"Tapi mas..." belum selesai ngomong sudah ku dengar dengkuran kecil yang menandakan kalau dia sudah tidur.
Ku balikkan badan ku dan ku pejamkan mataku. Aku pun tidur membelakangi mas Damar dengan perasaan kecewa.
Padahal ingin sekali membahas hal yang menurut ku ini penting sekali.
...----------------...
Seperti biasa setiap pagi, ku menjalankan rutinitas seperti memasak dan bersih-bersih rumah.
Tiba-tiba mama datang dari belakang ku.
"Masak apa kamu?!" ketus mama
"Masak nasi goreng ma" kujawab dengan menuangkan bumbu ke wajan.
"Duh kalo masak itu bumbu nya jangan banyak-banyak!!! Kasian si Damar kerja pagi sampai malam. Tapi istrinya boros, kapan punya tabungan dan rumah kalau kamu boros gini!!"
"Iya ma" ku jawab sambil bikin kopi buat mas Damar.
"Ya ampun Sarah!! Ini itu kopi enak mahal pula. Jadi kalo ngasih kopi jangan banyak-banyak. Dikit aja Uda kerasa kok. Kamu ini ya, nggak bisa apa hemat dikit. Pantesan aja Damar nggak punya tabungan!!" lagi-lagi mama ngomel.
"Tapi ma, itu sudah takaran kesukaan mas Damar" jawab ku.
"Alaahhh....itu caramu aja membela diri. Dulu sebelum Damar nikah sama gadis kampungan seperti kamu, kan aku yang merawat nya jadi aku tahu selera dia!!".
"Iya ma" kuambil lagi kopi yang Uda ku tuang ke dalam gelas.
" Uda cepetan kalau masak. Lelet amat!!!! Aku Uda lapar nih" bentak mama.
" Mama tunggu di ruang makan aja dulu, abis ini selesai kok" jawabku.
Setelah selesai memasak, kubawa makanan ke meja makan ternyata disana sudah ngumpul semua.
Dan kelihatan nya mereka lagi ngomongin sesuatu yang aku nggak tau. Setelah melihat aku datang mereka bertiga langsung diam dan melihatku.
Mas Damar melihat ku dengan senyum sedangkan mama dan Lidya melihatku dengan tatapan ketidaksukaannya.
" Silahkan dimakan ma" ucapku sambil melihat mama.
Tak ada jawaban sepatah kata pun dari mama hanya tatapan jutek yang aku terima.
Setelah menaruh makanan aku bergegas pergi ke dapur buat beres-beres dapur yang berantakan.
Tanganku ditarik mas Damar " sayang yuk makan bareng disini" ajak nya.
" Biar nanti aja dia makan, setelah beres semua pekerjaan nya di dapur. Mama pusing kalo lihat rumah masih berantakan" celetuk mama.
"Mas makan aja dulu, biar Sarah beresin dapur dulu" jawab ku.
" Tapi janji ya nanti kamu makan" ucap mas Damar.
"Iya" jawab ku dengan sedikit kecewa. karna mas Damar sedikit pun nggak pernah membela aku didepan mama dan Lidya yang selalu menghina dan memperlakukan ku seperti pembantu.
Aku pun berlalu ke dapur. Sebelum berjalan membalikkan badan, kulihat mas Damar mengambil gelas yang berisi kopi yang ku buat tadi. Tanpa menunggu lama, mas Damar meneguk kopi itu. Reflek mas Damar memuntahkan kopi nya.
" Bruuuuuuuuh .....Sarah!! kopi apa ini? rasanya kayak air comberan!!!" ucap mas Damar dengan nada marah menyemburkan kopi di mulutnya dan membanting gelas ke meja. Untung saja gelas itu tidak pecah.
Aku gugup dan takut karena selama menikah, mas Damar tak pernah semarah ini kepada ku.
"Itu kopi yang seperti biasa nya yang aku buat mas" jawab ku sambil menundukkan kepala. karena kalo mau menatap mas Damar yang sedang marah aku tak berani dan takut dia bertambah marah.
"Tapi biasa nya nggak seperti ini, enak dan aku suka!! Trus ini kenapa rasanya aneh? kayak air comberan aja!" ucap mas Damar masih dengan nada tinggi 4 oktafnya.
"Tadi itu Sarah sudah bikin kopi sesuai kesukaan mu mas, tapi.... " tak Ku lanjutkan perkataan ku. aku berkata sambil melihat mama.
Dan seketika mama marah padaku.
"Kenapa kamu melihat aku seperti itu Sar?! kamu nuduh aku??!!"
" Lihat itu istri mu Damar,,, dia berucap sambil menatap ku seakan-akan aku yang menyuruh nya" adu mama pada mas Damar.
"Tapi kan tadi emang mama yang suruh Sarah bikin kopi buat mas damar dengan takaran sedikit " belaku.
"Oo... jadi kamu sengaja ya mau adu domba aku sama anak ku Damar?! Belum genap satu tahun jadi menantu disini sudah mau pecah bela aku sama Damar".
