Bab 5. Juna galak

..."Jangan terlalu membenci, bisa jadi yang kamu benci itu nantinya akan menjadi yang paling kamu cintai. Bahkan kamu mungkin tidak akan melepaskannya."...

...🍀🍀🍀...

Damar tidak mengira, bahwa keisengannya sudah membuat Juna dan Naya berada dalam masalah besar. Terutama untuk Naya, yang pastinya akan banyak membuat gadis itu menderita.

"Jangan bicara seolah-olah lo paling menderita disini! Gue tau, lo senang kan bisa masuk ke dalam keluarga ini? Secara, lo cuma anak tukang sampah dan jadi naik kelas karena lo nikah sama gue. Hah! Ya gue tau, pantes aja ibu lo iya iya aja saat bokap gue bilang kalau kita bakal nikah. Harusnya dia larang dong, tapi dia setuju aja. Emang ibu lo matre ya," ucap Juna seraya tersenyum sinis. Tatapannya begitu merendahkan Naya.

Naya tercekat mendengar ucapan Juna barusan, ia tak bisa menahan dirinya. Juna memang selalu mengejeknya, dia biarkan saja. Tapi kali ini ibunya dibawa-bawa, Naya tak terima.

"JUNA STOP! Aku tau kamu nyebelin, galak dan suka ngejek orang. Kamu ngejek aku, aku biarkan. Tapi nggak dengan ngata-ngatain ibu aku! Fine, kerjaan ibu aku emang tukang ngangkut sampah. Tapi apa salahnya dengan itu, sampe kamu ngira ibu aku matre? Apa dia terima uang dari papa kamu? Nggak kan! Dia menolak itu!" hardik Naya kesal.

Juna berdecak, ia tertawa sumbang saat mendengar ucapan Naya. "Ya iyalah ibu lo gak terima, soalnya dia gak mau kelihatan matre di mata keluarga gue. Tapi gue bisa lihat kalau lo sama ibu lo itu matre."

"Percuma ya ngomong sama kepala batu kayak kamu." desahh Naya kecewa dengan jawaban Juna. Sudahlah, ia juga lelah menjelaskan. Naya membalikkan badannya, kemudian melangkah pergi dari sana.

"Mata empat! Tunggu!" panggil Juna tapi tak digubris oleh Naya, gadis itu tetap berjalan.

"Mata empat! Lo tuli ya!" hardik Juna, sampai membuat gadis itu terdiam.

"Aku punya nama, Juna." ucap Naya tanpa berbalik ke arah Juna.

"Ngeselin banget sih lo!" pria itu berdecih, kesal karena Naya mengabaikannya. "Oke fine, Kanaya gue mau ngomong sama lo!" akhirnya Juna memanggil nama Naya untuk pertama kalinya.

Naya membalikkan badan, menoleh dengan marah ke arah Juna. "Apa?"

"Gue mau ngomong sama lo dan lo harus inget ini baik-baik. Gue gak mau semua orang tau tentang hubungan kita, terutama yang ada di sekolah. Cukup kita aja yang tau hubungan ini! Seperti apa yang sudah di sepakati kedua orang tua kita."

"Oke."

"Seriusan gue ngomong. Lo gak boleh cerita sama siapapun termasuk sama temen deket lo sekalipun." cetus Juna tegas. Naya tau siapa yang di maksud Juna, pasti Ghea.

"Aku bakal jaga rahasia ini demi masa depan kita juga. Begitu pula dengan kamu." ucap Naya pada pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.

Malam itu Naya tinggal di rumah keluarga Mahardika, papanya Juna baik dan ramah padanya tapi tidak dengan Rima yang ketus dan jelas tak suka dengan Naya. Sungguh Naya merasa tidak nyaman, dengan suasana baru yang akan dia hadapi.

"Oh ya Ghea! Apa tadi dia lihat aku sama Juna? Astagfirullah...kalau dia salah paham gimana?" Naya tersadar dari lamunannya ketika selesai melaksanakan ibadah shalat isya, dia teringat Ghea dan teringat ciuman Juna yang membuatnya terikat janji suci pernikahan.

****

Keesokan harinya, Juna dan Naya ke sekolah seperti biasa. Mereka tampak biasa saja seperti orang asing, padahal mereka sudah menikah.

