Bab 6

"Papih, kau bisa menjelaskan ini?" tanya Keinya sambil menatap tajam suaminya.

"Sa-sayang. Aku tak bermaksud ...."

Perkataan Bram terpotong saat Aska duduk dimeja makan. Tanpa merasa bersalah, Aska malah mengambil apel dan langsung memakannya.

Bram memandang mertuanya dengan tatapan jengah.

"Kei, suami mu pergi dengan Daddy. Jadi Daddy pastikan suami mu takan macam-macam," ucap Aska sambil memakan apel di tangannya. Bahkan dia sama sekali tak menyadari rawut wajah Bram yang sedang salah tingkah.

"Daddy, aku percaya suamiku. Tapi, aku tidak percaya pada wanita yang melirik suamiku. Daddy, tau di tempat golf akan ada caddi yang pastinya mereka akan melirik pada suamiku dan aku tak mau ketampanan suamiku dinikmati oleh wanita lain," jawab Keinya pada Aska.

"Kei, mommy mu santai saja jika daddy akan pergi kemana pun," jawab Aska yang tak mau kalah pada putrinya.

"Itu berarti Mommy tidak mencintai Daddy," jawab Keinya yang juga tak mau kalah dari Aska.

Mendengar jawaban Keinya, Seketika Aska tersedak. Dengan malas, Bram menyodorkan air kehadapan mertuanya.

"Papih, kau masih ingin berangkat?" tanya Keinya sambil tersenyum manis pada Bram.

Melihat senyuman Keinya, Bram bukannya senang melainkan takut, karena dia tau istrinya tersenyum dengan tatapan penuh intimidasi.

"Tidak, Sayang. Aku tidak jadi pergi. Lebih baik kita pergi bersama anak-anak."

Aska mendekus melihat interaksi anak dan menantunya.

"Elu, kaga jadi ikut, Bram?"

Bram menginjam kaki Aska menyuruh Aska untuk diam. Namun, lagi-lagi Aska tak peka dengan isyarat Bram.

"Papih, kau habisakan dulu sarapanmu. Aku akan memanggil anak-anak untuk ikut sarapan." Keinya pun berlalu meninggalkan Bram dan Aska.

"Bram, bener lu kaga mau ikut?" tanya Aska memastikan sekali lagi.

"Ya ampun, Ka. Pergi sonoh! gua kaga jadi ikut," balas Bram dengan raut muka malas. Dipikirannya dipenuhi tentang bagaimana dia akan membujuk istrinya. Sudah di pastikan bukan hal mudah untuk membujuk Keinya apalagi dia ketahuan berbohong. Dan mungkin ini pertama kalinya Bram berbohong pada istrinya sejak mereka menikah.

Aska pun dengan santai bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Bram tanpa Aska sadari dialah pemicu perang dunia antara anak dan menantunya.

Lamunan Bram buyar saat mendengar semua suara putri-putri mereka yang akan bergabung di meja makan.

"Papih, akan pergi?" tanya Lila yang baru saja duduk disebelah Bram. Gadis kecil itu heran karena tak biasanya Bram memakai setelah kantor.

"Tidak, hari ini Papih tidak jadi pergi," jawab Bram sambil mengelus rambut Lila. "Kau sudah baikan?" tanya Bram lagi.

Lila pun tersenyum dan mengangguk.

"Papih, suapi aku," rengek Tania yang duduk di sebelah Keinya.

"Suapi aku juga, Papih!" seru Vania tak mau kalah.

"Kemarilah!" titah Bram.

Vania dan Tania yang duduk di sebrang Bram pun berpindah ke sisi Bram, dan Lila berpindah ke sisi Keinya.

Saat menyuapi kedua putri kembarnya, Bram sesekali melirik Keinya yang terdiam dari tadi. Bahkan Keinya sama sekali tak melirik kearah suaminya.

Sangking bingung menghadapi istrinya, Bram bahkan tak menghabiskan sarapannya. Tangannya masih fokus menyuapi kedua putrinya tapi mata tetap sesekali melirik istrinya.

"Mamih, ayo bermain boneka di kamar!" ajak Vania saat semua selesai sarapan.

