Bab 5

"Sayang, kau bangunkan Lila, biar aku yang membangunkan Tania dan Vania!" titah Bram pada istrinya. Sudah menjadi suatu kebiasaan untuk menjalankan sholat subuh bersama.

"Papih, kau tunggu saja di mushola, biar aku yang membangunkan Vania dan Tania. Biarkan Lila sholat di kamarnya. Sepertinya dia sedang tidak enak badan," jawab Keinya.

"Baiklah, aku akan menunggu kalian di mushola," ucap Bram. Dia pun keluar dari kamar dan menuju mushola.

Keinya pun ikut keluar dari kamarnya dan masuk kedalam putri kembarnya.

"Vania ... Tania. Ayo bangun!" titah Keinya sambil menyibak selimut kedua putri kembarnya.

"Ya, Mamih," jawab mereka berbarengan. Bukannya bangun, mereka malah saling memeluk satu sama lain.

Keinya menggeleng melihat tingkah kedua putri kembarnya. Keinya pun naik keranjang lalu mencium pipi Tania dan Vania secara membabi buta.

"Mamih, ampun!" teriak Vania yang tak tahan karena Keinya terus mencium dan menggelitik tubuh mereka. Mau tak mau, Vania dan Tania pun terbangun.

"Cepat bangun, dan bereskan tempat tidur kalian!" titah Keinya setelah Tania dan Vania terbangun.

Dengan malas, Vania dan Tania pun bangkit dari duduknya dan mulai merapikan tempat tidur mereka. Walau ketiga putri mereka hidup bergelimbang harta, tetap saja Keinya dan Bram mengajarkan ke 3 putrinya untuk mandiri.

Setelah mereka selesai merapihkan tempat tidur, Keinya menuntun Tania dan Vania kekamar mandi untuk menyikat gigi dan ber wudlu. Setelah selesai, Keinya pun menuntun kedua putri kembarnya untuk turun dan pergi ke Mushola.

Saat selesai melakukan sholat subuh berjamaah, Keinya dan Bram dibuat menggeleng karena ternyata Vania dan Tania malah tertidur diatas sejadah. Bagi mereka sudah tidak aneh saat melihat Vania dan Tania tertidur ketika berjamaah. Bram dengan lembut membangunkan Vania dan Tania lalu menyuruh mereka untuk sholat subuh, tentu saja dalam pengawasa Bram.

Sambil menunggu suaminya mengawasi Tania dan Vania, Keinya pun memutuskan untuk melihat kekamar Lila.

Ternyata Lila baru saja selesai melakukan sholat subuh. Mata Keinya berkaca-kaca saat mendengar doa Lila yang mendoakan dirinya. Keinya pun maju dan duduk disebelah Lila.

"Sayang!" panggil Keinya.

Lila buru-buru menghapus air matanya. Gadis kecil itu selalu mendoakan kedua orang tua angkatnya. Terlalu banyak luka yang dialami olehnya karena perlakuan ibu kandungnya hingga Lila amat bersyukur bisa mendapatkan orang tua angkat seperti Keinya dan Bram.

"Kenapa kau menangis Lila?" tanya Keinya.

Seketika Lila memeluk Keinya dan kembali terisak.

"Apa tanganmu masih terasa sakit, kalau begitu ayo kita pergi ke dokter," ucap Keinya yang mengira Lila masih merasakan sakit karena tersiram air panas.

"Tidak, Mamih. Aku hanya ingin memelukmu. Sebentar saja."

"Kau bermimpi buruk?" tanya Keinya.

Lila mengangguk dalam pelukan Keinya.

"Lila dengar Mamih, Nak. Ingat dalam hatimu bahwa Mamih, papih, dan kedua adik kembarmu amat menyayangimu. Kau tidak sendiri sayang."

Mendengar ucapan Keinya, Lila semakin memper'erat pelukannya. Dia belum bisa jujur tentang ketakutannya pada Keinya.

"Aku menyayangimu Mamih, sungguh-sungguh menyayangimu."

"Mamih, juga sangat menyayangimu. Kau ingin mamih membawakan makanan kemari?" tanya Keinya sambil mengelap air mata Lila.

Lila menggeleng, "Mamih, aku ingin tidur lagi."

"Tidurlah, hari ini Mamih sudah memberi tau gurumu bahwa kau tidak akan masuk sekolah. Jadi kau bisa tidur lebih lama."

••••

Setelah mengawasi putri kembarnya, Bram

pun mengantarkan Vania dan Tania kekamar karena rupanya kedua putri kembarnya masih sangat mengantuk.

