The Sister

The Sister

Bab 1

Lila dengan sekuat tenaga menahan rintihannya saat Keinya sedang bertanya.

"Mamih, aku sedang tidak enak badan. Aku ingin istirahat setelah sholat. Jadi bolehkah aku sholat sendiri saja?"

Keknya dengan cepat menaruh tangannya di kening Lila. "Sayang, apa kau pusing?" tanya Keinya.

"Hanya sedikit, Mamih."

"Sebentar, Mamih akan mengambilkan Obat untuk mu." Saat Keinya akan turun dari ranjang. Tanpa sengaja, selimut yang dipakai Lila untuk menutupi lukanya melorot. Naasnya Keinya langsung bisa melihat tangan melepuh yang disembunyikan Lila.

"Ya Allah, Lila!" teriak Keinya yang kaget saat melihat luka melepuh ditangannya. Bahkan luka itu sedikit mengembung dan mengeluarkan nanah.

"Ma-mamih, aku tidak apa-apa," ucap Lila saat Keinya memegang tangannya dan meniup tangan Lila.

"Kenapa kau tidak bilang jika kau terluka, Sayang," ucap Keinya. Dia langsung berlari mencari kotak obat.

"Auh, auh. Mamih perih," keluh Lila saat keinya mulai mengoleskan salep."

"Katakan, pada mamih. Kenapa kau bisa terluka?" tanya Keinya setelah memakaikan salep. Lalu Keinya meniup tangan Lila agar salep itu cepat mengering.

"Maaf, Mamih. Tadi aku hanya ingin membuat mih rebus. Aku takut papih marah jika papih tau aku memakan mih," jawab Lila dengan tertunduk. Dia terlalu takut untuk menatap Keinya.

"Dengar, Mamih! Mulai saat ini, jika kau ingin sesuatu tapi takut pada papih. Katakan pada Mamih, Mamih akan membuat semua makanan yang kau mau. Dan mulai saat ini Mamih tak ingin melihatmu berada di dapur. Kau mengerti?"

Lila mengangkat kepalanya. Dia tersenyum dan mengangguk.

"Mamih, a-aku lapar. Bisakah mamih membuatkan ku mih rebus. Aku sangat ingin memakannya," pinta Lila dengan malu-malu.

Keinya tersenyum. "Setelah sholat, mamih akan membuat mih dan menyuapi mu. Mamih akan menelpon guru mu dan meminta ijin untuk kau libur sekolah."

°°°°

"Apa anak-anak sudah tidur, Sayang?" tanya Bram saat Keinya masuk ke kamarnya. Dia membawa teh hijau untuk suaminya. Keinya masih nekat ingin memiliki anak kembali. Dia bahkan memberanikan diri membeli obat prangsang agar suaminya terbuai dan menumpahkan di dalam. Ini kesempatan bagus untuknya. Dia belum memakai lagi alat kontrasepsinya dan juga sedang dalam masa subur.

"Mereka sudah tidur. Minumlah, Papih!" titah Keinya yang memberikan cangkir teh hijau pada Bram.

"Sayang, taruh saja disitu! Aku akan meminumnya setelah aga dingin," jawab Bram. Dia berusaha mati-matia agar tidak tertawa. Hidup selama 6 tahun bersama Keinya membuat Bram tau bagaimana sipat Keinya. Keinya akan terus berusaha agar keinginannya terpenuhi. Termasuk tentang memiliki seorang anak lagi.

Bram tau, istrinya menaruh obat prangsang diminumannya. Karena tau jika istrinya takan menyerah. Bram pun diam-diam memperhatikan Keinya. Bahkan Bram bisa menebak saat Keinya kekeh ingin membuatkannya teh hijau.

Setelah menaruh gelas teh hijau diatas nakas, Keinya berjalan ke walk in Closet.

Dia membuka lemari dan mengambil lingerie yang super sexy.

"Kau pasti akan lupa, papih," ucap Keinya yang merasa puas karena berpikir rencananya akan berhasil.

Namun, Kening Keinya mengkerut saat keluar dari walk in closet. Dia heran saat tak melihat suaminya di manapun. Tapi, Keinya tersenyum saat teh hijau yang sudah dicampur obat prangsang telah kosong.

