Uang Belanja Seratus Ribu

"Tapi mas..." belum selesai ngomong sudah ku dengar dengkuran kecil yang menandakan kalau dia sudah tidur.

Ku balikkan badan ku dan ku pejamkan mataku. Aku pun tidur membelakangi mas Damar dengan perasaan kecewa.

Padahal ingin sekali membahas hal yang menurut ku ini penting sekali.

...----------------...

Seperti biasa setiap pagi, ku menjalankan rutinitas seperti memasak dan bersih-bersih rumah.

Tiba-tiba mama datang dari belakang ku.

"Masak apa kamu?!" ketus mama

"Masak nasi goreng ma" kujawab dengan menuangkan bumbu ke wajan.

"Duh kalo masak itu bumbu nya jangan banyak-banyak!!! Kasian si Damar kerja pagi sampai malam. Tapi istrinya boros, kapan punya tabungan dan rumah kalau kamu boros gini!!"

"Iya ma" ku jawab sambil bikin kopi buat mas Damar.

"Ya ampun Sarah!! Ini itu kopi enak mahal pula. Jadi kalo ngasih kopi jangan banyak-banyak. Dikit aja Uda kerasa kok. Kamu ini ya, nggak bisa apa hemat dikit. Pantesan aja Damar nggak punya tabungan!!" lagi-lagi mama ngomel.

"Tapi ma, itu sudah takaran kesukaan mas Damar" jawab ku.

"Alaahhh....itu caramu aja membela diri. Dulu sebelum Damar nikah sama gadis kampungan seperti kamu, kan aku yang merawat nya jadi aku tahu selera dia!!".

"Iya ma" kuambil lagi kopi yang Uda ku tuang ke dalam gelas.

" Uda cepetan kalau masak. Lelet amat!!!! Aku Uda lapar nih" bentak mama.

" Mama tunggu di ruang makan aja dulu, abis ini selesai kok" jawabku.

Setelah selesai memasak, kubawa makanan ke meja makan ternyata disana sudah ngumpul semua.

Dan kelihatan nya mereka lagi ngomongin sesuatu yang aku nggak tau. Setelah melihat aku datang mereka bertiga langsung diam dan melihatku.

Mas Damar melihat ku dengan senyum sedangkan mama dan Lidya melihatku dengan tatapan ketidaksukaannya.

" Silahkan dimakan ma" ucapku sambil melihat mama.

Tak ada jawaban sepatah kata pun dari mama hanya tatapan jutek yang aku terima.

Setelah menaruh makanan aku bergegas pergi ke dapur buat beres-beres dapur yang berantakan.

Tanganku ditarik mas Damar " sayang yuk makan bareng disini" ajak nya.

" Biar nanti aja dia makan, setelah beres semua pekerjaan nya di dapur. Mama pusing kalo lihat rumah masih berantakan" celetuk mama.

"Mas makan aja dulu, biar Sarah beresin dapur dulu" jawab ku.

" Tapi janji ya nanti kamu makan" ucap mas Damar.

"Iya" jawab ku dengan sedikit kecewa. karna mas Damar sedikit pun nggak pernah membela aku didepan mama dan Lidya yang selalu menghina dan memperlakukan ku seperti pembantu.

Aku pun berlalu ke dapur. Sebelum berjalan membalikkan badan, kulihat mas Damar mengambil gelas yang berisi kopi yang ku buat tadi. Tanpa menunggu lama, mas Damar meneguk kopi itu. Reflek mas Damar memuntahkan kopi nya.

" Bruuuuuuuuh .....Sarah!! kopi apa ini? rasanya kayak air comberan!!!" ucap mas Damar dengan nada marah menyemburkan kopi di mulutnya dan membanting gelas ke meja. Untung saja gelas itu tidak pecah.

Aku gugup dan takut karena selama menikah, mas Damar tak pernah semarah ini kepada ku.

"Itu kopi yang seperti biasa nya yang aku buat mas" jawab ku sambil menundukkan kepala. karena kalo mau menatap mas Damar yang sedang marah aku tak berani dan takut dia bertambah marah.

"Tapi biasa nya nggak seperti ini, enak dan aku suka!! Trus ini kenapa rasanya aneh? kayak air comberan aja!" ucap mas Damar masih dengan nada tinggi 4 oktafnya.

