Diandra memegang kepalanya, Ia langsung merasa pusing karena tidak mengerti kenapa semua tempat berubah, tempat potong rambut Pak Jailani juga terlihat masih bangunan baru.
Diandra terduduk di jalanan, Niko langsung mendekat.
"Rumah kamu mana?" tanya Niko yang terlihat khawatir saat air mata mulai menetes di wajah cantik Diandra.
"Aku ingat sekali kalau rumahku di tempat ini tapi kenapa gak ada bangunannya," ucap Diandra
Niko mengeluarkan jam tangannya dari dalam tas dan langsung melihat jam.
"Aku harus segera pulang, ini sudah pukul 10 malam, bisa-bisa Ibu marah lagi," ucap Niko
Niko bangkit ingin pergi, tapi Diandra menahan tangannya.
"Jangan pergi," ucap Diandra dengan wajah melas.
Niko melihat ke arah wajah Diandra yang tidak terlalu jelas, tapi dari suaranya terdengar sangat sedih.
"Ayo ikut ke rumahku dulu, besok baru kita cari rumah kamu lagi," ucap Niko sambil membantu Diandra berdiri.
Diandra mengangguk.
Niko sudah naik ke atas sepeda, "Ayo naik,"
Diandra naik ke sepeda, saat Niko sudah menjalankan sepedanya, Diandra kembali menatap ke arah tempat yang seharusnya berdiri rumah peninggalan orang tuanya.
Diandra langsung menangis keras.
Niko panik karena ini sudah hampir tengah malam.
"Hey berhentilah menangis, nanti orang dengar aku bakal dikira ngapa-ngapain kamu lagi," ucap Niko
Diandra semakin keras nangisnya, Niko langsung berhenti mengayuh sepeda.
"Berhenti gak, kalau gak aku tinggalin kamu di sini," ucap Niko kesal
Diandra memeluk pinggang Niko dengan erat, "Gak mau,"
"Kalau gak mau, maka hentikan tangisan kerasmu itu, berisik tau gak sih," ucap Niko yang kembali mengayuh sepedanya.
"Iya, ini sudah berhenti kok," ucap Diandra yang langsung mengulumkan bibirnya.
Setelah hampir setengah jam mereka pun sampai di depan rumah Niko, Diandra melihat rumah kayu yang sederhana.
"Ayo masuk," ucap Niko sambil menarik tangan Diandra.
Di dalam rumah, Ibunya Niko mendengar suara Niko di luar, Ibunya langsung mengambil sapu lidi dan buru-buru membuka pintu tanpa melihat apapun Ibunya langsung berlari memukulnya.
"Telat lagi, telat lagi pulangnya, kan sudah Ibu bilang paling lama pulang pukul 9 malam," ucap Ibunya sambil terus memukul lengan kiri Niko dan kaki kirinya.
"Aw.. aw..sakit Bu, dengar dulu penjelasan Niko Bu," ucap Niko sambil meringis kesakitan.
Diandra hanya bingung melihat keduanya.
Ibu Niko bernama Rahma, Bu Rahma berhenti memukul Niko, Ia melihat ke arah Diandra dan langsung melihat ke arah tangan mereka, saat melihat Niko menggenggam tangan seorang perempuan, Ibunya kembali memukul Niko.
Diandra melepaskan tangannya dari genggaman Niko.
"Kamu masih SMA kenapa sudah bawa seorang gadis, kamu apakan lagi hingga kotor begini," ucap Bu Rahma
"Tunggu Bu, tunggu, saya gak diapa-apain sama anak Ibu, tadi saya tersesat dan dia menemukan saya di jalan, saya gak tau jalan pulang makanya diajak kesini," ucap Diandra yang sontak membuat Ibu Niko berhenti memukuli Niko.
"Tu Bu dengar, jangan main pukul aja, didengar dulu," ucap Niko
"Sudah sebesar ini gak tau jalan pulang?" tanya Bu Rahma sedikit gak percaya
"Saya tau alamat rumah saya, tadi saat kami datangi rumah itu gak ada," ucap Diandra
"Pasti kamu penipu ya yang ingin mengambil organ dalam manusia untuk dijual seperti rumor-rumor yang beredar saat ini," ucap Bu Rahma
"Gak kok Bu, memang wajah saya ini pantas jadi penjahat, gak kan Bu," ucap Diandra sambil memegang wajahnya.
"Benar juga sih, mana ada penjahat organ secantik kamu," kata Bu Rahma
"Benar," ucap Diandra sambil mulai tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
sun-rise🌻
4p4 nico 4y4h di4ndr4 p4s mud4
2022-11-04
0
Risna
lanjut
2020-08-07
2
iffah_AZ19May
Thor, Niko mengeluarkan ponselnya di taun 1998 g ada ponsel say 😁 Maaf 🙏
2020-06-15
6