Malam Untuk Melati
38 Thinwall
39 Warung Janda Bohay
40 Kedatangan Melati
41 Memecah Masalah Satu Demi Satu
42 Balas Dendam
43 Diskusi Sambil Pijat
44 Curiga
45 Takut
46 Ruang Meeting
47 Martabak Manis
48 Dua Body Guard
49 Perkelahian Dengan Preman Pasar
50 Menginterogasi Jamal
51 Cerita Jamal
52 Menenangkan Mawar
53 Rekaman Video
54 Pujian Untuk Melati
55 Curahan Hati Mawar
56 Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57 Majalah Bisnis
58 Sindiran Mawar
59 Hasil Belajar Mawar
60 Djiwa yang Pusing
61 Mawar Vs Melati
62 Pasukan Melati
63 Permintaan Maaf Djiwa
64 Menjawab Semua dengan Jujur
65 Mengadu
66 Penyelidikan Pak Prabu
67 Disidang
68 Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69 Kedutan di Mata
70 Bukan Sinetron Ikan Terbang
71 Kesedihan Mawar
72 Dukungan dari Orang di Sekitar
73 Interogasi Ibu Mina
74 Masakan Chef Mawar
75 Perhatian Ibu Mina
76 Hasil Test Pack
77 Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78 Jebakan Anton
79 Kabur
80 Lagi-lagi Menyamar
81 Mahasiswa Magang Gadungan
82 Ibu-ibu Arisan
83 Periksa Kehamilan
84 Aksi Pembalasan
85 Kekuatan Netijen
86 Bola Panas
87 Merindukan Djiwa
88 Kartu As
89 Hadiah Untuk Anak Buah
90 Ada Yang Aneh
91 Tidak Full Power
92 Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93 Wanita Misterius
94 Hukuman Untuk Keluarga Melati
95 Bertemu Jamal
96 Tak Kunjung Menyesal
97 Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98 Survey ke Panti Asuhan
99 White and Gold
100 Interupsi
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Angkasa Djiwa
2
Djiwa si Jago Akting
3
Tiga Fans Laki-laki
4
Tunangan Palsu
5
Asisten Harus Menuruti Perintah Atasan
6
Sekuat Mungkin Menahan Diri
7
Pengalaman Pertama Djiwa
8
Menguak Masa Lalu Mawar
9
Pemuda Berkulit Hitam
10
Strategi Djiwa
11
Memajukan Bisnis Milik Mawar
12
Kencan Pertama
13
Kencan Versi Berbeda
14
Cerita Mawar
15
Pemberian Mawar
16
Kecupan di Pipi
17
Kehendak Kedua Orang Tua Djiwa
18
Lelaki Berseragam Cokelat
19
Oleh-oleh Untuk Neng Mawar
20
Sambutan Kepulangan Djiwa
21
Bukan Settingan
22
Protes Rendi
23
Pernikahan Sederhana
24
Siang Pertama Bukan Malam Pertama
25
Menikmati Hari Berdua
26
Hadiah Door Prize
27
Proses Pencairan Kredit
28
Pindah Tempat Jualan
29
Pembukaan Warung Mawar
30
Lily Adalah Sahabatku
31
Perjodohan
32
Pembicaraan di Halaman Belakang
33
Tangan Melati
34
Djiwa Tidak Mudah Menyerah
35
Tanpa Masker
36
Siang Untuk Mawar
37
Malam Untuk Melati
38
Thinwall
39
Warung Janda Bohay
40
Kedatangan Melati
41
Memecah Masalah Satu Demi Satu
42
Balas Dendam
43
Diskusi Sambil Pijat
44
Curiga
45
Takut
46
Ruang Meeting
47
Martabak Manis
48
Dua Body Guard
49
Perkelahian Dengan Preman Pasar
50
Menginterogasi Jamal
51
Cerita Jamal
52
Menenangkan Mawar
53
Rekaman Video
54
Pujian Untuk Melati
55
Curahan Hati Mawar
56
Pendapat Pemuda Berkulit Hitam
57
Majalah Bisnis
58
Sindiran Mawar
59
Hasil Belajar Mawar
60
Djiwa yang Pusing
61
Mawar Vs Melati
62
Pasukan Melati
63
Permintaan Maaf Djiwa
64
Menjawab Semua dengan Jujur
65
Mengadu
66
Penyelidikan Pak Prabu
67
Disidang
68
Ketidaksetujuan Mama dan Papa Djiwa
69
Kedutan di Mata
70
Bukan Sinetron Ikan Terbang
71
Kesedihan Mawar
72
Dukungan dari Orang di Sekitar
73
Interogasi Ibu Mina
74
Masakan Chef Mawar
75
Perhatian Ibu Mina
76
Hasil Test Pack
77
Kedatangan Ibu-ibu Arisan
78
Jebakan Anton
79
Kabur
80
Lagi-lagi Menyamar
81
Mahasiswa Magang Gadungan
82
Ibu-ibu Arisan
83
Periksa Kehamilan
84
Aksi Pembalasan
85
Kekuatan Netijen
86
Bola Panas
87
Merindukan Djiwa
88
Kartu As
89
Hadiah Untuk Anak Buah
90
Ada Yang Aneh
91
Tidak Full Power
92
Jalan-jalan Di Mall Bersama Bumil
93
Wanita Misterius
94
Hukuman Untuk Keluarga Melati
95
Bertemu Jamal
96
Tak Kunjung Menyesal
97
Memperkenalkan Mawar ke Karyawan
98
Survey ke Panti Asuhan
99
White and Gold
100
Interupsi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!