"Tadi itu Sarah sudah bikin kopi sesuai kesukaan mu mas, tapi.... " tak Ku lanjutkan perkataan ku. aku berkata sambil melihat mama.

Dan seketika mama marah padaku.

"Kenapa kamu melihat aku seperti itu Sar?! kamu nuduh aku??!!"

" Lihat itu istri mu Damar,,, dia berucap sambil menatap ku seakan-akan aku yang menyuruh nya" adu mama pada mas Damar.

"Tapi kan tadi emang mama yang suruh Sarah bikin kopi buat mas damar dengan takaran sedikit " belaku.

"Oo... jadi kamu sengaja ya mau adu domba aku sama anak ku Damar?! Belum genap satu tahun jadi menantu disini sudah mau pecah bela aku sama Damar".

"Kok mama begitu? bukan nya tadi mama yang bilang nggak boleh banyak-banyak ngasih kopinya? kok aku sekarang yang dituduh adu domba??" jawab ku dengan suara bergetar karena sedikit memberanikan diri untuk membantah tuduhan mamanya mas Damar.

"Ya nggak mungkinlah mbk Sarah,, masak mama nyuruh mbak Sarah seperti itu?! kan mama Uda tau selera mas Damar itu seperti apa. kan mama itu mamanya. Uda 30 tahun mama merawat mas Damar " Bela Lidya ke mama nya.

" Uda... Uda... aku mau sarapan aja!! Pagi-pagi Uda ribut. Bikin mood hancur aja. Sini ambilkan aku nasi!!" ucap mas damar menyudahi keributan ini dan memberikan piring kosong padaku yang berarti aku disuruh mengabulkan nasi.

Setelah kuambil kan nasi, kuberikan piring yang berisi nasi goreng itu pada mas Damar. Tak lupa ku lengkapi dengan dengan telur ceplok mata sapi setengah matang kesukaan mas Damar.

"ini mas,,,," ku sodorkan piring itu. Kemudian langsung diambilnya.

Dan dia mengambil sendok dan garpu yang terletak di sebelah piring. Lalu iya menyendok nasi itu dan menyuap kan kemulut nya.

Tiba-tiba dia menyemburkan nasi yang dimulut nya pas di wajahku. Seketika mama dan Lidya tertawa terbahak-bahak dengan tatapan mengejek ku.

"Ya ampun Sarah... ini nasi goreng rasa apaan??!! nggak enak sama sekali!!!!.... kamu ini kenapa sih Sarah???? kok tumben-tumbennya seperti ini. kamu punya masalah??!!!" ucap mas Damar dengan emosi.

"Emang kenapa mas?" tanya Lidya sambil ambil piring dan menyendok nasi goreng ke piring nya.

"kamu coba aja Lid" jawab mas Damar

Mama pun tak mau kalah, dia mengambil nasi goreng itu dan ditaruh di piring nya.

Mereka berdua pun bersamaan menyuapkan nasi itu ke mulutnya dan bagaikan di komando mereka berdua bersama-sama memuntahkan nasi goreng itu dari mulutnya.

" Gila kamu Sarah masak kok nggak enak banget sih?!! Lihat Damar istri mu makin nggak becus aja." ucap mama

"Iya mas, duh malu-maluin aja. Dikira kamu nggak ngasih uang bulanan untuk belanja mas kalo masak kayak gini. masak kok kurang bumbu. Emang kurang ya mbak uang belanja dari mas Damar? ato emang mbak korupsi uang nya. Biar mbak bisa biayain keluarga mbak dikampung?!" tuduh Lidya dengan penuh hinaan.

"Ya ampun Lid,, kok kamu sampai hati nuduh mbak seperti itu. Tadi itu emang mama yang nyuruh Sarah masak nggak boleh banyak-banyak bumbunya, kata mama Sarah harus hemat karena kasihan mas Damar kerja mulai pag sampai malam. Jadi aku ikutin kemauan mama, tapi malah jadi masalah" belaku.

" Hah?! kamu fitnah mama mbk? bisa-bisanya ya kamu ngomong gitu sedangkan kata mama ngomong sama kamu aja enggak".

" Lihat tuh mas istri mu uda mulai pinter sandiwara" ucap Lidya menghasut mas Damar sambil menunjuk ku.

