Bab 14. Mata empat cantik juga

...🍀🍀🍀...

"Buaahahahaha..."

Juna urutkan keningnya mana kalau dia mendengar suara tawa yang pecah dari Naya. "Hey! Lo kok malah ketawa sih? Emangnya ada yang lucu dari omongan gue?"

"Ya, lucu...lucu banget. Oh ya...barusan kamu bilang apa? Istri? Siapa yang istri kamu?" Naya berusaha menanggapi ucapan Juna dengan santai, dia tidak mau memiliki banyak beban pikiran hanya karena kata-kata Juna yang selalu pedas padanya. Kali ini pun pasti Juna hanyalah bercanda. Mana mungkin Juna mau mengakui Naya sebagai istrinya. Rasanya tidak masuk akal.

"Lo lah istri gue!" sentak Juna kesal, sebab pria itu bicara serius tapi Naya malah bercanda.

'Istri sah? Aku gak boleh deket sama cowok lain tapi dia pacaran sama cewek lain. Dia wow banget' batin Naya jengkel.

Kali ini Naya yang serius, tawanya hilang begitu saja dan atensinya tajam pada Juna. "Hey Arjuna Mahabarata, apa kamu lupa dengan ucapan kamu? Kamu bilang kalau aku tidak boleh berharap lebih sama kamu, bersikap seperti istri kamu dan kita tidak lebih dari orang asing yang menikah diatas kertas." jelas Naya sebal.

"Itu benar, tapi tetap aja kita suami-istri. Jadi jaga kelakuan lo sama cowok lain, jangan genit. Ya, meskipun lo kegenitan sih...pastinya gak akan ada cowok yang TERTARIK sama modelan kayak lo." ejek Juna seraya menyilangkan kedua tangannya di dada, menunjukkan betapa arogannya pria itu.

Naya tercekat, ia pun melempar bantal sofa ke arah Juna dan dengan sigap ditangkap oleh cowok itu. Naya kesal, selalu saja Juna mengejeknya.

"Aku pastikan, pasti ada yang suka sama aku kok. Kamu lihat aja!" cetus Naya geram.

"Gak akan, bweekk...." Juna menjulurkan lidahnya. "Kalaupun ada cowok yang mau deket sama lo pasti karena kasihan doang." cibir Juna dengan senyuman menyeringai di bibirnya.

"Pasti ada, semua orang udah diatur jodohnya sama yang kuasa. Jodohku pasti bukan kamu, dasar nyebelin!!" Naya marah-marah, setelah itu ia kembali ke kamarnya untuk berganti baju seragam. Juna hanya tersenyum sinis saat melihatnya.

Malam ini hanya ada mereka berdua di rumah, sebab pembantu rumah tangga selalu pulang pada sore hari.

"Juna! Hey!" seru Naya sambil menggedor-gedor pintu kamar Juna, ia baru saja selesai shalat isya.

Dari dalam kamar itu terdengar musik yang keras, musik rok dan Juna sedang asyik joged joged dan bernyanyi dengan tubuh telanjang dada.

🎶🎶🎶

"Akulah Arjuna...yang mencari cinta...wahai wanita cintailah aku....akulah arjuna yang mencari cinta....wahai wanita cintailah aku!!" teriak Juna bernyanyi dengan bebas, tak lupa kaki, tangan dan kepala bergerak-gerak.

Dari luar kamar, Naya mulai gusar sebab Juna tak kunjung membuka pintunya. "Juna, kamu mau makan apa Jun? Buka pintunya Jun! HEY! Kamu denger aku gak sih?"

Kaki Naya menendang-nendang pintu kamar Juna, ia berkacak pinggang. Gadis itu mendengus kesal. "Ish...ya Allah gusti, ini anak! Udah malam masih kayak gitu!" ujar Naya kesal.

Akhirnya Naya pun memegang kenop pintu kamar Juna, sebelum Naya menariknya. Pintu itu sudah terbuka lebar.

"Woaahhh!!" Naya terkejut bukan main, karena Juna membuka pintunya tiba-tiba. Kemudian tubuhnya pun oleng ke depan.

Dan...

BRUGH!!!

Naya terjatuh di atas tubuh Juna yang bertelanjang dada itu. Keduanya sama-sama terdiam, ketika kedua wajah mereka berdekatan dan mata saling menatap. Kacamata Naya juga terjatuh dan kini memperlihatkan bola mata yang iris berwarna coklat muda itu.

Jirr...si mata empat, dia cantik juga. Matanya bagus banget. batin Juna terpana melihat mata indah Naya yang polos dan selalu tertutupi oleh kacamata sebelumnya. Ia merasa Naya cantik.

'Ya Allah gusti, kenapa aku deg-deg gini? What happened sama hatiku ini, ya Gusti?' batin Naya bingung.

...****...

Spoiler...

"Sorry Nay, gue telat.

"Iya gak apa-apa kok, tapi lain kali kalau kamu mau jalan sama Ghea. Jangan janji mau jalan sama aku juga, kalau kamu gak bisa tepati." kata gadis itu sakit hati.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***