Bab 4. Buru-buru Nikah

...🍀🍀🍀...

Beberapa menit yang lalu sebelum kejadian, Juna yang akan kerja kelompok bersama Naya, Ghea dan Andra. Terlihat sedang bermain game PlayStation bersama dengan Damar dan Bian. Bian pulang duluan sebab ibunya sudah menelpon Bian untuk menjemputnya di toko swalayan. Walaupun anak geng, tapi Bian anak yang takut mamanya. Jangan lupa ada orang yang bilang kalau marahnya emak-emak itu menyeramkan, bahkan ada juga yang bilang emak-emak itu adalah penguasa jalanan. Nah, dan tersisa lah hanya Juna Damar yang ada disana.

Mengetahui Ghea dan Naya yang akan datang. Damar pun menyusun rencana yang berawal dari iseng agar Ghea salah paham pada Juna dan jadi ilfeel dengan cowok itu. Jahat memang! Damar mencampurkan sesuatu didalam minuman Juna sebelum pria itu pamit dari rumah Juna. Kebetulan hari itu Juna juga sedang sendirian di rumah, kedua orangtuanya masih di luar. Ada sih pembantu rumah tangga, tapi mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Rencana Damar seperti di dukung oleh Tuhan, mungkin oleh takdir dan lihatlah sekarang! Juna dan Naya terjebak dengan sangat parah ketika para warga tiba-tiba datang dan memergoki mereka berciuman. Tidak! Sebenarnya bukan berciuman, tapi Juna yang mencium Naya dan ini pertama kalinya ia mencium seseorang.

"I-ini tidak seperti yang kalian pikirkan...tolong dengarkan dulu penjelasan--" Juna memegang kepalanya yang terasa penat itu. Pandangannya berkunang-kunang, sesaat ia pikir Naya adalah Ghea.

'Sial! Sebenarnya ada apa sama gue? Kenapa kepala gue pusing gini?' batin Juna heran.

"Gak usah banyak alasan! Kalian sudah jelas-jelas berzina dan mengotori wilayah komplek ini! Pak RT, pak RW, mending anak-anak ini di bawa aja ke kantor lurah." usul seorang warga berapi-api.

"Iya benar pak! Bener!" sahut beberapa warga setuju.

Naya tak bisa menahan tangisnya lagi, sungguh ia benar-benar takut dengan apa yang akan terjadi sekarang. Apalagi kalau ibunya sampai tau, bisa matilah dia.

'Ya Allah, aku harus gimana?' batin Naya takut.

Ditengah riuh warga di rumah besar itu, datanglah sepasang suami-istri menghampiri Juna dan Naya. Mereka adalah orang tua dari Juna yang baru saja pulang. "Ada apa ini bapak-bapak, ibu-ibu kenapa kalian berkumpul di rumah saya dan menyeret anak saya?" tanya pak Yudha pada warga yang menyeret tubuh Juna.

"Baguslah pak Yudha dan Bu Rima sudah datang. Anak bapak dan anak gadis ini, mereka ketahuan berzina pak."

"APA? Anak saya berzina? Dengan anak culun ini?" kata Rima tercengang tak percaya dengan tuduhan warga. Apalagi saat melihat tampilan Naya yang kampungan itu. "Juna kamu gak mungkin kan?" tanya Rima pada putranya.

"Iya Ma, ini semua salah paham...ini gak seperti itu kejadiannya." pria itu, Juna memeluk mamanya. Meminta perlindungan, sementara Naya ia merasa ketakutan dan tak ada seorang pun melindunginya.

"Maaf bapak-bapak ibu-ibu, sepertinya ada kesalahpahaman. Anak saya tidak mungkin melakukan itu." kata Yudha berusaha untuk menenangkan. Ia juga tak percaya anaknya berbuat mesum. Tapi penjelasan Yudha Sama sekali tidak didengar oleh warga. Mereka terlanjur melabel Juna dan Naya sebagai pasangan muda yang mesum.