"Kamu harus tegas Damar sama istri mu, jangan-jangan uang bulanan yang kamu kasih ke dua buat biaya hidup orang tuanya yang dikampung itu." ucap mama.

" nggak ma, uang yang mas Damar beri nggak pernah aku kasih kan sama ibu dan bapak dikampung " jawabku.

"Alaah itu cuma pembelaan kamu aja mbak" ucap Lidya tak mempercayai ku.

"Uda gini aja Mar, biar uang belanja mama yang handle. kamu cukup beri Sarah seratus ribu setiap bulan nya. Biar dia nggak boros dan menghambur-hamburkan uang mu saja" ucap mama memberi ide ke mas Damar.

Dan mas Damar mengangguk menandakan kalau dia menyetujui apa yang diusulkan mama.

"Tapi mas, mana cukup Sarah 100 ribu sebulan?" tanyaku pada mas Damar.

"Uda aku berangkat ke kerja dulu, nanti kita bahas ini lagi Sarah. Dan aku Uda nggak mood lagi sarapan biar aku makan diluar saja nanti. Ayo Lid kita berangkat!" ucap mas Damar dan ngajak Lidya berangkat ke kantor.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

kipsin baca, jrluarga gila

2023-06-23

0

MAY.s

MAY.s

Ya Allah... mana Damar sdh mulai marah2 lagi. Mengsedih😞

2023-02-04

1

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

Astaghfirullah,, sebulan 100rb,, ini zaman apa😱😩

2023-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Serasa Pembantu Di Rumah Mertua
2 Pergi ke Dokter Kandungan
3 POV Damar
4 anu nya yang anu
5 Uang Belanja Seratus Ribu
6 Tak Menepati Janji POV Damar
7 POV Damar
8 Menjadi Ratu Dirumahku Sendiri
9 Masakan Ibu Yang Paling Enak
10 Makan Malam POV Damar
11 Rahasia Bianca POV Bianca
12 Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan POV Lidya
13 Lidya Menangis Histeris POV Linda (Mama nya Damar)
14 Dilamar
15 Masuk Dunia Literasi
16 Bermain Kedua Kali
17 Puncak Nikmat POV Damar
18 Kembali Ke Rumah Mertua
19 Punya Penghasilan Sendiri
20 Memulai Bisnis Kecil-kecilan
21 Berjuang Sendiri
22 Liburan Ke Bali POV Damar
23 Membalas Kelakuan Ibu Linda POV Sinta
24 Keandra Sadam Saputra
25 Tanda Merah
26 Antara Mobil Mewah, Sinta, Dan Tanda Merah
27 Sedikit Ada Hati Untuk Kean
28 Kelaparan Di Tengah Permainan POV Damar
29 Andai Kamu Tau Mas
30 Bermain Api Dengan Bos POV Lidya
31 Berempat Seperti Keluarga Bahagia
32 Sepatu Pemberian Celvin
33 Mobil Untuk Mama Pov Damar
34 Arisan Berondong
35 Kerja Sama
36 Interview
37 Melepas Kangen
38 Perihal Bolu coklat
39 SKcake
40 Hasrat Yang Berkobar
41 Kedatangan Mita
42 Itu Kue Ku
43 Ingin Menikah Dengannya
44 Mobil Baru
45 Di Usir Dari Rumah
46 Madu
47 Takut Kehilangan Keduanya
48 Lidya Kepergok Atasannya
49 Terjawab Teka-teki Mobil Mewah
50 Kehidupan Sarah Tanpa Damar
51 Masih Ada Rindu Untuk Sarah
52 Positif
53 Cabang Baru SKcake
54 Talak
55 Lidya Bar Bar
56 Masalah Datang Silih Berganti
57 Surat Tagihan
58 Cemburu
59 Membuat Sarah Malu
60 Dampak Live Facebook
61 Damar Bertemu Kean
62 Gundiknya
63 Pernikahan Berganti Peperangan
64 Video Viral
65 Semua Aset Diambil #Pov Damar
66 Acara Tunangan
67 Malu Masih Berpihak Pada Lidya
68 Nenek Di Desa Terpencil
69 Misteri Nenek Peki
70 Proses Yang Mengerikan
