..."Gue sama si Naya, kita udah NIKAH! Puas Lo!" teriak Juna tepat didepan wajah Gara. Gara melepas cengkraman tangannya, ia masih berekspresi datar....
Damar membeku setelah mendengar itu, Naya marah dan Gara masih belum menunjukkan ekspresi apapun saat Juna mengatakan bahwa ia dan Naya sudah menikah.
Juna sendiri terkejut dengan apa yang dikatakannya barusan, tanpa sadar ia mengungkapkan rahasia pernikahan antara dirinya dan Naya yang seharusnya menjadi rahasia saja. Dan kini Gara mengetahuinya, bukan hanya Gara tapi juga Damar.
"Ga-gara...itu..." Naya menatap Gara dengan wajah pucatnya.
"Pfuttt..... hahahaha."
Gara, pria itu malah tertawa bukannya mencecar Naya dan Juna dengan berbagai pertanyaan. Naya dan Juna terkejut melihat reaksi Gara ini.
"Lo sama dia udah nikah? Hahaha...sumpah ini gak lucu, cowok tengil." Baru saja Gara tertawa, namun dengan cepat Gara merubah raut wajahnya jadi dingin pada Juna. "Lo pikir ini dunia novel? Lo pikir ini sinetron, hah?"
"Gue...gue serius, gue sama si Naya udah nikah!" Juna bukannya menyangkal, disaat Gara sepertinya tak percaya dengan pernikahan Naya dan pria itu. Juna malah mengakuinya dan dia berharap Gara bisa menjaga jarak dari Naya.
Gara mendecak tak percaya dengan ucapan Juna, baginya ucapan Juna hanya angin lalu dan modus saja. Ia putuskan untuk mengacuhkan Juna saja. "Nay, aku balik ya...tolong salamin sama Bu Ningsih, semoga dia cepet sembuh." Gara pamit pada Naya.
"Hey! Gue lagi ngomong! Gue benaran udah nikah sama si Naya, terserah lo percaya atau enggak. Gue nikah karena di gerebek warga, saat itu gue dan Naya ciuman." jelas Juna setengah berteriak pada pria itu.
Sementara itu Damar tercengang mendengar semuanya, ia nampaknya percaya dengan apa yang dikatakan oleh Juna. Saat itu ia sendiri melihat kalau Naya dan Juna digererek warga, tapi kalau sampai disuruh buru-buru nikah? Apa kesalahan Damar begitu fatal sampai Juna dan Naya benar-benar sudah menikah?
Tunggu...tunggu....setelah di pikir-pikir lagi. Kenapa Juna dan Naya tiba-tiba tinggal satu rumah? Kalau iya ibunya Naya bekerja disana, kenapa ibu Naya tidak tinggal di rumah Juna bersama Naya dan kenapa hanya Naya saja? Sial! Damar memiliki banyak pertanyaan, tapi pertanyaan itu terjawab dengan statement Juna yang mengatakan bahwa ia dan Naya sudah menikah. Kalau begitu, semua kejanggalan ini masuk akal. Dan cowok itu menduga bahwa Juna mulai ada rasa dengan Naya.
"Juna STOP!" Naya menatap Juna dengan marah. Sudah bagus Gara tidak percaya, tapi Juna terus bicara seolah ingin membenarkan bahwa mereka sudah menikah.
"Juna, jadi saat itu--saat digerebek warga...kalian dinikahin?" tanya Damar gugup, ia menunjukkan batang hidungnya pada 3 orang itu.
Naya semakin panik, ternyata Damar juga mendengar semuanya. Bagaimana ini? Naya takut beasiswanya akan dicabut, atau lebih parah tidak diterima di sekolah manapun jika dia ketahuan menikah saat masih sekolah.
"Iya, bener. Gue sama Naya udah nikah dan itulah sebabnya gue sama dia serumah." jawab Juna membenarkan.
"Ja-jadi ini rahasia yang selama ini lo sembunyiin dari gue, Choki dan Bian?" tanya Damar lagi, tersirat rasa bersalah di wajahnya kala itu. Gara melihat keseriusan dari pembicaraan itu, Juna yang percaya diri dengan ucapannya dan Damar yang serius bertanya. Membuat Gara mengurungkan niatnya untuk pergi dari sana dan memutuskan untuk mendengar semua sampai akhir.
"Iya...gue udah nikah sama Naya, tapi gue mohon sama kalian jangan kasih tau ini sama orang-orang di sekolah." kata Juna dengan raut wajah serius, meminta pada Damar dan Gara.
