Hari ini aku ada meeting bersama klien.
Saat aku keluar dari kamar kulihat istriku Sarah sedang memasak di dapur.
Nggak tahu kenapa setiap hari kulihat Sarah semakin lama semakin kucel.
"Sarah mana masakan untukku lama sekali kamu masaknya" teriak mamaku.
"Iya Ma ini masih Sarah siapkan Tunggu sebentar" jawab sarah sambil membawa makanan ke meja makan dimana kami bertiga sudah menunggu.
"Sayang Ayo kita sarapan bareng" ajak ku pada Sarah.
"maaf mas, Sarah beresin dibelakang dulu ya tinggal dikit. Mas Damar sarapan dulu aja abis ini Sarah nyusul" jawab sarah.
"tapi kamu jangan capek-capek ya sayang" ucapku sambil mengelus perut Sarah.
"Uda Damar jangan terlalu manjain Sarah" celetuk mama.
"Tapi Sarah kan hamil ma, kasian Sarah sama calon anak Damar kalo dia capek" jawab ku.
"iya, tapi kan orang hamil juga harus banyak gerak biar proses lahirannya nanti lancar" nasihat mama.
"Uda deh mas, mas Damar itu nurut aja sama mama, lagian mama kan yang lebih pengalaman " ucap Lidya membenarkan ucapan mama.
"ya Uda lah aku mengerti apa tentang ini" ucapku
"yuk mas, kita berangkat. kita hampir telat nih" ajak Lidya sambil berdiri dari tempat duduknya
"ok lid, tunggu bentar ya. aku pamit dulu sama Sarah" jawabku sambil berlalu mencari keberadaan Sarah di belakang.
"Sayang, mas berangkat kerja dulu ya. kamu jangan lupa sarapan dan nggak boleh capek-capek, inget ada anak kita disini" ucapku sambil mengelus perut Sarah
"Iya mas" jawab Sarah disertai anggukan kepala.
Aku pun mengecup kening nya dan berlalu pergi meninggalkan dia.
...****************...
Sesampainya di kantor aku dan Lidya langsung menuju tempat meeting. Sebelum klien datang kita harus mempersiapkan semuanya.
Dan beberapa menit menunggu akhirnya klien kita datang.
"selamat pagi Pak Damar dan Bu Lidya" sapa seorang wanita muda yang lumayan cantik
"Selamat pagi juga Bu" ku jawab sapaan nya dan ku menoleh pada nya.
Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dia. Ternyata dia Bianca teman SMA ku dulu. Ya, teman SMA yang pernah dekat dan terpisah karena dia harus kuliah ke Amerika.
Semenjak dia ke Amerika kita lost contact dan sekarang dia datang lagi yang langsung membuat hati ku berdebar hebat dan salah tingkah.
"Bianca?" sapa ku dengan keterkejutan yang membuat aku salah tingkah
"Damar? ya, kamu Damar kan? Damar Saputra?" tanya Bianca dengan ekspresi terkejut.
"iya Bi ini aku Damar Saputra temen SMA kamu. Keren kamu Bi, lama tak bertemu kamu jadi tambah cantik dan sukses" jawab ku dengan penuh kekaguman pada wanita yang pernah dekat dulu saat masa sekolah.
" Jadi mas Damar kenal sama ibu Bianca?" tanya Lidya
"Iya lid, jadi Bu Bianca ini teman SMA mas dulu" jawabku
"wahhhh asyik nih, bakalan lebih mudah buat kita kerja sama dengan Bu Bianca" celetuk Lidya
"yuk Bu Bianca silakan duduk kita bisa mulai meeting nya,,, dan buat mas Damar nanti aja ya nostalgia nya setelah meeting selesai " goda Lidya padaku.
"Apaan sih kamu nih lid, bikin aku makin salah tingkah aja" jawabku sambil garuk kepala yang tak gatal ini.
Dan meeting pun dimulai.
...****************...