71 Kean Lebih Memilih Orang Lain
72 Baju Itu?
73 Ku Antar Pulang
74 Tujuan Busuk Linda POV Linda
75 Dihantui POV Linda
76 Dilema
77 Nasi Bungkus Untuk Sarah
78 Detektif Sewaan
79 Mencoba Merebut Hati Kean
80 Bianca Tak Ingin Kehilangan Damar
81 Bianca Hamil
82 Damar Masih Menginginkan Sarah
83 Jangka Waktu Satu Bulan
84 Dicari Orang Misterius
85 Makan Malam
86 Berkenalan Dengan Tante Natasya POV Randy
87 Keluar Sifat Asli Linda
88 Video Itu
89 Borong Kue Di SKcake
90 Gagal Bertemu Pujaan Hati Anaknya
91 Linda Semaki Menggila POV Bianca
92 Bianca Diusir
93 Harus Berani Menghadapi Bianca
94 Ada Sesuatu Di Hati
95 Sikap Natasya
96 Bianca Berulah
97 Pembaca Misterius
98 Novel Online
99 Bianca Menjadi Ratu
100 Kedatangan Bianca
101 Ulah Bianca
102 Mempermalukan Diri Sendiri
103 Bertemu Bianca
104 Tamparan Untuk Bianca
105 Konferensi Pers
106 Menonton Drama
107 Karma Instan
108 Apa? Kean Diambil Mama Linda?
109 Kean Menangis Histeris
110 Bukti Kekerasan Pada Kean
111 Ketukan Pintu Di Malam Hari
112 Berharap Sarah Ada Disini Lagi POV Mama Linda
113 Kedatangan Mama Linda dan Mas Damar
114 Ngapain Lagi?
115 Perjalanan Pulang Kampung
116 Perjalanan Malam
117 Kedatangan Damar
118 Permintaan Rujuk
119 Tamparan Untuk Mas Damar
120 Berpamitan
121 Postingan Mas Damar
122 Di Teror Mas Damar
123 Manusia Kalkulator
124 Memutar Balikkan Fakta
125 Kejutan Dari Sinta
126 Karma Itu Pasti Datang
127 Seperti Ada Yang Hilang
128 Gosip Terbaru
129 Di Usir Oleh Mama Linda
130 Tak Mau Berteman Dekat Dengan Bianca
131 Kedatangan Bianca
132 Hidup Baru
133 Masih Suasana Pengantin Baru
134 Bersilaturahmi Dengan Tetangga Kompleks
135 Kenyang Dengan Perkataan Pedas
136 Menantu Idaman
137 Komentar Dari Mantan
138 Mas Bima Tak Pulang
139 Siapa Dia?
140 Kean Satu Sekolah Dengan Kayla
141 Bertemu Seperti Tak Kenal
142 Nafkah Pertama Dari Mas Bima
143 Omongan Pedas Mertua
144 Penyatuan Cinta
145 Kembali Ke Tempat Masalalu
146 Tetangga Julit
147 Tetangga Genit
148 Tamu Tengah Malam
149 Lingkaran Tetangga Toxic
150 Isi Chat
151 Belanja Brand Terkenal
152 Usaha Mas Bima Menurun
153 Bomerang
154 Mendengar Omongan Putri
155 Dewi Oh Dewi
156 Mengikuti Permainan nya
157 Mempersiapkan Kedatangan Ibu dan Bapak
158 Sikap Putri
159 Memakai Peraturan Luar
160 Kecewa
161 Perjalanan Ke Kampung
162 Sikap Mas Bima
163 Kedatangan Mertua
164 Mertuaku Yang Iri
165 Seperti Kebakaran Jenggot
166 Bertemu Lagi
167 Tak Ingin Membuat Keributan Di Tempat Umum
168 Kepanasan
169 Melakukan Perawatan Yang Sama
170 Bersitegang
171 Kesurupan
172 Air Comberan
173 Mulut Julid Mbak Ambar
174 Itu Mobil Ku!!
175 Memberi Pelajaran
176 Merajuk
177 Itu Fitnah
178 Mulut Pedas Mertua dan Ipar
179 POV Veni Istri Awan
180 POV Veni
181 Menantu Idaman POV Ibunya Bima
182 Sikap Mertua Yang Melunjak
183 Pamer Gelang Baru Pov Ibu nya Bima
184 Nomor Tak Dikenal
185 Mas Bima?
186 Foto Areta
187 Pertengkaran
188 Foto Di Facebook
189 Terbongkarlah
190 Ancaman Mas Bima
191 Bertemu Dengan Lidya
192 Kean Hilang
193 Seperti Spikopat
194 Jangan Gegabah
