Tiba-tiba didepan halaman rumah, berhenti sebuah mobil mewah yang ditaksir harga nya mencapai 2M lebih. Entah mobil jenis apa itu, karena aku juga tak begitu mengerti tentang mobil.
Aku, ibu dan bapak yang kebetulan bapak tak pergi ke ladang, pun penasaran. Akhirnya kita putuskan untuk ke depan melihat siapa yang datang.
Yang aku takutkan, takut kalau bapak dan ibu terlibat hutang pada rentenir. Takut ia datang menagih dengan bos nya.
"Pak, Bu apa punya hutang pada mereka? tanyaku dengan takut.
"nggak nak, bapak ibu nggak pernah berhutang pada siapapun ", jawab ibu.
"Trus itu mobil siapa ya Bu?", penasaran hati ini kenapa ada mobil mewah berhenti didepan rumah kami yang sangat sederhana ini.
Akhirnya orang yang di dalam keluar dari mobil. Seseorang yang tampan masih muda pula. Dia turun dan membukakan pintu mobil satunya.
Dan terlihat wanita muda yang turun dari mobil itu, siapa ya dia?. Aku penasaran karena masih tak terlihat wajah nya hanya terlihat rok bawah dan sepatu nya.
Kemudian perempuan mudah itu tersenyum dari kejauhan, dan dia semakin dekat. Membuat aku mudah mengenali nya. Ternyata dia Mayang, adik perempuan ku satu-satunya.
Entah kebetulan dari mana, aku berada di rumah ibu. Ternyata Mayang juga pulang dari Singapura. Betapa senangnya hati ini, akhirnya kita bisa bertemu.
Tak ada kabar sebelumnya kalau dia mau pulang sekarang. Tapi hati ini bertanya-tanya siapa lelaki tampan yang bersama Mayang ini?.
"Assalamualaikum ibu, bapak, mbak Sarah", salam dari Mayang sambil mencium punggung tangan kami secara bergantian.
"Waalaikumsalam", jawab kami bersamaan.
"Alhamdulillah akhirnya ketemu mbak Sarah disini, mbak aku kangen sama mbak", ucap Mayang sambil memeluk ku. Pelukan erat nya langsung dilepas saat di merasa ada yang mengganjal diperut nya.
"Mbak Sarah hamil?", tanya Mayang.
"Iya may, kamu mau jadi aunty", jawabku sambil memencet hidung Mayang. Walau dia sudah besar tapi aku merasa dia masih anak- anak yang suka manja padaku
"Alhamdulillah, akhirnya aku mau punya ponakan. Oya mana suami nya mbak Sarah? Aku pingin kenakalan. Maafkan Mayang ya mbk, waktu mbak Sarah nikah. Mayang nggak bisa datang, waktu itu banyak sekali tugas kuliah Mayang ".
"Iya nggak papa May, mas Damar nggak ikut kesini May. Dia dikejar deadline di kantor nya, jadi harus lembur terus", jawabku.
"Yah... padahal Mayang pingin ketemu dan kenalan sama kakak ipar. Selama mbak Sarah nikah kan Mayang nggak tau dan nggak kenal sama suami mbak", ucap Mayang.
Memang benar Mayang tak pernah tau suamiku. Karena waktu aku menikah dengan mas Damar Mayang tidak bisa pulang. Bukan hanya karena lagi banyak tugas tapi juga emang lagi tak ada uang untuk ongkos pulang.
Mayang kuliah S2 tak pernah sedikitpun merepotkan ibu bapak dan aku. Dia kuliah sambil bekerja disana. Jadi untuk biaya hidup disana Mayang sudah bisa menanggung nya sendiri.
"May, dia siapa?", tanyaku sambil menunjuk lelaki muda nan tampan itu.
"Oiya,, Mayang sampai lupa mbak. Karena keasikan ngobrol sama mbak Sarah," ucap Mayang sambil senyum tersipu malu.
"Kenalkan mbak, ibu, bapak, ini Celvin temen kuliah Mayang", dia mengenalkan teman nya kepada kami.
Celvin pun mengulur kan tangannya dan mencium punggung tangan kami bertiga secara bergantian.
"Ayo, Mayang ajak Celvin masuk", ucap ibu kepada Mayang.
"Ayo Vin, kita masuk", ajak Mayang pada Celvin.
Akhirnya kita berlima pun masuk kerumah yang sederhana ini.
"Silahkan duduk nak Celvin, maaf rumah nya sederhana", ibu mempersilahkan Celvin duduk.