"Kok mama begitu? bukan nya tadi mama yang bilang nggak boleh banyak-banyak ngasih kopinya? kok aku sekarang yang dituduh adu domba??" jawab ku dengan suara bergetar karena sedikit memberanikan diri untuk membantah tuduhan mamanya mas Damar.
"Ya nggak mungkinlah mbk Sarah,, masak mama nyuruh mbak Sarah seperti itu?! kan mama Uda tau selera mas Damar itu seperti apa. kan mama itu mamanya. Uda 30 tahun mama merawat mas Damar " Bela Lidya ke mama nya.
" Uda... Uda... aku mau sarapan aja!! Pagi-pagi Uda ribut. Bikin mood hancur aja. Sini ambilkan aku nasi!!" ucap mas damar menyudahi keributan ini dan memberikan piring kosong padaku yang berarti aku disuruh mengabulkan nasi.
Setelah kuambil kan nasi, kuberikan piring yang berisi nasi goreng itu pada mas Damar. Tak lupa ku lengkapi dengan dengan telur ceplok mata sapi setengah matang kesukaan mas Damar.
"ini mas,,,," ku sodorkan piring itu. Kemudian langsung diambilnya.
Dan dia mengambil sendok dan garpu yang terletak di sebelah piring. Lalu iya menyendok nasi itu dan menyuap kan kemulut nya.
Tiba-tiba dia menyemburkan nasi yang dimulut nya pas di wajahku. Seketika mama dan Lidya tertawa terbahak-bahak dengan tatapan mengejek ku.
"Ya ampun Sarah... ini nasi goreng rasa apaan??!! nggak enak sama sekali!!!!.... kamu ini kenapa sih Sarah???? kok tumben-tumbennya seperti ini. kamu punya masalah??!!!" ucap mas Damar dengan emosi.
"Emang kenapa mas?" tanya Lidya sambil ambil piring dan menyendok nasi goreng ke piring nya.
"kamu coba aja Lid" jawab mas Damar
Mama pun tak mau kalah, dia mengambil nasi goreng itu dan ditaruh di piring nya.
Mereka berdua pun bersamaan menyuapkan nasi itu ke mulutnya dan bagaikan di komando mereka berdua bersama-sama memuntahkan nasi goreng itu dari mulutnya.
" Gila kamu Sarah masak kok nggak enak banget sih?!! Lihat Damar istri mu makin nggak becus aja." ucap mama
"Iya mas, duh malu-maluin aja. Dikira kamu nggak ngasih uang bulanan untuk belanja mas kalo masak kayak gini. masak kok kurang bumbu. Emang kurang ya mbak uang belanja dari mas Damar? ato emang mbak korupsi uang nya. Biar mbak bisa biayain keluarga mbak dikampung?!" tuduh Lidya dengan penuh hinaan.
"Ya ampun Lid,, kok kamu sampai hati nuduh mbak seperti itu. Tadi itu emang mama yang nyuruh Sarah masak nggak boleh banyak-banyak bumbunya, kata mama Sarah harus hemat karena kasihan mas Damar kerja mulai pag sampai malam. Jadi aku ikutin kemauan mama, tapi malah jadi masalah" belaku.
" Hah?! kamu fitnah mama mbk? bisa-bisanya ya kamu ngomong gitu sedangkan kata mama ngomong sama kamu aja enggak".
" Lihat tuh mas istri mu uda mulai pinter sandiwara" ucap Lidya menghasut mas Damar sambil menunjuk ku.
"Kamu harus tegas Damar sama istri mu, jangan-jangan uang bulanan yang kamu kasih ke dua buat biaya hidup orang tuanya yang dikampung itu." ucap mama.
" nggak ma, uang yang mas Damar beri nggak pernah aku kasih kan sama ibu dan bapak dikampung " jawabku.
"Alaah itu cuma pembelaan kamu aja mbak" ucap Lidya tak mempercayai ku.
"Uda gini aja Mar, biar uang belanja mama yang handle. kamu cukup beri Sarah seratus ribu setiap bulan nya. Biar dia nggak boros dan menghambur-hamburkan uang mu saja" ucap mama memberi ide ke mas Damar.
Dan mas Damar mengangguk menandakan kalau dia menyetujui apa yang diusulkan mama.
"Tapi mas, mana cukup Sarah 100 ribu sebulan?" tanyaku pada mas Damar.
"Uda aku berangkat ke kerja dulu, nanti kita bahas ini lagi Sarah. Dan aku Uda nggak mood lagi sarapan biar aku makan diluar saja nanti. Ayo Lid kita berangkat!" ucap mas Damar dan ngajak Lidya berangkat ke kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Sukliang
kipsin baca, jrluarga gila
2023-06-23
0
MAY.s
Ya Allah... mana Damar sdh mulai marah2 lagi. Mengsedih😞
2023-02-04
1
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
Astaghfirullah,, sebulan 100rb,, ini zaman apa😱😩
2023-01-31
1