195 Hasrat Mas Bima
196 Kedatangan Tamu Tak Terduga
197 Kelakuan Bejat Mas Bima
198 Tuduhan Ibu Mertua
199 Akhirnya
200 Menjadi Tontonan
201 Memanas
202 Mencari Jalan Keluar
203 Tak Kunjung Selesai
204 Akhirnya Mas Bima Pergi
205 Mengosongkan Rumah
206 Kelakuan Kakak Ipar POV Bima
207 Menepati Janji
208 Kenikmatan Dari Kakak Ipar
209 Wajah Bahagia
210 Salah Pencet
211 Pengakuan Yang Aku Dengar
212 Keributan
213 Laporan
214 Terkejut
215 Yang Aku Takutkan
216 Awal Hari Yang Buruk
217 Usaha Bima Yang Semakin Surut POV Author
218 Penuh Pengkhianatan Pov Author
219 Pengkhianatan Pov Author
220 Rencana Sarah
221 Bertemu Lagi Dengan Tetangga Julid
222 Pesan Singkat Yang Membuat Bahagia
223 Keributan Lagi
224 Was-was
225 Teror
226 Penangkapan
227 Semua Gara-gara Sarah
228 Negosiasi
229 Mendatangi Sarah
230 Terbakar Api Cemburu
231 Mengambil Uang Di Toko Bima
232 Kebohongan
233 Undangan Makan Siang
234 Pertemuan
235 Masih Ingin
236 Ke Bandara
237 Kedatangan Anita
238 Melihat Dengan Mata Kepala Sendiri
239 Rencana Yang Sudah Diatur
240 Membuka Luka Lama
241 Bertemu Dengan Sarah
242 Usaha Veni Untuk Bima
243 Ide Jahat
244 Beban Tanggungan Berkurang
245 Gugatan Cerai
246 Persyaratan Dari Bima
247 Curhatan Bisa Jadi Ide Cerita
248 Kelakuan Anita
249 Masih Dengan Kelakuan Anita
250 Janjian
251 Mencari Keberadaan Anita
252 Sangat Lega
253 Rama Marah
254 Gagal Berdua
255 Akhirnya Bima Bertanda Tangan
256 Veni Tak Terima
257 Cemburu
258 Curhatan Veni Lagi
259 Berita Viral
260 Ulah Veni
261 Kebahagiaan Veni
262 Rencana Sarah
263 Hasutan
264 Mencari Kebenaran Berita
265 Kabar Baik
266 Dikira Hantu
267 Jaga Gengsi
268 Usaha Rama
269 Rencana Veni
270 Ketakutan Veni
271 Mencium Bau Perselingkuhan
272 Menjadi Tontonan
273 Ruwet
274 Perdebatan Yang Tak Ada Ujungnya
275 Perubahan Sikap Yang Tiba-tiba
276 Kelakuannya Benar-benar
277 Kelakuan Yang Semakin Menjadi-jadi
278 Keributan Yang Tak Berujung
279 Kepergok
280 Ketahuan Lidya
281 Bima Bebas
282 Nasib Usaha Bima
283 Usaha Bima Di Ambang Kehancuran
284 Laras Berbelit
285 Launching Penerbitan Novel Online Sarah
286 Ketakutan Veni
287 Rencana Veni
288 Ancaman Untuk Anita
289 Tak Menemukan Kean
290 Kemarahan Sarah
291 Kemarahan Sarah #part2
292 Berubah
293 Laras Terus Berusaha
294 Kedatangan Bima
295 Tujuan Laras
296 Tak Mendapatkan Apa-apa
297 Sarah Bertemu Ambar
298 Keributan Yang Dilakukan Ambar
299 Laras Semakin Perhitungan
300 Perkelahian
301 Ancaman
302 Si Keras Kepala
303 Memberi Pelajaran Laras dan Ambar
304 Bab 304
305 Bab 305
306 Bab 306
307 #Bab 307
308 #Bab 308
309 #309
310 #310
311 #311
312 #312
313 #313
314 #314
315 #315
316 #316
317 #317
318 #318
319 #319
320 #320
321 #321
322 #322
323 323
324 #234
325 #325
326 #326
327 #327
328 #328
329 #329
330 #330
331 #331
332 #332
333 #333
334 #334
335 #335
336 #336
337 #337
338 338
339 #339
340 #340
341 #341
342 #342
343 #343
344 #344
345 #345
346 #346
347 #347
348 #348
349 #349
350 #350
351 #351
352 #352
353 #353
354 #534
355 #355
356 #356
357 #357
358 #358
359 #359
360 #360
361 #361
Episodes