"Iya, Bu. makasih", jawab Celvin.
Ibu berlalu ke dapur, untuk membuat kan minuman buat Celvin.
"Silakan dimakan dan diminum, nak Celvin", ibu menyodorkan segelas teh hangat dan sepiring singkong rebus. Kebetulan ibu tadi habis merebus singkong.
"Iya, Bu. terimakasih", ucap Celvin sambil mengambil sepotong singkong rebus yang asap nya masih mengepul. Cocok banget dengan suasana desa ini yang lagi mendung.
"Mayang, kenapa kamu nggak beri kabar dulu kalau mau pulang?. Tahu gitu kan ibu, bapak sama mbak Sarah kan bisa jemput kamu di Bandara. Jadi nggak perlu ngerepotin temen kamu, harus anter kamu sampai rumah", tanyaku pada Mayang.
"Sebenarnya, Mayang tidak ada rencana pulang sekarang mbk. Tapi berhubung Celvin dijemput papi nya disuruh pulang sekarang, jadi Mayang diajak bareng sekalian sama Celvin", ucap Mayang menjelaskan sambil melihat Celvin.
"Begini Pak, Bu, mbak Sarah. Sebenarnya Celvin kesini mau melamar Sarah. Karena kami berdua sudah saling cocok", ucap Celvin menjelaskan tujuan nya datang kesini.
"Melamar Mayang, nak Celvin?!," tanya bapak kaget.
"Iya, pak. Kalau lamaran ku hari ini diterima, nanti papi yang akan datang kesini untuk lebih formal nya, pak".
"Kamu yakin nak Celvin, mau melamar Mayang. Yang nak Celvin tau keadaan keluarga kita seperti ini?!," tanya ibu masih terlihat kaget.
"Celvin, kalau menurut mbak Sarah. mendingan di pikir-pikir dulu. Karena kalian masih mudah untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Kalian juga masih kuliah, terus kalian masih bisa sukses dengan karier kalian masing-masing ", ucapku penuh penjelasan.
Karena menurut ku menikah bukan akhir dari segalanya . Tapi menikah itu awal dari segalanya. Awal dari kebahagiaan, kesedihan, dan awal kita menikmati pasang surut ekonomi. Dan juga penyatuan dua keluarga yang pasti berbeda latar belakang.
Dan itu yang menurut ku paling sulit. Karena itu yang aku alami saat ini.
Apalagi melihat latar belakang Mayang dan Celvin sangat lah jauh berbeda.
"Tapi, mbak. Aku dan Mayang sudah sepakat untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Papi ku juga tidak permasalahkan dengan siapa aku menikah. Asalkan perempuan itu dari latar belakang yang baik. Tidak harus dengan orang kaya. Untuk masalah karier aku bebas kan Mayang untuk berkarier setinggi mungkin sesuai dengan cita-cita", Celvin meyakinkan kami semua.
"Kalau kamu sendiri gimana Mayang?", tanyaku pada Mayang.
"Jujur kalau aku sudah siap mbk, tapi tetap keputusan ada ditangan bapak, ibu dan mbak Sarah. Apapun keputusan kalian akan Mayang terima. Karena Mayang yakin keputusan kalian yang terbaik", jawab Mayang.
"Sebelumnya bapak mengucapkan terimakasih pada nak Celvin, karena sudah Sudi melamar Mayang anak saya. Yang notabene nya anak dari keluarga buruh tani. Sebelum bapak mengambil keputusan untuk menerima atau tidak lamaran nak Celvin. Bapak mohon minta waktu untuk kami memikirkan ini semua. Karena bapak tidak mau untuk hal besar seperti ini harus gegabah. Apalagi latarbelakang keluarga kita sangat berbeda jauh", permintaan bapak kepada Celvin.
"Iya, pak. Celvin sangat mengerti dengan apa yang bapak maksud. Kalau lamaran Celvin ini diterima, selanjutnya papi yang akan kesini untuk meminta Mayang langsung dari bapak",
"kalau begitu Celvin pamit pulang dulu ya pak, Bu, mbak Sarah. Karena ini sudah malam", pamit Celvin dengan sopan.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
jangan lupa mampir di novel temanku ya kawan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Ilham Choirudin
waw akan ada kejuran untuk lidya
2023-08-08
0
Nawangsih
diterima gk nih?
2023-07-09
0
Chiisan kasih
bau" ada rebutan lelaki, nih
2023-03-21
0