'Ya Allah, kesalahan gue...fatal banget. Gila! Si Juna sama si Naya jadi buru-buru nikah gara-gara gue' Damar terlihat merasa bersalah karena jebakan konyolnya, mereka jadi harus menikah. Damar pikir tak akan jadi seperti ini.
Lama mereka terdiam, Gara menatap Naya dengan menelisik. "Nay, benar kamu udah nikah sama Juna?" Gara kembali memastikan pada Naya, benar atau tidaknya ucapan Juna.
Naya menganggukkan kepalanya dengan berat hati. Dia tidak mungkin tidak mengakui suaminya sendiri, jika Juna sudah mengakui tentang pernikahan mereka.
"Sial!" umpat Gara kesal.
Gara pun pergi dari sana tanpa melihat ke arah Naya lagi. Gara juga mengajak Damar pergi dari sana, ia nebeng ke motor sepupunya itu. Melihat Gara pergi tanpa pamit dan mengumpat, membuat Naya sedih.
"Kamu sadar gak dengan apa yang kamu katakan barusan?" Naya melotot pada Juna.
"Kenapa lo marah sama gue? Lo gak suka kalau gue bilang sama si Gara-gara itu tentang status kita? Atau--lo emang suka deket sama dia?"
"Iya, aku suka deket sama dia dan aku gak suka kamu bongkar hubungan kita. Terus--kenapa kamu bilang sama Damar tentang ini juga? Apa kamu gila? Gimana kalau Damar bocorin ke semua orang di sekolah? Gimana kalau guru-guru atau bahkan kepsek tau tentang semua ini?" cecar Naya dengan berlinang air mata.
"Ya...itu..." Juna bingung mau bagaimana lagi menyangkalnya, ia memang salah. "Kita tinggal pindah sekolah yang jauh kalau kita ketahuan."
Naya mendesah pelan. "Haahh...mudah untuk kamu begitu, tapi nggak buat aku Juna. Hidup dan nasib kita berbeda. Kamu mungkin bisa pindah sekolah ke sekolah yang bagus, keluar negeri pun pindah...kalau seandainya pernikahan kita ketahuan. Tapi buat aku--semuanya sulit Jun. Aku kehilangan beasiswa, aku bakal nyusahin ibu lagi...hidup ini udah cukup sulit."
Benar, Naya dan Juna berasal dari dunia berbeda. Semuanya mudah bagi Juna, semuanya mudah bagi orang yang punya uang. Tapi tidak untuk Naya, saat ia masuk ke SMA Pancasila dia harus berjuang mati-matian dengan jalur beasiswa. Dia ingin menyelesaikan sekolah dengan tenang, lalu kuliah di universitas ternama dan membahagiakan ibunya, namun Juna tak ada dalam skenario hidupnya.
"Nay...gue..."
"Mending kamu pergi dari sini, Juna...hiks..." Naya tidak bisa menahan air matanya lagi. Beruntung ibunya sedang tidur di dalam rumah. Semoga ia tak melihat dan mendengar semua ini.
"Gue gak bisa pergi, gue gak mungkin ninggalin lo dalam keadaan kayak gini. Dan gue kesini mau jenguk ibu." cowok itu ingin menyentuh Naya dan menghiburnya, tapi dia bukanlah orang yang tepat untuk menghibur Naya.
"Gak usah! Mending kamu pergi aja sama Ghea, daripada kamu ngurusin aku disini. Aku baik-baik saja tanpa kamu," ketus Naya. "Kamu juga tidak pernah menghargai pernikahan kita, tapi sok sokan ngaku di depan mereka." tambahnya lagi sambil terisak.
Sayangnya Juna yang emosian, menanggapi hal itu dengan pikiran lain-lain. Ia beranggapan bahwa Naya benci padanya dan ingin ia menjauh. "Oke kalau itu mau Lo, gue bakal menjauh dari lo. Terserah lo mau tinggal dimana juga gue gak peduli, lo mau siapa juga gue gak peduli. Lo tenang aja, gue bakal pastiin beasiswa lo aman dan rahasia pernikahan kita juga aman. Biar lo bisa bebas deket sama si Gara-gara! Puas lo!"
Ya, namanya juga anak masih labil kan? Mudah marah, mudah terpancing oleh kata-kata. Itulah Juna dan Naya juga membiarkannya. Ia sudah cukup kesal, seba Gara mengetahui semua ini.