"Hebat kamu ya Bi, masih mudah cantik Uda punya perusahaan besar sendiri" ucapku pada Bianca.
"Aku cuma nerusin salah satu perusahaan papa aja mar, jadi 2bulan lalu aku disuruh pulang dari Amerika buat nerusin salah satu perusahaan papa ini. maklumlah papa sudah ber umur kasian kalo terlalu capek dan banyak pikiran" ucap Bianca
"Dan lagi aku disuruh pulang karena papa sama mama ingin aku cepat-cepat menikah, mereka ingin menimang cucu" katanya.
"Jadi kamu sekarang masih sendiri bi?" tanya ku dengan hati yang entah kenapa mendengar dia belum menikah rasanya bahagia sekali.
"Belum Damar, setelah dulu kita putus karena aku harus kuliah di Amerika. Aku nggak pernah lagi deket sama laki-laki lain" jawab Bianca dengan ekspresi wajah yang sedih.
Dari ekspresi wajah itu aku melihat bahwa dia masih menyimpan rasa untuk ku. tapi, ah... sudah lah aku nggak boleh berpikir yang aneh-aneh. Karena sekarang keadaan sudah berubah, aku sudah punya Sarah yang saat ini hamil anak ku.
Tapi kenapa dengan hati ini??
Tiba-tiba hape ku berbunyi membuyarkan semua lamunanku.
Ku ambil hp di saku kemeja, kulihat ternyata pesan dari Sarah.
"mas, jangan lupa sekarang waktunya kontrol ke dokter kandungan" pesan dari Sarah.
keasyikan ngobrol sama Bianca sampai lupa jadwal Sarah ke dokter kandungan.
"sayang, kamu kedokteran kandungan dianter mama aja ya. soalnya mas meeting nya belum selesai. abis ini mas bilang ke mama ya" kubalas pesan dari Sarah.
Entah kenapa aku nggak mau menyia-nyiakan waktu bersama Bianca. Banyak sekali kenangan yang tiba-tiba muncul waktu kita sekolah dulu.
"tapi mas, mas kan Uda janji kemarin kalo mau anter aku ke dokter kandungan" balas Sarah.
"iya sayang, tapi gimana lagi meeting mas belum selesai. mas janji deh lain kali pasti mas anter ke dokter kandungan" jawab ku.
"oke deh mas, aku pergi sama mama aja". balas Sarah.
Syukurlah kalau Sarah mengerti, emang Sarah itu termasuk istri yang penurut itulah kenapa aku bisa jatuh hati padanya. Dia penurut dan begitu polos, walau awalnya pernikahan ku ditentang oleh mama. karena menurut mama dia bukan dari keluarga yang berada. Tapi ku yakinkan mama kalau dia itu orang baik dan bisa disuruh ngebantu mama di rumah. Dan akhirnya mama setuju dengan pernikahan kami.
"Oya mar, kamu sendiri gimana? Uda menikah atau masih sendiri?" tanya Bianca setelah aku balas pesan dari Sarah .
"aku....... " aku bingung menjawab pertanyaan Bianca karena kalo aku jawab jujur, aku takut Bianca menjauhiku.
"Mas Damar masih sendiri mbak Bi" sahut Lidya menjawab pertanyaan Bianca.
"Oya??... jangan-jangan kita berjodoh mar?" celetuk Bianca yang membuat aku semakin salah tingkah.
"Aamiin...." sahut Lidya sambil melirik ku.
Aku menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali.
"yuk Bi di minum" ku alihkan omongan ini sambil mengambil segelas minuman yang ada di depan ku.
Bianca pun langsung mengambil gelas didepannya dan langsung meminum nya.
"Oya mar, aku boleh minta nomer kamu? biar kalo ada apa-apa tentang kerja sama kita ini lebih mudah menghubungi kamu" ucap Bianca.
Tanpa menunggu lama aku mengambil handphone yang ada di saku kemeja, dan langsung memberikan nomerku pada Bianca.
