Melihat bos nya keluar, Riska bergegas bangkit mengangkat berkas yang di meja. Ia berjalan menuju vegas.
Bruuk.
"Akkhh maaf kan saya tuan." Riska terjatuh manja di bawah kaki ceo nya.
"Punguti berkas anda nona! Jangan teledor jika berjalan lain kali." Ujar kayra asisten sekaligus sepupu nya vegas.
"Maaf kan saya nona, Saya tidak sengaja." Riska membungkuk kan tubuh.
Entah sengaja atau tidak, Saat membungkuk kan tubuh. Kemeja putih nya turun kebawah bagian dada, Sehingga buah semangka nya tampak keluar.
Vegas langsung melangkah pergi di ikuti oleh kayra, Tidak ada minat sedikit pun untuk melihat atau pun melirik pemandangan indah tersebut.
"Sialan! Dia tidak peduli." Rutuk riska mengancing kan lagi baju nya.
Seluruh kantor sangat ingin bisa bicara pada vegas, Terutama karyawati. Memiliki wajah yang tampan, Membuat vegas sangat di gandrungi kaum hawa.
*****
Pukul delapan malam.
Sarah sudah selesai menyajikan berbagai macam makanan untuk santap malam, Setelah siap ia masuk kamar nya untuk mandi dulu.
Dalam bayangan cermin ia melihat pantulan wajah nya, Mata yang bengkak karena terlalu banyak menangis.
"Apa mas dimas akan tetap mencintai ku?" Bisik hati sarah.
Sarah memang sangat bergantung dengan keluarga susanto, Karena ia sejak kecil sudah di adopsi. Walau pun dulu sarah lebih kearah pembantu dari pada anak di rumah ini. Karena ayah dimas memang tidak menyukai nya.
"Aku berserah padamu ya allah." Batin sarah bergegas menyiram tubuh nya.
Usai mandi ia keluar untuk memakai baju, Ternyata dimas sudah duduk di tepi ranjang sambil bermain ponsel.
"Kapan pulang mas?" Tanya sarah ragu untuk mendekat.
"Baru saja." Jawab dimas tersenyum menatap istri nya.
"Ya sudah mandi dulu, Aku mau pakai baju." Ucap sarah.
Dimas mengangguk sambil menatap sedih kearah hilang nya sarah, Ia memang sangat mencintai istri nya. Dari dulu sampai sekarang rasa cinta nya masih tetap sama.
Tidak ingin larut dalam kesedihan, Dimas masuk kamar mandi dan mengguyur tubuh kekar nya.
Usai memakai baju, Sarah membawa kan baju ganti untuk suami nya. Sambil menunggu dimas usai mandi, Ia bercermin memaki bedak bayi.
"Cepet banget mandi nya mas." Ujar sarah melihat dimas keluar.
"Iya, Lagi enggak enak badan." Jawab dimas mengusap rambut.
Lagi sarah terdiam karena canggung untuk bersikap seperti biasa nya, Sarah takut kalau dimas sekarang menjaga jarak dengan nya.
"Mikirin apa?" Tanya dimas mendekati sarah yang termenung.
"Tidak." Sarah menggeleng pelan.
"Tidak usah terlalu di pikir kan masalah tadi." Ujar dimas membalik tubuh istri nya.
"Benarkah? Apa mas tidak peduli tentang hal itu?!" Tanya sarah.
"Bohong jika mas tidak peduli, Tapi mau bagai mana lagi sayang." Sahut dimas pelan.
Air mata meleleh dari mata sarah, Ia tahu jika dimas sangat lah kecewa. Bisa di lihat dari wajah nya sekarang.
"Jangan menangis, Kita hadapi sama sama." Ujar dimas merangkul sarah.
"Aku takut mas." Sahut sarah dalam pelukan suami nya.
"Takut kenapa hemm?"
"Aku takut jika mas akan meninggal kan aku." Sarah gemetar menahan tangis.
"Tidak usah takut! Mas tidak akan meninggal kan atau mencerai kan mu apa pun yang terjadi." Janji dimas.
"Sungguh?!"
"Iya sayang."
Seolah batu besar itu terangkat dari hati sarah, Ia merasa lega dengan jawaban dimas. Tidak ada rasa takut untuk di tinggal kan lagi oleh suami nya.
"Ayo kita makan malam dulu, Pasti ayah sama ibu udah nungguin kita." Ajak dimas.
Sarah mengangguk dan berjalan keluar kamar, Mereka bergandengan tangan menuju ruang makan.
