Buru-buru Nikah
...🍁🍁🍁...
Disebuah sekolah megah, elit dan bisa dibilang sekolah untuk anak-anak high class, bernama SMA Pancasila. Terlihat banyak siswa-siswi berseragam putih abu lengkap dengan jas sekolah mereka yang berwarna biru tua, sedang berjalan masuk ke dalam area sekolah elit tersebut.
Hari itu adalah hari Senin, hari dimana semua orang memulai aktivitas mereka. Entah itu seorang karyawan kantoran, guru, pedagang, maupun siswa di sekolah. Tapi bagi sebagian orang, hari Senin itu menyebalkan. Termasuk bagi seorang Arjuna Mahardika, seorang siswa yang dikenal sebagai si nol besar di sekolahnya dan sudah 2 tahun ia berada di kelas 2 SMA, alias tidak naik kelas. Ia sangat benci hari Senin. Benci upacara bendera dan benci belajar. Hari ini ia berencana untuk bolos sekolah lagi bersama teman-temannya yang di juluki sebagai Geng Thanos yang terdiri dari Arjuna, Bian, Choki dan Damar. Gabungan dari anak kelas IPA dan IPS yang terkenal nakal.
Rencananya hari ini mereka akan bolos sekolah dan Juna yang mengajaknya. Sebelum upacara bendera di mulai si geng Thanos berkumpul di depan gerbang sekolah.
"Jun, serius lo mau bolos hah? Hari ini di kelas lo kan ada pelajaran Bu Berlin, bro." ujar Choki pada seorang pria berparas tampan dengan sepasang mata berwarna coklat muda itu. Dia adalah Arjuna, biasa dipanggil Juna. Choki sendiri adalah teman dekat Juna, dia dari kelas IPS 1.
"Terus gue harus takut sama si killer itu? Sorry man, gue gak suka diatur-atur. Ini hidup gue, suka-suka gue." kata Juna sambil memakai helmnya kembali dan menaiki motor sportnya yang berwarna merah. Ya beginilah Juna, jiwanya bebas dan tak suka diatur. Ketika semua orang taat dengan peraturan sekolah, maka dia adalah sebaliknya. Setiap ditegur atau mendapatkan hukuman dari guru di sekolahnya, Juna bisa ibaratkan masuk ke telinga kiri keluar telinga kanan.
"Kagak bisa besok aja Jun bolosnya, hari ini gue ada ulangan Miss Yuli bro!" seru Damar mengingatkan Juna. Miss Yuli, dia adalah guru bahasa Inggris.
"Justru mending bolos hari Senin bro, hari senin kan nyebelin banget." cetus Juna seraya nyengir menunjukkan deretan giginya yang putih dan rapi.
"Ya udah kalau lo emang mau bolos, lo bolos aja sendiri. Gue kagak ikutan." Bian angkat tangan, kali ini ia tak mau ikutan bolos dengan Juna sebab ia ada ulangan hari ini sama seperti Damar. Mereka kan satu kelas, beda dengan Juna yang kelas IPA sendiri, kelas IPA 1 yaitu kelas IPA unggulan. Kenapa Juna bisa berada di kelas unggulan? Ya, itu karena ia cerdas tapi malas dan sengaja tidak naik kelas demi satu kelas dengan seseorang yang sudah ia taksir sejak SMP.
"Jun, kalau ketahuan si Ghea bisa mampus lo. Lo gak mau kan citra lo dimata si Ghea jadi makin rusak?" tanya Damar yang membuat Juna terdiam. Ia memutar kunci motornya dan otomatis mematikan mesin motor itu.
"Dia taunya gue lagi sakit, gue tadi kan udah izin sama dia kalau gue gak bakal masuk kelas. Tadi gue ketemu dia, haha." ada-ada saja alasan Juna untuk bolos sekolah, ia bahkan izin pada Ghea si ketua kelas IPA 1. Wanita yang Juna sukai dari SMP.
"Dan--apa dia percaya sama lo Jun?" tanya Choki sembari berkacak pinggang.
Juna tersenyum percaya diri. "Iya dong, dia juga kan naksir sama gue."
"Kalau iya dia naksir lo, kenapa kalian masih belum jadian sampe sekarang? Pede banget lo!" kata Bian terkekeh.
"Semua kan perlu proses bro. Apa jangan-jangan kalian nggak tahu apa yang namanya PDKT?"ucap Juna seraya memutar kembali kunci motornya dan menyalakan mesinnya. Ia benar-benar akan pergi kali ini, untuk membolos.
"Pdkt mulu, jadiannya belum." cibir Choki dengan senyuman dingin di bibirnya.
"Gue pastiin pas udah beres ujian tengah semester, gue bakal nyatain cinta sama dia dan dia bakal jadi cewek gue!" kata Juna dengan percaya diri. Ya, dia pastikan wanita bernama Gheana Safira itu menjadi kekasihnya nanti.
Dalam hati Damar mengumpat Juna, 'Itu gak bakalan terjadi Jun, Ghea gak bakal jadi milik lo'
"Oke, gue yakin lo bisa dapetin Ghea." kata Damar sambil tersenyum sok mendukung temannya itu.