Ketika Juna dan Naya akan diarak keliling komplek menuju ke kantor desa. Yudha pun kembali bicara sebelum semua masalah melebar. "Ibu, bapak, tolong tenang!"

"Maaf pak Yudha, Bu Rima, saya selaku ketua RW disini tidak bisa mentolerir dengan apa yang anak kalian lakukan. Apalagi kami melihat sendiri apa yang dilakukan oleh anak ibu dan gadis ini. Mereka berciuman bibir dan berpelukan, sungguh tidak ada akhlak!" ujar pak ketua RW itu dengan berapi-api.

"Iya benar, nikahin aja mereka. NIKAHIN!" sentak warga dengan kompak.

Keributan sudah tidak terkendali. Akhirnya Yudha mengambil keputusan. "Baik! Saya akan menikahkan anak saya dengan anak gadis ini,"

"Jangan bicara sembarangan pak! Bapak bicara begini untuk mengelabui kami?" tanya seorang warga tak percaya.

"Saya akan menikahkan mereka sekarang juga! Saya tidak berbohong, saya janji." ucapan Yudha seketika membuat Naya, Juna dan Rima tercengang.

Naya terlihat tegang dan bingung, ia gadis yang tak tahu apa-apa. Malah dihadapkan pada situasi seperti ini. Menikah? Ya Tuhan mereka kan masih sekolah? Ini pasti bercanda. Pikirnya.

Juna angkat bicara. "Gak pah! Aku gak mau nikah sama si mata empat! Ini..."

Plakkk!

Yudha memukul wajah putranya dan akhirnya mereka yang ada disana jadi bungkam. Dan saat itu juga ibu dari Naya yaitu Bu Ningsih dipanggil kesana, ia sangat terkejut setelah mendengar semua warga membicarakan putrinya yang sudah berzina dengan seorang pria. Mereka pun harus buru-buru menikah.

Percuma menolak mati-matian, keadaan tidak bisa menolak dan memaksa mereka untuk menikah. Ijab kabul di ucapkan Juna didepan penghulu dengan hati yang marah dan tidak ikhlas. Mereka menikah secara hukum negara dan agama, sebab keduanya sudah berusia 17 tahun. Salah, Juna sudah berusia 18 tahun dan jangan lupakan dia tidak naik kelas 2.

Pria itu bahkan terlihat dingin dan tidak tersenyum sama sekali, sama halnya dengan Naya yang di rias seadanya. Naya bahkan berkaca-kaca sedari tadi. Mereka berdua tidak percaya bahwa semua ini akan terjadi.

'Sial! Kalaupun gue harus nikah muda, harusnya gue nikah sama Ghea bukan sama si mata empat' batin Juna mengumpat Naya, ia terus menatap tajam Naya.

'Ya Allah, gimana sekolahku udah ini? Aku dan Juna udah nikah' Naya berpikir sekolahnya nanti.

****

Usai pernikahan itu, para orang tua mulai berbicara tentang masa depan Naya dan Juna. Yudha dan Bu Ningsih menetapkan beberapa aturan untuk Juna dan Naya.

"Begini pak, Bu, karena anak kita masih sama-sama sekolah. Saya ingin kedua anak kita tidak tidur dalam satu kamar, mereka masih muda. Terlebih lagi anak saya baru 17 tahun, ya walaupun mereka sudah menikah." kata Ningsih sambil menghela nafas.

"Ibu benar, saya juga setuju Bu. Sampai kelulusan SMA, mereka tidak boleh melakukan hubungan di luar batas. Dan pernikahan ini juga harus dirahasiakan." ucap Yudha.

"Ya, mama juga setuju pah. Memang harus dirahasiakan." timpal Rima dengan wajah juteknya.

'Ya, setelah mereka menikah setahun. Aku akan membuat Juna dan gadis kampung ini bercerai' batin Rima.