Updated 361 Episodes

1
Serasa Pembantu Di Rumah Mertua
2
Pergi ke Dokter Kandungan
3
POV Damar
4
anu nya yang anu
5
Uang Belanja Seratus Ribu
6
Tak Menepati Janji POV Damar
7
POV Damar
8
Menjadi Ratu Dirumahku Sendiri
9
Masakan Ibu Yang Paling Enak
10
Makan Malam POV Damar
11
Rahasia Bianca POV Bianca
12
Cintaku Bertepuk Sebelah Tangan POV Lidya
13
Lidya Menangis Histeris POV Linda (Mama nya Damar)
14
Dilamar
15
Masuk Dunia Literasi
16
Bermain Kedua Kali
17
Puncak Nikmat POV Damar
18
Kembali Ke Rumah Mertua
19
Punya Penghasilan Sendiri
20
Memulai Bisnis Kecil-kecilan
21
Berjuang Sendiri
22
Liburan Ke Bali POV Damar
23
Membalas Kelakuan Ibu Linda POV Sinta
24
Keandra Sadam Saputra
25
Tanda Merah
26
Antara Mobil Mewah, Sinta, Dan Tanda Merah
27
Sedikit Ada Hati Untuk Kean
28
Kelaparan Di Tengah Permainan POV Damar
29
Andai Kamu Tau Mas
30
Bermain Api Dengan Bos POV Lidya
31
Berempat Seperti Keluarga Bahagia
32
Sepatu Pemberian Celvin
33
Mobil Untuk Mama Pov Damar
34
Arisan Berondong
35
Kerja Sama
36
Interview
37
Melepas Kangen
38
Perihal Bolu coklat
39
SKcake
40
Hasrat Yang Berkobar
41
Kedatangan Mita
42
Itu Kue Ku
43
Ingin Menikah Dengannya
44
Mobil Baru
45
Di Usir Dari Rumah
46
Madu
47
Takut Kehilangan Keduanya
48
Lidya Kepergok Atasannya
49
Terjawab Teka-teki Mobil Mewah
50
Kehidupan Sarah Tanpa Damar
51
Masih Ada Rindu Untuk Sarah
52
Positif
53
Cabang Baru SKcake
54
Talak
55
Lidya Bar Bar
56
Masalah Datang Silih Berganti
57
Surat Tagihan
58
Cemburu
59
Membuat Sarah Malu
60
Dampak Live Facebook
61
Damar Bertemu Kean
62
Gundiknya
63
Pernikahan Berganti Peperangan
64
Video Viral
65
Semua Aset Diambil #Pov Damar
66
Acara Tunangan
67
Malu Masih Berpihak Pada Lidya
68
Nenek Di Desa Terpencil
69
Misteri Nenek Peki
70
Proses Yang Mengerikan
71
Kean Lebih Memilih Orang Lain
72
Baju Itu?
73
Ku Antar Pulang
74
Tujuan Busuk Linda POV Linda
75
Dihantui POV Linda
76
Dilema
77
Nasi Bungkus Untuk Sarah
78
Detektif Sewaan
79
Mencoba Merebut Hati Kean
80
Bianca Tak Ingin Kehilangan Damar
81
Bianca Hamil
82
Damar Masih Menginginkan Sarah
83
Jangka Waktu Satu Bulan
84
Dicari Orang Misterius
85
Makan Malam
86
Berkenalan Dengan Tante Natasya POV Randy
87
Keluar Sifat Asli Linda
88
Video Itu
89
Borong Kue Di SKcake
90
Gagal Bertemu Pujaan Hati Anaknya
91
Linda Semaki Menggila POV Bianca
92
Bianca Diusir
93
Harus Berani Menghadapi Bianca
94
Ada Sesuatu Di Hati
95
Sikap Natasya
96
Bianca Berulah
97
Pembaca Misterius
98
Novel Online
99
Bianca Menjadi Ratu
100
Kedatangan Bianca
101
Ulah Bianca
102
Mempermalukan Diri Sendiri
103
Bertemu Bianca
104
Tamparan Untuk Bianca
105
Konferensi Pers
106
