"O yah mbak, abis ini jangan lupa ya beresin kamar ku ," bisik Lidya padaku.
"Iya Lid," jawabku sambil mengangguk.
"Sebelum melanjutkan bersihin kamar Lidya, aku sarapan dulu ah.. perut rasanya uda keroncongan," batin ku.
Setelah aku menyendok nasi di piring dan mau menyuap ke mulut tiba-tiba mama datang.
"Hmm enak sekali ya kamu makan, disaat pekerjaan rumah belum selesai," ucap mertua ketus, sambil berkacak pinggang.
"Maaf ma, Sarah lapar banget, Sarah lemes ma kalo nggak sarapan dulu".
"Enak aja, nih bersihin rumah dulu dan beresin kamar Lidya abis itu kamu boleh makan," ucap mertuaku sambil melempar sapu dan lap di wajahku.
"Baiik ma," ku ambil sapu dan lap.
"Ingat ya kamu disini itu numpang, jadi jangan sok sok an jadi ratu dirumah ini. Sebagai ganti kamu makan disini ya kamu harus ngerjain semua tugas rumah. Oya satu lagi jangan sekali kali kamu ngadu ke Damar tentang ini."
"Iya ma."
Langsung kuambil sapu dan lap, ku mulai membersihkan semua ruangan dirumah ini dengan menahan rasa lapar ku, ku elusi perut ku.
"Sabar ya nak, adek nggak boleh rewel ya diperut mama, abis ini kalo pekerjaan mama uda selesai baru kita bisa makan," batinku.
"Alhamdulillah semua pekerjaan uda selesai sekarang waktunya kita makan ya dek," batin ku sambil ku elus perutku.
Ku ambil piring, ku sendok nasi dan lauk ke dalam piring. Dan tiba2 mertua ku datang.
"Jangan banyak-banyak kalo makan, kasian damar yang kerja, tau sendirikan kalo kamu nggak kerja," ucap sinis mertua.
"Iya ma," jawabku sambil mengangguk.
Tak terasa bulir air mata ini jatuh di pipi.
"Sebegini menderita nya mas jadi istri mu," ucapku dalam hati.
"***Mas, jangan lupa ya hari ini waktunya kita ke dokter kandungan***."
Ku kirimkan pesan ke mas damar buat ingetin dia kalo hari ini jadwal kontrol ke dokter kandungan.
"***Ya Tuhan, mas lupa sayang. Hari ini mas sibuk, meeting juga belum selesai. Kamu diantar mama aja ya Sarah?, biar abis ini mas telepon mama***," balas pesan mas damar
"***tapi mas,,, aku nggak enak kalo sama ma***,"
ku balas lagi pesan wa nya mas Damar.
"***Emang kenapa sayang? kamu harus menganggap mama ku seperti mama kamu sendiri. Jangan nggak enakan gitu***," balas mas Damar.
"***Iya mas***," balasku pasrah.
Aku siap-siap untuk pergi ke dokter kandungan, tiba-tiba mama muncul.
"Kamu udah siap Sarah? ingat ya kamu jangan malu-maluin disana, kalau bukan karena Damar yang minta nemenin kamu mama sih ogah," cerocos mertua sambil melengos.
"Sarah Uda siap ma, Sarah juga uda pesan taksi online. Mungkin sebentar lagi taksinya datang," jawab ku.
Taksi pun uda datang, dan kami berdua naik ke taksi. Setelah sampai di dokter kandungan kami masih menunggu antrian yang nggak begitu banyak karena aku tadi sudah daftar lebih dulu. Sekarang uda sampai ke nomer antrian ku dan kami pun masuk ke ruangan dokter.
"Selamat siang ibu," sambut dokter dengan sangat ramah.
"Siang dok," balas ku sambil senyum ramah
"Silakan duduk ibu, tensi dulu ya ibu tekanan darahnya," ucap dokter sambil meletakkan alat tensi darah.
" Iya dok," ku ulurkan tangan ku.