"Thanks Mar, lo emang paling ngertiin gue. Kalau gitu, gue pergi dulu bro." pamit Juna, kemudian remaja berusia 18 tahun itu melajukan motornya dengan ngebut.
Tak lama kemudian terdengar suara bel sekolah berbunyi dengan suara khas dan menandakan bahwa upacara bendera akan segera di mulai.Choki, Damar dan Bian pun akhirnya pergi dari gerbang sekolah, menuju ke lapangan tempat semua siswa kini berkumpul disana.
****
Juna naik motor sportnya dengan ugal-ugalan, seolah dia adalah penguasa jalanan. Jiwa mudanya bergejolak, bebas, nakal dan liar. Namun kali ini ia tak bisa menjadi penguasa jalanan, sebab ada seorang gadis yang mengenakan seragam putih abu mengendarai sepedanya ditengah jalan. Gadis berkacamata itu sungguh menganggu jalannya.
"Woy bego! Minggir lo!" teriak Juna yang masih mempertahankan laju kencang motornya.
Sayangnya, si si pengendara sepeda yang berwarna biru itu tidak sempat menghindar dari motor Juna. Sampai tabrakan itu tak terelakan lagi.Juna dan motornya, gadis itu juga beserta sepedanya jatuh ke aspal.
"SIALAN LO! Lo jalan pake mata nggak sih?" dengus Juna marah seraya membuka helmnya. Ia menghampiri gadis itu yang sedang bingung mencari kacamatanya.
"Aduh... kacamataku mana ya?" gumam gadis itu sambil meraba-raba di sekitarnya.
"Woy! Gue lagi ngomong sama lo, lo budek ya!" tegur Juna yang kesal kepada gadis yang baru saja membuatnya terjatuh dari motor itu.
"Aku gak tuli ya, aku masih bisa denger." sahut gadis itu dengan nada kesal.
"Eh...berani ya lo ngomong kayak gitu sama gue? Lihat nih gara-gara lo celana gue robek, kaki gue sakit." Juna masih mengomel pada gadis itu, namun suara Juna seperti tak didengar olehnya. Ia masih fokus mencari kacamatanya.
'Ini cowok kenapa sih? Berisik banget' batin gadis yang bernama Kanaya Wulandari itu.
Kesal karena Naya terus mengacuhkannya, akhirnya Juna mencekal tangan Naya dengan keras. Menarik gadis itu hingga mereka berdua berdiri tegak saling berhadapan.
"Kamu kenapa sih? Berisik banget tau gak!" hardik Naya kesal karena Juna terus mengganggunya untuk mencari kacamata. Sedangkan tanpa kacamata itu, Naya tidak bisa melihat dengan jelas.
"Hey mata empat Lo gak tau diri ya, udah buat gue jatuh dari motor terus--" Juna mengatai Naya dengan sebutan mata empat.
"Berisik!" Naya melihat kacamatanya ada di dekat selokan, kemudian ia pun menghempas tangan Juna dan mengambil kacamata itu.
Namun Juna dengan jahil melempar kacamata Naya hingga kacamata itu pun jatuh dan hancur terlindas mobil yang kebetulan lewat disana. Naya mendengus kesal, hanya itu satu-satunya kacamata yang ia milik dan harganya bagi Naya sangat mahal.
"Kamu, kenapa kamu jahat banget sih?" mata Naya kaca-kaca melihat kacamatanya pecah dilindas oleh mobil itu. "Itu kacamata gue satu-satunya, harganya juga mahal!"
"Gue? Jahat? Lo sendiri gak tau diri. Dan itu balasan buat orang gak tau diri kayak lo, dasar mata empat! Kalau gue ketemu sama lo lagi, gue bakal kasih pelajaran sama lo." ucap Juna mengancam Naya, kemudian pria itu pun mengangkat motornya yang sempat terjatuh dan naik ke atasnya. Tak peduli dengan celana seragamnya yang robek. "Sial! Hari Senin yang sial!" umpat Juna kesal. Juna lalu melajukan motornya dan meninggalkan Naya sendirian di sana. Sial sekali bagi Juna bertemu cewek culun tidak tahu diri seperti Naya, hari Seninnya jadi seperti kutukan.
"Celananya cuma robek, tapi kacamata ku sama sepedaku rusak. Padahal ini hari pertamaku ke sekolah baru. Ya Allah gusti, semoga aku nggak ketemu sama cowok nyebelin itu lagi." doa Naya berharap dengan sangat, ia tidak ingin dipertemukan lagi dengan pria menyebalkan seperti Juna.
...****...
Hai Readers, ini novel genre Teen pertama karya author 😍 jangan lupa like, vote, komennya ya guys...biar author makin semangat upnya. Happy new year 2023....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
GEBET AZA MAR SI GHEA.... JODOH JUNA MMG TDK BRJODOH MA GHEA...
2023-09-04
0
sryharty
aku hadiiirr
2023-01-17
2
Amalia
Upnya yang banyak kak, aku suka banget cerita remaja
2023-01-03
1