Menonton Drama
107
Karma Instan
108
Apa? Kean Diambil Mama Linda?
109
Kean Menangis Histeris
110
Bukti Kekerasan Pada Kean
111
Ketukan Pintu Di Malam Hari
112
Berharap Sarah Ada Disini Lagi POV Mama Linda
113
Kedatangan Mama Linda dan Mas Damar
114
Ngapain Lagi?
115
Perjalanan Pulang Kampung
116
Perjalanan Malam
117
Kedatangan Damar
118
Permintaan Rujuk
119
Tamparan Untuk Mas Damar
120
Berpamitan
121
Postingan Mas Damar
122
Di Teror Mas Damar
123
Manusia Kalkulator
124
Memutar Balikkan Fakta
125
Kejutan Dari Sinta
126
Karma Itu Pasti Datang
127
Seperti Ada Yang Hilang
128
Gosip Terbaru
129
Di Usir Oleh Mama Linda
130
Tak Mau Berteman Dekat Dengan Bianca
131
Kedatangan Bianca
132
Hidup Baru
133
Masih Suasana Pengantin Baru
134
Bersilaturahmi Dengan Tetangga Kompleks
135
Kenyang Dengan Perkataan Pedas
136
Menantu Idaman
137
Komentar Dari Mantan
138
Mas Bima Tak Pulang
139
Siapa Dia?
140
Kean Satu Sekolah Dengan Kayla
141
Bertemu Seperti Tak Kenal
142
Nafkah Pertama Dari Mas Bima
143
Omongan Pedas Mertua
144
Penyatuan Cinta
145
Kembali Ke Tempat Masalalu
146
Tetangga Julit
147
Tetangga Genit
148
Tamu Tengah Malam
149
Lingkaran Tetangga Toxic
150
Isi Chat
151
Belanja Brand Terkenal
152
Usaha Mas Bima Menurun
153
Bomerang
154
Mendengar Omongan Putri
155
Dewi Oh Dewi
156
Mengikuti Permainan nya
157
Mempersiapkan Kedatangan Ibu dan Bapak
158
Sikap Putri
159
Memakai Peraturan Luar
160
Kecewa
161
Perjalanan Ke Kampung
162
Sikap Mas Bima
163
Kedatangan Mertua
164
Mertuaku Yang Iri
165
Seperti Kebakaran Jenggot
166
Bertemu Lagi
167
Tak Ingin Membuat Keributan Di Tempat Umum
168
Kepanasan
169
Melakukan Perawatan Yang Sama
170
Bersitegang
171
Kesurupan
172
Air Comberan
173
Mulut Julid Mbak Ambar
174
Itu Mobil Ku!!
175
Memberi Pelajaran
176
Merajuk
177
Itu Fitnah
178
Mulut Pedas Mertua dan Ipar
179
POV Veni Istri Awan
180
POV Veni
181
Menantu Idaman POV Ibunya Bima
182
Sikap Mertua Yang Melunjak
183
Pamer Gelang Baru Pov Ibu nya Bima
184
Nomor Tak Dikenal
185
Mas Bima?
186
Foto Areta
187
Pertengkaran
188
Foto Di Facebook
189
Terbongkarlah
190
Ancaman Mas Bima
191
Bertemu Dengan Lidya
192
Kean Hilang
193
Seperti Spikopat
194
Jangan Gegabah
195
Hasrat Mas Bima
196
Kedatangan Tamu Tak Terduga
197
Kelakuan Bejat Mas Bima
198
Tuduhan Ibu Mertua
199
Akhirnya
200
Menjadi Tontonan
201
Memanas
202
Mencari Jalan Keluar
203
Tak Kunjung Selesai
204
Akhirnya Mas Bima Pergi
205
Mengosongkan Rumah
206
Kelakuan Kakak Ipar POV Bima
207
Menepati Janji
208
Kenikmatan Dari Kakak Ipar
209
Wajah Bahagia
210
Salah Pencet
211
Pengakuan Yang Aku Dengar
212
Keributan
213
Laporan
214
Terkejut
215
Yang Aku Takutkan