"oke mar, aku save ya. Dan sekalian aku pamit soalnya aku ada janji sama mama mau makan malam diluar" pamit Bianca
"oke Bi, hati-hati dijalan ya" ucapku
"makasih untuk hari ini ya mar" ucap Bianca sambil pegang tanganku, yang langsung membuat ku salah tingkah.
ku jawab anggukan kecil dan senyum manis pada Bianca.
Bianca pun berlalu pergi meninggalkan kami berdua dan aku masih menatap kepergian nya.
"cie yang lagi CLBK ( cinta lama bersemi kembali)" celetuk Lidya sambil menepuk pundakku membuat Aku kaget dan tersadar dari lamunanku.
" Ih apaan sih kamu lid bikin kaget mas aja" jawabku sambil menyembunyikan wajah ku yang agak gugup ini karna candaan Lidya.
"ya Uda mas, yuk kita pulang. Uda sore ini" ajak Lidya.
"ayo..." jawabku
Didalam mobil pun Lidya masih menggoda ku.
"seandainya aja mas Damar nikahnya sama mbk Bianca bukan sama mbk Sarah, mungkin hidup kita akan lebih dari ini mas. Mas Damar pasti Uda punya perusahaan sendiri" ucap Lidya
"tapi yang namanya jodohkan kita g tau lid" jawab ku sambil konsentrasi nyetir mobil.
"ya siapa tau aja mbk Bianca jadi jodoh kamu mas" celetuk Lidya yang sontak membuat ku tertawa terbahak-bahak.
"ah...kamu bisa aja lid. trus Sarah mau dikemanain???" ucapku
"kalo mbak Sarah mah itu masalah gampang mas, serahkan aja sama lidya" sahut lidya
"kamu ini ada-ada aja lid" jawab ku sambil senyum.
Sampai rumah Sarah menyambut ku dengan membawa kan tas kerja ku. Dan kami pun bersama menuju kamar.
Setelah membersihkan badan karna seharian bekerja, aku langsung merebahkan badan ini diatas tempat tidur. Ingin beristirahat karena badan ini terasa lelah sekali. Tapi baru ingat kalau Sarah tadi siang pergi ke dokter kandungan.
"sayang gimana tadi di dokter kandungan? gimana bayi kita?" tanya ku pada Sarah yang sedang beres-beres baju kotor ku tadi setelah pulang kantor.
"Alhamdulillah mas, bayi kita sehat" jawabnya sambil senyum dibarengi tangan mengelus perutnya yang mulai agak kelihatan membuncit.
"syukurlah, anak papa sehat" ku berdiri sambil mencium perut Sarah.
"Oya mas, tiba-tiba aja aku kangen ibu. jadi pingin nginep dirumah ibu mas" ucap Sarah.
"Emang kenapa sayang? kok pingin nginep disana? tanyaku.
"tiba-tiba Sarah kangen mas sama ibu, bolehkan mas?" rengek Sarah.
"Tapi kamu nggak apa-apa kan? kamu betah kan disini?" tanyaku pada Sarah karena kulihat tak begitu banyak senyum di wajahnya seperti sebelumnya.
"Sarah nggak kenapa-kenapa mas, cuma Sarah lagi kangen ibu aja" jawab Sarah menyakinkan ku.
"Ok sayang, kapan kita kesana?" tanyaku
"gimana kalo Sabtu mas? kamu kan g kekantor." usulnya.
"Ok, Sabtu kita nginep dirumah ibu, sekarang mas mau istirahat dulu" ucapku.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
jangan lupa mampir di karya teman ku yagesya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Nawangsih
waduh....
cobaanny dr suami jg
cakep ini mah masalah ny
2023-07-07
0
Sukliang
awal2 masih la s e t i a
2023-06-23
0
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
kok aku kesel ya sama tingkah Damar, kayak welcome banget sama Bianca, harusnya jaga jarak kan udah punya istri🙄
2023-01-18
1