"Lama sekali sih kalian." Rutuk ayah yandi.
"Maaf yah, Tadi ada percakapan sedikit." Jawab dimas.
"Percakapan apa? Percakapan tentang sarah yang mandul?!" Tanya ayah yandi pedas di telinga sarah.
"Apa?! Jadi sarah mandul, Waah tidak bisa punya keponakan dong aku." Sahut riska yang baru pulang.
"Riska! Duduk dulu." Bu nina menegur putri bungsu nya.
Sarah sudah tidak karuan perasaan nya saat ini, Selera makan pun sudah hilang entah kemana.
"Apa rencana mu kedepan nya dimas?" Tanya ayah yandi.
"Kita makan dulu dong ayah, Dimas udah lapar ini." Ujar dimas ingin lari dari pembahasan.
"Ayah tidak selera untuk makan! Jadi katakan pada ayah sekarang." Tegas ayah yandi.
"Apa yang perlu dimas katakan yah?" Tanya dimas bingung.
"Hidup mu itu sudah mapan, Rumah pun kau sudah bisa membeli. Bahkan mobil juga kau punya dua, Apa kata orang jika kau tidak punya anak dimas." Sentak ayah yandi.
Dimas memang sudah bisa membeli rumah sendiri walau pun sekarang di kontrak kan, Mobil nya juga ada dua. Satu di pakai riska dan satu nya ia pakai untuk bekerja.
"Kenapa harus peduli dengan omongan orang, Jika dimas saja sudah bahagia walau pun tanpa anak." Jawab dimas santai.
Hati sarah senang mendengar jawaban suami nya, Walau pun ia tahu jika dimas berdusta jika ia bahagia walau pun tanpa anak.
"Jangan bohong! Ayah tahu kalau kau kecewa karena istri mu ini mandul." Ujar ayah yandi menunjuk sarah.
"Kita tidak tahu kedepan nya yah, Siapa tahu nanti sarah bisa hamil." Sarah ikut bicara.
"Bisa hamil katamu? Kenapa kau sangat tidak tahu diri sekali sarah! Dokter sudah memvonis mu mandul." Sentak ayah yandi.
"Ayah sabar dong." Ujar bu nina menarik tangan suami nya.
"Kurang sabar bagai mana lagi aku hah?! Dulu kau menolak sela anak nya firman karena kau jatuh cinta pada anak yatim sialan ini, Dan sekarang saat dia tidak bisa memberi mu keturunan pun kau masih ingin mempertan kab nya!" Sentak ayah yandi kejam.
Sarah menutup mulut untuk menahan tangis karena ucapan ayah mertua nya, Sudah sering ia di hina oleh ayah yandi. Namun baru sekarang ia merasa sangat sakit.
"Ayah benar kak dimas, Untuk apa mempertahan kan rumah tangga kalian ini. Sudah lah tidak berpendidikan, Sekarang malah tambah mandul." Cemoh riska.
"Jaga ucapan mu riska! Kamu juga wanita." Sentak bu nina.
"Apa sih bu, Riska bener kok. Kodrat wanita itu kan memang melahir kan anak untuk suami nya, Lah dia apa guna nya dong." Jawab riska mengejek sinis.
Sarah tidak kuat lagi menahan hinaan ini, Ia berlari keluar dari rumah. Ia hanya ingin mencari tempat sepi untuk menangis mengeluar kan rasa sedih nya.
"Jangan di kejar dimas!" Teriak ayah yandi ketika melihat anak nya akan mengejar sarah.
"Kasihan sarah ayah, Dia juga sangat sedih sejak tadi." Ucap bu nina.
"Itu salah dia sendiri, Kenapa jadi wanita kok mandul." Jawab ayah yandi sangat egois.
Bu nina menahan ucapan nya karena tidak ingin jika sampai bertengkar dengan suami nya, Walau pun ia sangat kasihan dengan sarah yang pergi karena tidak kuat menahan hinaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Truely Jm Manoppo
oh Sarah .... nasibmu, yg sabarrr❤
2023-09-22
0
Yunerty Blessa
kau pasti menyesal Dimas kali sampai kau ceraikan Sarah..
2023-08-03
0
Dewa Rana
Thor, alangkah baiknya kalau huruf awal nama orang menggunakan huruf besar. Maaf tolong perhatikan ya Thor, anda menggunakan huruf besar tidak sesuai dg tempatnya seperti awal kalimat atau huruf awal nama orang
2023-04-19
0