Setelah mengantar anak-anaknya. Bram pun kembali kekamar. Baru saja dia masuk, ponselnya berbunyi dan sebuah pesan masuk yang ternyata dari Aska yang tak lain adalah mertuanya.

[Bram!"] tulis Aska dalam pesannya.

"Dih, kenapa ni anak," ucap Bram dengan suara pelan karena tak biasanya Aska mengirimi pesan hanya memanggil namanya.

["Uy"] balas Bram.

["Jangan lupa, jam 7 kita kesono"] balas Aska

["Hemm"] jawab Bram singkat.

Papih, anak-anak mana?" tanya Keinya setelah dari kamar Lila.

Bram yang sedang melihat hape sambil menyenderkan punggungnya diranjang langsung melihat kearah Keinya.

"Mereka kembali tidur. Kemarilah!" titah Bram sambil menepuk-nepuk sisinya.

Keinya pun menurut, dia naik ke ranjang lalu memeluk pinggang suaminya.

"Papih, bisakah kita membatalkan pergi ke dokter besok?" tanya Keinya sambil membelai dada suaminya.

Bram menangkap tangan Keinya yang sedang berada di dadanya. Lalu dia mengecup punggung tangan Keinya dengan mesra.

"Sayang, mintalah apa pun yang kau mau. Aku akan berusaha mengabulkan semua yang kau mau. Tapi, untuk menginjinkan mu mengandung kembali aku benar-benar tak bisa mengijinkannya."

"Benarkah aku boleh meminta apa pun?" tanya Keinya dengan mata berbinar.

"Tentu."

"Aku ingin kita berbulan madu berdua dan kita pergi ke dokter setelah kita berbulan madu lalu ...."

"Lalu kau akan kembali manaruh obat perangsang lagi di minuman ku agar aku lupa," jawab Bram memotong ucapan Keinya. Bram pun tertawa terbahak-bahak saat melihat istrinya cemberut. Tak ingin terus mendengar rengekan Keinya, Bram membaringkan tubuhnya ke kasur lalu menutup sekujut tubuhnya dengan selimut.

Sedangkan Keinya hanya mencebik mendengar balasan suaminya.

"Papih, seingatku meeting bersama seluruh bawahanmu akan dimulai minggu depan. Lalu kenapa kau pergi hari ini?" tanya Keinya sambil menyipitkan matanya.

Bram yang baru saja akan menyuapkan makanan ke mulutnya seketika menaruh lagi sendok yang sedang di pegangnya. Bram menelan ludah saat Keinya bertanya. Bahkan dia tak berani menatap istrinya.

Sebenarnya Bram berbohong pada Keinya. Dia bukan pergi untuk menghadiri meeting melainkan untuk pergi bermain Golf bersama rekan-rekan bisnisnya yang baru saja tiba dari luar negri.

Sebenarnya Bram sudah menolak, tapi Aska memaksa Bram untuk ikut. Walau bagaimana pun kegiatan seperti ini bisa mempermudah kerja sama antar perusahaan. Bram tak memberitau Keinya karena jika Keinya tau pasti Keinya akan meminta untuk ikut. Dan Bram tak mau jika kecantikan istrinya dinikmati oleh rekan-rekan bisninya. Dia takan rela jika pria lain memuji istrinya. Itu sebabnya Bram terpaksa berbohong. Dia berencana jujur setelah pulang dari bermain Golf.

"Papih!" panggil Keinya yang gemas karena suaminya tak menjawab pertanyaanya.

"Lah, Bram. Lu mau maen golf kenapa pake setelan kantor?" tanya Aska yang baru saja datang kerumah Bram. Dia langsung menghampiri Keinya dan Bram yang sedang berada di meja makan.

Seketika Bram menutup matanya karena ucapan Aska yang berbicara di depan Keinya.

"Maksud, Daddy? apa Daddy dan suamiku akan bermain Golf?" tanya Keinya sambil menyipikan mata.

Seketika Aska melihat kearah Bram. Bram memberi isyarat pada Aska agar Aska tak membuka mulut. Namun sayang, mertuanya tak paham akan isyarat yang diberikan Bram.

"Kau tidak tau, Kei?" tanya Aska pada putrinya.

Terpopuler

Comments

Mbak Rin

Mbak Rin

wkwkw. ..mertuaku oh rasa teman...ndak paha dikode 😂😂😂

2022-12-24

2

Permen Lilipop

Permen Lilipop

😂😂😂😂
mertua oh mertua

2022-12-24

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!