Hari ini Sarah kerumah ibu nya, ini adalah waktu yang tepat untuk lama-lama bertemu dengan Bianca. Semoga saja Sarah lebih lama disana.
drrrttttt... drrrttttt...
Ku ambil ponsel ku yang berbunyi dari saku kemeja.
Kulihat ada pesan dari Lidya.
"'Mas, mas Damar langsung ke Bintang resto aja. Soalnya mbak Bianca menunggu disana. Lidya nggak jadi ikut mas, Lidya mau ke bandara jemput Celvin. Hari ini Celvin pulang dari Singapore "
"oke" balas pesan ku singkat.
Aku pun langsung menuju Bintang resto yang dimaksud Lidya. Untung saja aku tadi pakai kemeja yang bagus jadi aku nggak perlu putar balik lagi kerumah untuk ganti baju. Hati ini terasa berdebar-debar seperti mau ketemu kekasih hati padahal dia hanya seorang mantan kekasih.
Akhirnya sampailah aku di area parkir Bintang resto. Ku coba menghubungi Bianca, ku kirim kan pesan singkat pada nya.
"******Bi, aku Uda di Bintang resto. Kamu dimana******?" pesan ku.
"Kamu masuk aja mar, aku Uda reservasi atas nama Bianca. Ini aku Uda dijalan mungkin agak telat karena tadi aku masih ada urusan". balas Bianca tanpa menunggu lama.
Setelah aku parkir mobil, aku langsung masuk menuju resepsionis. Untuk bertanya tempat yang sudah di pesan Bianca.
Tak perlu menunggu lama, waiters pun mengantar ku ke sebuah ruangan VVIP.
" Wah... gila Bianca pesan tempat yang istimewa banget" gumamku dalam hati penuh kagum.
"Silahkan masuk pak". ucap lelaki yang bekerja menjadi waiters disini mempersilahkan aku masuk.
" Iya, terimakasih " ucapku sambil membusungkan dada biar kelihatan berwibawa dan nggak begitu katrok. Padahal hati ini berdebar hebat dan ingin jingkrak-jingkrak karena bisa masuk di ruang VVIP ini.
Karena Bintang resto ini termasuk resto yang paling Mahal di kota ku. Hanya orang-orang tertentu saja yang biasa makan disini. Apalagi yang pesan ruang VVIP, dipastikan dia dari kalangan atas nya atas. ( mengerti kan maksud ku🤭).
Aku langsung masuk dan duduk untuk menunggu kedatangan perempuan kaya raya mantan kekasih waktu SMA dulu.
Beberapa menit kemudian Bianca pun datang, wow dia sangat cantik sekali tubuh seksinya terbalut dengan gaun berwarna merah tanpa lengan, panjang nya diatas lutut dan belahan dada nya pun terlihat.
Dan ini membuat jiwa lelakiku keluar, maklum lah aku lelaki normal. Bianca pun tersenyum manis pada ku, menambah hasrat semakin meningkat.
"Bi, kamu cantik sekali". ucapku sambil melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki dan kembali fokus melihat belahan dadanya.
" Makasih Mar". jawab Bianca sambil tersenyum padaku dengan bibir merah nya yang seksi.
"Silahkan duduk Bi", aku berdiri menyiapkan kursi untuk Bianca. aku melangkah kebelakang Bianca.
Dengan sengaja aku dekatkan tubuh ini hingga menempel pada tubuhnya yang seksi itu. Bau parfum mahalnya membuat ku semakin berhasrat.
Bianca pun duduk di kursi yang sudah aku siapkan.
Tak lama kemudian beberapa waiters datang membawa bermacam-macam makanan dan wine terkenal yang harganya sangat mahal.
"Kamu sudah pesan ini semua Bi?" tanyaku dengan heran.
"Iya Mar, malam ini milik kita. Kita habiskan malam ini berdua saja tanpa ada yang mengganggu ". jawabnya dengan nada yang menggoda.
"Tapi Bi, aku..." ucapku ragu tak ku selesaikan. Ingin rasanya aku mengakui kalau aku sudah punya istri dan mau punya anak.
"sstttttttt......" ucap Bianca sambil menutup mulutku dengan jari telunjuk nya. "Aku sudah tau semua kok, dan aku tak masalah. Asal kamu jadi milik ku". jawab Bianca penuh godaan.
"Jadi kamu Uda tau kalau aku Uda punya istri dan akan punya anak?" tanya ku menjelaskan.
"Iya Mar, aku Uda tau kok. Lidya Uda cerita semuanya, tentang kamu dan istri mu. Istri mu wanita penuntut kan? sabar ya Mar. Tak selamanya hidup mu dalam penekanan". ucap Bianca yang membuat aku kaget.
Penjelasan Lidya sedikit mengada-ada, sejak kapan Sarah banyak nuntut?. Hanya kemarin itu saja saat aku beri uang bulanan seratus ribu. Tapi ya sudah lah yang penting Bianca Uda tau dan tak mempersalahkannya. Dan ini membuat ku sangat bahagia malam ini.
