"Em ... Aku." Bram tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan istrinya.
"Aku apa?" tanya Keinya yang tak sabar mendengar jawaban suaminya.
Karena masih tak mendapat respon, Keinya pun bangkit dari duduknya dan berbalik duduk menghadap suaminya.
Keinya harus mencari tau siapa yang membocorkan rencanya. Sebab, setelah ini dia akan mencoba lagi mengelabui suaminya.
"Siapa yang memberi tau mu, Papih?" tanya Keinya lagi sambil membelai dada bidang suaminya.
Darah Bram berdesir hebat saat Keinya mulai menggodanya kembali.
Baru saja Bram akan mendekatkan wajahnya untuk mencium wajah istrinya, Keinya dengan cepat memeluk leher suaminya.
"Katakan dulu padaku, siapa yang memberi tau mu!" titah Keinya sambil berbisik membuat darah Bram semakin berdesir.
Bram menghela napas sejenak. Dia tidak bisa menolak jika istrinya menggodanya apalagi sekarang Keinya menggoda dengan melakukan lebih pada salah satu bagian tubuh Bram.
"Baiklah-baiklah. Aku menyerah," ucap Bram yang sudah tak tahan karena istrinya tengah menggodanya.
"Kau tidak akan pernah menang melawanku, Papih," ucap Keinya dengan terseyum mengejek karena berhasil membalikan ucapan suaminya. "Sekarang, katakan! dari mana kau tau!"
"Karena aku mempunyai dua mata-mata kecil yang mengawasi mu," ucap Bram sambil mencium gemas pipi istrinya.
"Dua mata-mata kecil." Kening Keinya mengkerut bingung. Dia bingung siapa mata-mata kecil yang di maksud suaminya. "Tunggu, apa jangan-jangan mereka ...." Perkataan Keinya terpotong saat tiba-tiba Bram mencium bibirnya. Dan mereka pun terlalut lagi dalam gairah cinta yang kedua kalinya.
"Papih, aku lapar. Kau sungguh menguras tenaga ku," keluh Keinya saat Keinya sedang duduk dan Bram sedang mengeringkan rambut istrinya.
"Kau ingin makan sesuatu?"
Keinya mengangguk. "Sepertinya aku ingin salad buah."
"Tunggulah, aku akan mengambilnya kedapur."
Saat Bram berjalan, dia melewati kamar putri kembarnya. Dengan perlahan, Bram membuka pintu untuk melihat Vania dan Tania. Namun, Bram dibuat kaget saat tak melihat kedua putri kembarnya.
Dengan cepat, Bram berlari kearah ruangan cctv. Setelah mencari-cari keberadaan putrinya, Bram dibuat menggeleng saat melihat kedua putri kembarnya sedang masuk kedalam kolong meja makan.
Tinggkah Vania dan Tania yang kini menginjak usia 4 tahun sungguh menggemaskan. Berbagai kelakuan aneh meraka lakukan bersama. Termasuk saat mereka pura-pura tidur saat mamih mereka membacakan dongeng. Setelah Keinya keluar dari kamar mereka, Vania dan Tania pun terbangun.
Mereka hanya pura-pura tidur untuk membohongi Keinya. Tujuan mereka adalah untuk memakan coklat. Vania dan Tania harus menunggu dua jam untuk memakan coklat yang telah mereka sembunyikan. Mereka menunggu lampu dirumah mewah Bram padam hingga Vania dan Tania bisa turun kebawah untuk menikmati coklat di kolong meja makan.
Rupanya mereka berdua sadar, bahwa Bram dan Keinya selalu memantau mereka lewat cctv ketika malam. Jadi mereka memutuskan untuk makan coklat di kolong meja makan tempat ter'aman untuk mereka menikmati hal yang mereka sukai. Bahkan saat keluar dari kamar, mereka berjalan sambil berjongkok agar tidak ketahuan.
"Tania, aku ingin satu lagi," ucap Vania sambil berbisik.
"Ini jatahku, kau sudah memakan dua," jawab Tania sambil menyembunyikan coklat kebelakang tubuhnya.
"Beri aku setengah saja, besok aku akan menggantinya," ucap Vania lagi dengan muka memelas.
"Kau bahkan tidak punya uang untuk membeli coklat, lalu bagaimana kau akan menggantinya," cibir Tania pada kaka kembarnya. Tak ingin terus di ganggu oleh Vania.Tania pun membalikan tubuhnya membelakangi Vania.