Karna suaminya tak kunjung kembali. Keinya pun memakai gaun tidur panjang untuk menutupi tubuh yang hanya memakai lingerie.

Keinya tak menemukan suaminya dimana pun.

Mata Keinya membulat sempurna saat melihat ternyata suaminya tengah lari di tridmil. Keinya menelan ludah saat melihat Bram dengan pakaian olahraga yang mencetak tubuh atletisnya.

"Aku ingin menggodanya, tapi kenapa malah aku yang tergoda," gerutu Keinya saat melihat tubuh sexy suaminya.

"Papih, kenapa kau olahraga dimalam hari!" teriak Keinya sambil menghentakan kakinya.

Bram yang mendengar teriakan istrinya langsung berhenti. Dengan gerakan slow motion, Bram mengelap keringat dilehernya. Lagi-lagi Keinya harus menelan ludah saat melihat betapa berkarismanya Bram dalam kondisi apapun.

"Sayang, tubuh ku terasa tak enak jadi aku memutuskan untuk berolahraga. Kau kembalilah kekamar aku akan menyusulmu sebentar lagi!" titah Bram dengan menahan tawa saat melihat istrinya yang marah. Menurutnya sangat lucu jika melihat Keinya sedang marah dan sedang kesal.

Keinya menyangka jika obat prangsang yang diberikan tengah bekerja hingga Bram memutuskan berolahraga. Keinya lebih memilih untuk menunggu suaminya dan duduk disofa.

Bram kembali melanjutkan olaraganya. Setengah jam kemudian, Bram melihat kearah sofa. Dia tersenyum saat melihat istrinya tengah tertidur.

Dengan perlahan, Bram mendekat dan beronjongkok. Dia menyelipkan rambut istrinya kebelakang telinga Keinya.

Bram tersenyum saat melihat wajah istrinya yang sedang tertidur. Dia merasa amat bersyukur bisa hidup dan menjalani rumah tangga denga Keinya yang sangat amat mengerti dirinya.

Dengan perlahan Bram menggendong Keinya ala bridal style. Saat Bram sudah berjalan ternyata Keinya terbangun dari tidurnya.

"Papih, kau sudah selesai?" tanya Keinya sambil menautkan tangannya keleher suaminya.

"Aku sudah selesai," jawab Bram sambil tersenyum.

"Kau tidak merasakan ada yang aneh ditubuh mu?" tanya Keinya yang merasa heran saay melihat suaminya biasa saja.

Seketika Bram menghentikan langkahnya, dia menatap lekat-lekat istrinya.

"Memangnya ada apa denganku?"

Seketika Keinya gugup. Dia bahkan tak berani melihat Bram.

"Seharusnya kau menaruh lebih banyak obat diminumanku," ucap Bram. Dia langsung tergelak dan melanjutkan langkahnya.

"Ka-kau tau aku memasukan obat?" tanya Keinya terbata-bata.

"Mana mungkin ak ...." Perkataan Bram terputus saat Keinya menciumnya.

Keinya yang malu akan kelakuannya langsung menutup Bram dengan mulutnya. Tentu saja Bram meladeni kelakuan istrinya dengan senang hati.

"Seharusnya kau tak perlu memakai obat, tanpa obat pun aku selalu tergoda denganmu," ucap Bram ketika selesai berciuman. Dia membaringkan tubuh istrinya diranjang. "Tunggu sebentar, aku akan mandi dulu," ucap Bram lagi.

Namun, Keinya tak melepaskan tangannya dari leher Bram. "Bolehkah aku mandi bersama mu," jawab Keinya sambil mengerlingkan matanya.

Bram tersenyum, kemudian dia menggendong kembali istrinya dan berjalan kearah kamar mandi.

Terpopuler

Comments

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

ꭱⷽᴀᷡꭲᷡⲙⷽ ͽ֟֯͜᷍ꮴ🔰π¹¹™

hadir

2023-03-05

2

Ryu

Ryu

Keluarga Bram di ulangi juga. Bsa gitu ya?

2023-01-05

0

Linda Andriany

Linda Andriany

🙈🙈

2022-12-25

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!