****
3 hari Naya lalui tanpa bicara sepatah katapun dengan Gara. Gara dingin padanya, biasanya hanya pada orang lain saja tapi kini padanya juga. Meski mereka satu kelompok belajar, tapi Naya tetap tidak bisa bicara dengan Gara. Lalu bagaimana dengan hubungannya dan Juna? Naya mengacuhkan Juna, meski sesekali Juna mengajaknya bicara. Pria itu berkata tidak mau peduli lagi, tapi dia tetap mempedulikan Naya dari kejauhan.
Yudha, papa Juna juga selalu memperhatikannya bahkan beberapa kali ia menawarkan uang bekal pada Naya. Gadis itu menolak.
.
.
Hari ini semua siswa kelas XI SMA Pancasila akan pergi study tour. Semua siswa ikut kesana, kecuali Naya. Naya tidak punya uang untuk ikut, ia memutuskan untuk di rumah saja bersama ibunya.
"Kamu ikut aja Nay, ibu punya uang kok." kata Ningsih sambil mengemasi baju-baju Naya yang akan di bawanya ke study tour.
"Mending aku bantu ibu aja di rumah." ucap Naya santai.
"Nak, katanya kamu mau buat ibu bangga? Kamu harus pergi dong study tour, ini juga berpengaruh sama nilai kamu kan?" kata Ningsih pada putrinya. "Kamu ganti baju sana, Juna udah ada didepan jemput kamu."
"Ju-Juna?!" sentak Naya terkejut.
"Kenapa kaget gitu? Juna kan suami kamu, wajar kan kalau dia jemput kamu. Udah sana ganti baju, sebelum bus study tour ada di sekolah." kata Ningsih sambil tersenyum pada putrinya.
Ningsih terus membujuk putrinya untuk ikut study tour ke Jogjakarta, bahkan pihak sekolah juga sudah mengatakan bahwa biaya untuk study tour digratiskan bagi siswa berprestasi seperti Naya. Naya heran, kenapa bisa sekolah menggratiskan biayanya?
Setelah bersiap, Naya pun pergi dengan bekal uang sedikit dari tabungannya dan ditambah dari ibunya juga. Naya benar-benar di jemput oleh Juna, tapi tidak dengan Juna saja disana. Ada pak Yudha dan Bu Rima juga dengan mengendarai mobil.
Tanpa ada obrolan di dalam perjalanan, Juna dan Naya pun sampai di sekolah dan bus sekolah sudah menunggu disana. Mereka sengaja berhenti jauh dari sekolah, agar tidak ada yang tau mereka berangkat bersama.
Juna dan Naya masih sama-sama diam, bahkan saat semua siswa berkumpul didepan bus. Setelah di absen oleh guru, semua siswa memasuki bus masing-masing.
Naya dan Andra naik bersamaan, Gara ada didepan mereka berdua bersama Juna Ghea. Saat Naya akan hendak memilih tempat duduk, ia kebingungan sebab semuanya sudah penuh kecuali tempat duduk disamping Gara.
"Ma-maaf, aku boleh duduk disini nggak? Tempat duduk yang lain udah--aakhhh!!"
Naya terkejut karena tiba-tiba saja ada seseorang yang menubruk tubuhnya hingga ia jatuh tepat ke pangkuan Gara. Sontak semua orang dalam bus langsung bersorak melihat posisi mereka yang bisa bikin salfok itu.
"Cie...cie...haha...Gara Naya ni yeh...wikwiw..."
"Jadian...jadian jadian!!" teriak heboh beberapa siswa yang duduk di kursi belakang.
Sementara Gara dan Naya masih betah dalam posisi itu. Kedua netra mereka bertemu dengan intens. Tak bisa dipungkiri, Gara tak bisa jauh dari Naya. Kali ini ia tekadkan akan tetap dengan Naya meski gadis itu sudah menikah.
"Gar..."
"Nay, maafin aku."
Di kursi depan, ada tatapan tajam yang mengarah pada mereka berdua. Dia mengepalkan tangannya dengan erat.
...****...
Hai Readers, maafkan author ya mungkin bab ini agak datar 🤧 author mood nya lagi bad 😬 Tapi bab ini panjang loh, jangan lupa dukungan kalian, ini hari Senin 🤧😪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Uyhull01
sadar jun sadar knpa pula kmu marah, tuu kmu berduaan sama Ghea kan,
2023-01-18
1
Joanita Permata Sari
lanjutinnnnnn thooorrr
2023-01-17
2
⸙ᵍᵏoᷡuͦbᷡliͣer༄༅⃟𝐐
gmn babang Juna panas panas
2023-01-17
2