Keinya tersenyum. "Ayo!" Keinya pun bangkit dari duduknya. "Lila, kembalilah kekamar. Istirahatlah kembali!" titah Keinya.

"Mamih, bolehkah aku kerumah Moma?"

"Cuaca sedang dingin, pakailah jaketmu. Minta koki di rumah moma untuk membuatkan cemilan untukmu," kata Keinya lagi sambil menuntun kedua putri kembarnya untuk bangkit dari duduknya.

Lagi-lagi, Bram menghela napas panjang saat Keinya sama sekali tak memandangnya.

•••

Di dalam kamar, Bram sedang berjalan kesana kemari karena menunggu istirnya. Sudah 3 jam dia menunggu Keinya. Namun, Keinya sama sekali belum masuk kekamarnya.

Karena tak ingin lagi menunggu, Bram pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan mencari Keinya.

Kening Bram mengkerut saat kamar kedua putri kembarnya kosong. Dia pun memutuskan untuk kerung cctv. Ternyata, kedua putri kembarnya sedang bermain bersama Lila dan Keinya pergi kearah taman belakang.

Setelah mengetahui keberadaan istrinya, Bram pun dengan segera menyusul Keinya.

Sejenak Bram menghentikan langkahnya saat sampai ditaman belakang. Keinya yang sedang duduk di ayunan bahkan tak menyadari kehadiran suaminya.

"Sayang!" panggil Bram. Bram pun ikut duduk disamping Keinya.

Karena Keinya tak menjawab dan masih tak mau menatapnya, Bram pun membawa kepala Keinya untuk bersandar dibahunya. Dan satu tangan Bram menggemgam tangam Keinya.

"Apa kau bosan padaku?" tanya Keinya secara tiba-tiba setelah lama saling diam.

"Apa maksudmu, Sayang. Kenapa kau bertanya begitu?"

"Aku tak suka di bohongi, dan aku tak mau di bohongi. Walaupun hanya kebohongan kecil tapi tetap saja itu sebuah kebohongan," lirih Keinya dengan terisak.

"Sayang, dengarkan penjelasanku dulu. Semua rekan bisnisku yang berasal dari luar negri sedang berada di Indonesia, kami para pengusaha sudah berjanji akan bermain golf bersama. Alasanku berbohong padamu, karena aku tak ingin kau ikut. Aku tak rela kecantikan mu dilihat lelaki lain, dan aku tak ingin lelaki lain memuji kecantikan mu," jawab Bram panjang lebar.

Seketika Keinya mengangkat kepalanya dari bahu Bram. "Ka-kau tidak berbohong, kan?" tanya Keinya dengan tak percaya.

"Sayang, kau tau, kan, betapa cemburunya aku saat kau memeluk Joenathan, dan aku tak ingin meraskan cemburu untuk kesekian kalinya."

"Maafkan, aku. Maafkan, aku yang tak percaya padamu," lirih Keinya dengan tertunduk.

Bram menangkup kedua pipi istrinya dengan lembut Bram menciumi semua inci wajah istrinya.

"Maafkan aku juga yang tengah berbohong padamu. Sebagai permintaan maafku, aku akan mengabulkan keinginanmu untuk berbulan madu lagi."

"Benarkah?" tanya Keinya dengan berbinar.

Bram pun mengangguk.

"Jadi bisakah kau mengijinkanku untuk tak memakai alat kontrasepsiku lagi?" tanya Keinya penuh harap.

"Tak masalah jika kau tak mau memasang alat kontrasepsi mu lagi."

Mata Keinya pun berbinar sempurna saat mendengar ucapan suaminya. Bahkan Keinya langsung tersenyum lebar.

"Tapi ...."

"Tapi apa, Papih?"

"Tapi aku yang akan memakai pengaman," ucap Bram sambil tertawa terbahak-bahak.

Terpopuler

Comments

Mbak Rin

Mbak Rin

oh y ampun gek rasa bngt ma papih ni

2022-12-24

2

Permen Lilipop

Permen Lilipop

sama aj papih

2022-12-24

2

Tha Ardiansyah

Tha Ardiansyah

Sama juga boong

2022-12-23

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!