Makan malam pun berlangsung sangat romantis, kita ngobrol tentang masa-masa dulu waktu di SMA. Bianca pun memesan wine lagi dan malam ini Bianca mabuk berat.
"Bi, Uda jangan minum terus. Kamu Uda mabuk. Ayo kita pulang. Biar kamu aku antar Bi". ajak ku pada Bianca.
"Ini kartu kredit ku, kamu bayar semua makanan ini. Dan aku nggak mau pulang, aku Uda pesen kamar di hotel ini. Abis ini kamu anter aku ke kamar 605". jawab nya.
Emang resto ini adalah resto hotel bintang 5. Aku pun langsung memanggil waiters untuk membayar tagihan semua nya dengan memakai kartu kredit yang Bianca berikan tadi.
"Ayo Bi kamu aku antar ke kamar mu". ajak ku. Namum tak ada respon dan jawaban dari Bianca.
Dan aku pun memberanikan diri untuk menggendong nya. Ku gendong Bianca, ku tutupi paha mulus nya dengan Jaket yang aku bawa. Paha ku tutup tapi belahan dada nya terbuka.
"Duh gimana ini?, paha nya ketutup tapi belahan dadanya kebuka." ucapku dalam hati kebingungan.
Akhirnya aku angkat Tubuh seksinya, aku berjalan melewati lorong hotel yang remang-remang dan sudah sepi ini.
Pemandangan indah didepan mata, kulihat dua gundukan yang sangat mulus dibalut gaun merah. Walau di balut dengan gaun sudah kelihatan banget kalo pasti dalam nya sangat mulus.
Dan itu membuat jiwa lelakiku keluar. Ya, semua lelaki normal seperti ku pasti merasakan apa yang aku rasa saat ini.
Tanpa dikomando pun kelelakian ku pun mulai bangkit. Dan menonjol sehingga langsung menyentuh bokong sintal milik Bianca.
Tanpa disuruh tangan Bianca pun di kalungkan di leherku dan kepala nya menyandar di dadaku.
Ini membuat ku semakin berhasrat.
"Mar, ada yang keras di bawah". Bisik Bianca tiba-tiba dengan mata nya yang masih terpejam.
Aku hanya tersenyum malu, dan sengaja berbisik ditelinga Bianca. "Aku sedang berhasrat Bi".
Dan Bianca memeluk ku dengan erat, dan mengecup leher ku. Membuat tubuh ini semakin mengejang.
Sampai lah di depan pintu kamar hotel yang dipesan Bianca. Ku buka pintu kamar hotel dengan kunci yang Bianca berikan padaku tadi bersama kartu kredit nya.
"Bi, sudah sampai. Kamu istirahat aja ya. Aku mau pulang". Bisik ku ke telinga Bianca saat ku rebahkan tubuh seksinya diatas ranjang.
Tanpa berkata apa-apa Bianca langsung menarik tubuh ku sehingga aku tak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya aku pun jatuh pas diatas tubuh nya. Dan bibir ini pas di bibir merah milik nya.
Hanya lelaki tak normal saja yang akan menolak bila diberi hidangan di depan nya secara gratis. Dan itu tak berlaku buatku. Kurasa Bianca sudah memberi lampu hijau untuk aku menyentuh nya.
Dan benar saja saat ku beranikan diri mengecup bibir merah nya, di juga membalas kecupan itu lebih brutal. Sehingga lidah kita saling bertautan.
Bianca pun semakin brutal, untung saja aku bisa mengimbangi nya. Kurasa Sarah pun kalah telak kalau dibandingkan dengan Bianca.
"Hebat kamu, Bi". Ku sandarkan tubuh ku di sandaran tempat tidur dan kuraih tubuh Bianca yang masih polos tanpa sehelai benang hanya tertutup selimut tebal.
Dan tanpa disuruh Bianca mengerti apa yang aku maksud. Dia langsung menyandarkan kepalanya di dada bidang ku yang masih polos. Entah kemana perginya kemeja ku tadi.
"Kamu juga hebat Damar" jawab nya sambil tersenyum padaku.
Lalu ku kecup keningnya, dan dia memeluk erat tubuhku.
"Aku pasti menginginkan ini lagi Damar". ucapnya berbisik di telinga ku.
Aku hanya tersenyum meng iyakan apa yang dia maksud.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Terimakasih atas atensinya para readers,, jangan lupa mampir di novel temanku ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Ma Em
semoga Lidya dapat balasannya dapat suami dan mertua seperti saudara dan ibunya dan Sarah segera mendapat kebahagiaan.
2023-09-28
0
Nawangsih
gk diceritain, damar lewat jalan tol apa gk nih?
2023-07-09
0
Sukliang
semua komen bener,
dak si duami penghianat
mertua bsu tanah
ipar kurang ajar
pelakir murahsn
2023-06-23
0