Setelah pembicaraan itu, Ningsih berpamitan pada semua keluarga Mahardika, juga termasuk pada anaknya yang kini sudah menjadi menantu di keluarga itu. Ningsih menangis, ia berat meninggalkan Naya di rumah itu. Kenapa ia harus meninggalkan Naya disana? Itu karena Yudha mengatakan dia akan bertanggungjawab atas Naya dan Naya adalah bagian dari keluarga Mahardika.

"Ibu...jangan pergi Bu, jangan tinggalin Naya disini...maafin Naya Bu. Naya udah buat ibu kecewa, tapi benaran Bu. Naya gak pernah berbuat mesum sama Juna." Naya memegang tangan Ningsih, bulir air mata terus jatuh membasahi pipinya.

"Iya, ibu tau anak ini gak akan akan mungkin melakukan itu. Tapi Nay, ini semua sudah terjadi...jadi kamu jalanin semuanya." kata Ningsih seraya memeluk putrinya. Biasanya dia akan mengomel banyak bila Naya berbuat salah. Tapi kali ini kenapa dia malah menangis bukannya marah, Ningsih malah terlihat sedih.

"Dengerin ibu nak, sekarang kamu adalah seorang istri dan juga seorang menantu. Kamu harus nurut sama suami dan mertua kamu. Dan kamu tenang saja, kamu masih bisa bertemu ibu kok. Kapan saja kamu mau pulang, ibu akan senantiasa menerima kamu." Ningsih terisak, namun bibirnya tersenyum.

"I-iya Bu...hiks..." Naya menangis.

"Kamu jaga diri baik-baik."

Ningsih pun pergi dari sana setelah ia mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Naya sekarang adalah seorang istri dan menantu.

Naya, gadis itu masih berada di luar rumah meski hari sudah mau gelap. Ia masih menangis, menatap kepergian ibunya. Sungguh, hari ini hidupnya berubah dalam sekejap mata. Takdir seolah mempermainkannya. "Harusnya aku gak datang kesini, harusnya aku gak masuk duluan ke rumah...ini semua pasti...hiks.."

"Hey! Ngapain lo masih disini? Papa gue nyuruh lo masuk." hardik Juna seraya mendekati Naya.

"Ckckck...pake nangis segala lagi. Harusnya gue yang nangis karena gue nikah sama lo." ucap Juna sarkas, dia semakin benci pada Naya.

Naya menyeka air matanya,ia menatap Juna dengan tajam. "Jangan lupa, kalau kamu yang cium kamu dan buat semua ini terjadi. Juna!" serka Naya marah. "Kamu pikir, aku mau nikah sama cowok gak ada akhlak kayak kamu?"

"APA?!"

****

Ketika Juna dan Naya tengah bertengkar di hari pertama mereka menikah. Damar sedang bahagia karena Juna, penghalangnya untuk mendekati Ghea sudah terhempas. Bahkan tadi Damar bisa jalan berdua bersama Ghea yang tadi sedang sedih karena Juna.

"Asyik! Gue bisa deketin Ghea dengan bebas. Eh... tapi tunggu, apa mereka bakal dinikahin ya? Ah gak mungkin kan mereka nikah! Gue cuma iseng manggil warga biar heboh doang." Damar tidak tahu bahwa isengnya ini sudah membuat ikatan antara Naya dan Juna.

...****...

Spoiler...

"Ghe, gue cintanya sama lo! Gue cium dia karena gue pikir dia itu lo!"

Terpopuler

Comments

Inha

Inha

Si juna Subhanallah galak bener

2023-01-06

3

Tiahsutiah

Tiahsutiah

ku doa kan kau damar supaya gea ga jadi milik mu😏lebih baik gea sama orang lain aja, asal janga sama loh damar🙄 dan juna ttp sama Naya

2023-01-04

1

pembaca novel

pembaca novel

Si Damar gak waras, isengmu membuat Juna dan Naya nikah

2023-01-04

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 48 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!