216
Awal Hari Yang Buruk
217
Usaha Bima Yang Semakin Surut POV Author
218
Penuh Pengkhianatan Pov Author
219
Pengkhianatan Pov Author
220
Rencana Sarah
221
Bertemu Lagi Dengan Tetangga Julid
222
Pesan Singkat Yang Membuat Bahagia
223
Keributan Lagi
224
Was-was
225
Teror
226
Penangkapan
227
Semua Gara-gara Sarah
228
Negosiasi
229
Mendatangi Sarah
230
Terbakar Api Cemburu
231
Mengambil Uang Di Toko Bima
232
Kebohongan
233
Undangan Makan Siang
234
Pertemuan
235
Masih Ingin
236
Ke Bandara
237
Kedatangan Anita
238
Melihat Dengan Mata Kepala Sendiri
239
Rencana Yang Sudah Diatur
240
Membuka Luka Lama
241
Bertemu Dengan Sarah
242
Usaha Veni Untuk Bima
243
Ide Jahat
244
Beban Tanggungan Berkurang
245
Gugatan Cerai
246
Persyaratan Dari Bima
247
Curhatan Bisa Jadi Ide Cerita
248
Kelakuan Anita
249
Masih Dengan Kelakuan Anita
250
Janjian
251
Mencari Keberadaan Anita
252
Sangat Lega
253
Rama Marah
254
Gagal Berdua
255
Akhirnya Bima Bertanda Tangan
256
Veni Tak Terima
257
Cemburu
258
Curhatan Veni Lagi
259
Berita Viral
260
Ulah Veni
261
Kebahagiaan Veni
262
Rencana Sarah
263
Hasutan
264
Mencari Kebenaran Berita
265
Kabar Baik
266
Dikira Hantu
267
Jaga Gengsi
268
Usaha Rama
269
Rencana Veni
270
Ketakutan Veni
271
Mencium Bau Perselingkuhan
272
Menjadi Tontonan
273
Ruwet
274
Perdebatan Yang Tak Ada Ujungnya
275
Perubahan Sikap Yang Tiba-tiba
276
Kelakuannya Benar-benar
277
Kelakuan Yang Semakin Menjadi-jadi
278
Keributan Yang Tak Berujung
279
Kepergok
280
Ketahuan Lidya
281
Bima Bebas
282
Nasib Usaha Bima
283
Usaha Bima Di Ambang Kehancuran
284
Laras Berbelit
285
Launching Penerbitan Novel Online Sarah
286
Ketakutan Veni
287
Rencana Veni
288
Ancaman Untuk Anita
289
Tak Menemukan Kean
290
Kemarahan Sarah
291
Kemarahan Sarah #part2
292
Berubah
293
Laras Terus Berusaha
294
Kedatangan Bima
295
Tujuan Laras
296
Tak Mendapatkan Apa-apa
297
Sarah Bertemu Ambar
298
Keributan Yang Dilakukan Ambar
299
Laras Semakin Perhitungan
300
Perkelahian
301
Ancaman
302
Si Keras Kepala
303
Memberi Pelajaran Laras dan Ambar
304
Bab 304
305
Bab 305
306
Bab 306
307
#Bab 307
308
#Bab 308
309
#309
310
#310
311
#311
312
#312
313
#313
314
#314
315
#315
316
#316
317
#317
318
#318
319
#319
320
#320
321
#321
322
#322
323
323
324
#234
325
#325
326
#326
327
#327
328
#328
329
#329
330
#330
331
#331
332
#332
333
#333
334
#334
335
#335
336
#336
337
#337
338
338
339
#339
340
#340
341
#341
342
#342
343
#343
344
#344
345
#345
346
#346
347
#347
348
#348
349
#349
350
#350
351
#351
352
#352
353
#353
354
#534
355
#355
356
#356
357
#357
358
#358
359
#359
360
#360
361
#361

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!