"Jun, kamu bareng ke sekolahnya sama Naya." ujar Yudha pada putranya yang sudah siap naik motor. Juna langsung mendelik sinis ke arah Naya, memberikan isyarat padanya.

"Gak usah om, lagian saya biasa ke sekolah bawa sepeda kok." tolak Naya saat ia menyadari tatapan Juna padanya. Naya peka akan hal itu. Dia lugu, polos, tapi dia tak bodoh. Jangan lupakan bahwa Naya adalah juara kelas dan juara umum di sekolahnya dulu.

"Kamu berangkat sama Juna, kalau orang-orang tanya kenapa kalian berangkat bareng. Bilang aja searah." ucap Yudha pada Naya tegas.

"Tapi om--"

"Satu lagi panggil saya Papa," Yudha mengusap kepala Naya dengan lembut.

'Anak ini baik sekali dan dia juga cerdas, semoga Juna bisa belajar darinya. Mereka harus sering bersama' batin Yudha. Ia sudah menyelidiki tentang Naya sebelumnya, gadis itu adalah gadis mandiri, baik hati dan juga cerdas. Hanya sayang, dia berasal dari keluarga kurang mampu.

"I-iya om."

"Juna, berangkat bareng Naya!" seru Yudha seraya menatap tajam pada putranya.

"Tapi pa--aku--"

"Arjuna Wisesa Mahardika!" sentak Yudha yang membuat Juna tak bisa bicara lagi. Tanpa bicara apapun, Juna melempar helm berwarna pink kepada Naya.

'Sumpah sial banget hidup gue, nikah sama si mata empat. Motor gue yang suci ini juga harus di naikin sama dia. Kursi belakang motor gue ini kan buat ayang Ghea. Habis ini motor gue harus mandi kembang 7 rupa' batin Juna mengumpat, seolah Naya adalah makhluk paling sial di untuknya muka bumi ini.

"Naik, buruan!" ujar Juna terpaksa.

"I-iya."

Yudha melihat Naya naik motor Juna , kemudian dia tersenyum. Yudha juga naik ke mobilnya karena ia akan berangkat ke kantor. Setelah mobil papanya menjauh dari motor Juna, pria itu langsung memberhentikan motornya di dekat jalan raya keluar dari kompleks perumahan elit itu.

"Turun lo!" tukas Juna.

"Tapi kan belum nyampe sekolah, masih jauh." gumam Naya bingung.

"Gue ada urusan, turun lo! Lo naik taksi, angkot, apa ojeg kek." Juna melepaskan helm yang ada di kepala Naya dengan kasar. Kemudian dia mengusap-usap helm itu dengan hati-hati.

Naya pun turun dari motor, ia kesal pada Juna. Selalu saja bertengkar dengan pria itu. Apa salahnya sehingga Juna begitu membencinya? Setelah Naya turun dari motor, Juna langsung pergi dari sana meninggalkan Naya sendirian.

"Tau gini aku naik sepeda tadi! Nyebelin banget kamu, Juna." gerutu Naya kesal. Naya pun berjalan ke depan, untuk menunggu angkot lewat.

"Naya? Lo kok ada disini?" tanya seorang pria yang mengendarai motor sport berwarna putih.

"Eh?" Naya melihat ke arah pria berseragam putih abu itu.

####

Juna sendiri tidak langsung ke sekolah, dia otw ke rumah Ghea. Hari ini ia akan menyatakan cintanya pada Ghea, tanpa menunggu ulangan tengah semester. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba.

Tepat saat Juna memberhentikan motornya di depan gerbang rumah Ghea. Gadis itu baru saja akan berangkat sekolah.

"Hai Ghe."

"Juna? Ngapain lo disini?" tanya Ghea sinis.

...***...

Berhasilkah Juna menyatakan cintanya? 🙈 siapa pria yang pakai motor putih?

Terpopuler

Comments

Tini Timmy

Tini Timmy

hati-hati Juna ntar Bucin SMA Naya😅🤭

2023-02-05

3

Bila

Bila

Siapa yang pakai motor putih? apa bucinnya Naya 🤣

2023-01-06

2

Riani

Riani

Kak yang ini belum up

2023-01-05

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!