"Aku masih punya uang 100 ribu pemberian popa, beri aku coklat mu dan akan ku berikan uang ku pada mu," kata Vania. Dia benar-benar ingin kembali memakan coklat.
Mata Tania berbinar sempurna saat mendengar ucapan kaka kembarnya. Lalu rencana licik terlintas di otaknya.
Tania pun dengan segera membalikan badannya. Lalu dia memotong coklat dan diberikannya pada kaka kembarnya. "Kau harus membayar 100 ribu padaku besok," ucap Tania.
"Kau kejam sekali. Kau hanya memberiku sepotong coklat tapi kau ingin semua uang ku!" gerutu Vania yang tak terima dengan tingkah adiknya.
"Ya sudah, jika kau tak mau tak masalah," jawab Tania, kemudian dia membelakangi lagi Vania.
Vania mencebik, karena dia masih ingin memakan coklat, dia pun terpaksa harus menuruti keinginan adik kembarnya.
Sangking mereka asik berdebat, mereka tak menyadari bahwa ada seseorang yang berjalan kearah meja makan tempat mereka bersembunyi.
Bram hanya menggeleng mendengar percakapan kedua putri kembarnya. Dia sengaja menunggu Vania dan Tania keluar.
Tak lama Vania dan Tania pun selesai dengan acara makan coklat mereka.
Saat keluar dari kolong meja makan, Vania dan Tania terkejut ketika melihat papih mereka sedang bersidekap sambil menatap mereka.
"Pa-Papih," ucap mereka terbata-bata. Mereka pun langsung tertunduk.
Bram mendekat kearah mereka lalu duduk bersila di hadapan putri kembar mereka.
"Katakan pada Papih, kenapa kalian memakan coklat saat sudah malam. Kalian tau, kan, jika kalian makan coklat saat malam gigi kalian akan berlubang," ucap Bram sambil menatap putri kembarnya yang sedang menunduk.
"Maafkan, kami, Papih," ucap mereka berbarengan.
"Sebenarnya Vania Papih yang mengajak ku," ucap Tania mengarang cerita agar tak di salahkan.
Seketika Vania mengangkat kepalanya dan menatap sengit pada adiknya.
"Kau pembohong!" teriak Vania sambil menjambak rambut sang adik.
"Vania, Tania," ucap Bram.
Seketika mereka menghentikan pertengkaran mereka.
Sekarang ayo kembali kekamar dan sikat gigi kalian," ucap Bram. Bram pun bangkit dari duduknya dan menggandeng tangan kedua putrinya.
Bram dengan telaten membantu kedua putri kembarnya saat menyikat gigi dan ritual lain sebelum tidur. Tak lupa dia membacakan dongeng hingga Vania dan Tania tertidur.
Bram menepuk jidatnya saat melupakan pesanan istri kecilnya. Dengan cepat, Bram kembali kedapur untuk mengambil salad. Namun, Sebelum kembali kekamar, Bram masuk kedalam kamar Lila untuk melihat putri sulungnya.
Saat masuk kedalam kamar, Bram kembali menggeleng, ternyara istrinya tertidur di sofa.
Dengan perlahan Bram mengangkat tubuh istri kecilnya untuk membaringkannya di ranjang.
"Papih, kau lama sekali, aku sungguh lapar," ucap Keinya yang terbangun saat Bram menggendongnya.
"Maafkan aku, Sayang. Sekarang bangunlah aku sudah mengambilkan salad untuk mu!" titah Bram setelah Keinya berbaring di ranjang.
"Suapi, aku!" titah Keinya sambil memejamkan matanya.
Karena mengantuk tapi perutnya terasa lapar, Keinya pun makan sambil memejamkan matanya. Bram hanya terkekeh geli saat melihat tingkah istrinya. Dan Keinya tak lagi membuka mulut saat suapan terakhir karena sudah tertidur pulas.
Bram benar-benar tak bisa menahan tawanya saat melihat tingkah istrinya yang sangat unik.
"Kau selalu membuatku jatuh cinta setiap hari," ucap Bram sambil mengelap mulut istrinya yang sedikit blepotan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 11 Episodes
Comments
Mbak Rin
selalu bikin kangen...om bram
2022-12-24
2
Permen Lilipop
istri kcl lucu yg bkin jatuh cinta
2022-12-24
2