"Kok tekanan darah nya rendah Bu? Ibu g boleh capek-capek ya, ibu harus makan yang banyak dan ibu hamil nggak boleh setres loh. Sekarang ibu berbaring ya di sana, biar ku periksa kandungan ibu," ucap dokter sambil menunjuk tempat tidur untuk periksa.
"Baik dok," jawab ku sambil melangkah ke tempat tidur.
"Berbaring ya bu." Ucap dokter dengan ramah.
Aku pun berbaring sesuai petunjuk dokter. Dan dokter mulai mengolesi cream di perutku dan menaruh alat USG.
"Bu, kok bayinya kecil? Dirumah pola makannya harus dijaga ya Bu. Nakan makanan yang bergizi dan ingat ibu nggak boleh setres harus istirahat yang banyak nggak boleh capek-capek," ucap dokter memberi nasehat.
"Kamu itu gimana sih Sarah?, mama kan uda bilang makan yang banyak dan istirahat yang cukup biar kamu dan bayi kamu itu sehat , kalau kayak gini kan kamu malu-maluin mama aja seakan-akan mama ngelarang kamu makan," ucap mertuaku ketus.
"Tapi ma..," belum selesai aku ngomong mertuaku mencubit lenganku sambil melotot.
"Auh....," reflek aku menjerit.
"kenapa Bu?," tanya dokter.
"Tidak kenapa-kenapa dok, ini tiba-tiba tangan ku kram," jawabku sambil pegang tanganku.
"Ya uda ini resepnya ibu bisa tebus di apotek dan vitamin nya harus diminum dengan rutin biar ibu dan bayi nya sehat," ucap dokter.
"iya dok".
"Kamu ini gimana sih Sar? kok bisa-bisanya kandungan mu kurang gizi. Jangan bikin malu mama gini dong," ucap mama.
"Tapi kan ma, mama yang suruh Sarah kerja trus bersihin rumah," jawabku agak jengkel.
"Kamu itu ya suka nya nyalahin mama, awas ya jangan sampai Damar tau tentang ini," ancam mama.
"Tapi mas Damar berhak tau ma tentang kondisi bayinya," jawabku.
"Nggak boleh, pokoknya Damar nggak boleh tau. Kasian dia nanti banyak pikiran karena uda kerja seharian," ucap mama.
"Iya ma,"
Jam sudah menunjukkan waktu nya mas Damar dan Lidya pulang. Tak lama kemudian suara mobil datang terdengar itu tandanya mereka sudah datang.
Ku sambut mas Damar dan ku ambil tas kerja nya dan kami jalan ber iringan menuju kamar.
"Mas Damar mandi dulu ya biar capek nya hilang" ucapku.
"Iya sayang," ia berlalu ke kamar mandi sambil mencium keningku.
Ku balas dengan senyum kecil yang manis.
Setelah selesai mandi dan ganti baju, dia langsung rebahan di atas tempat tidur.
"Gimana hari ini mas di kantor? lancar meeting nya?," tanyaku sambil beresin baju kotor yang tadi dipakai mas Damar ke kantor.
"Alhamdulillah lancar sayang" jawab mas Damar "Kamu sendiri tadi gimana di dokter kandungan? Bayi kita sehatkan?," tanya mas Damar.
"Alhamdulillah mas bayi kita sehat mas," jawab ku sambil mengelus perut ku.
"Jmm mas, boleh nggak kalo beberapa hari aku nginep dirumah ibu?," tanyaku.
"Emang kenapa sayang?, "
"Sarah lagi kangen aja sama ibu mas."
"Tapi kamu betahkan disini?," tanya mas Damar sambil menatap mataku.
"Iya mas, Sarah betah kok disini cuma nggak tau kenapa tiba-tiba Sarah kangen sama ibu."
"Ya udah kapan mas antar kamu kerumah ibu?," tanya mas Damar.
"Gimana kalo hari Sabtu besok mas, mas Damar kan libur nggak kekantor. "
"Oke sayang, hari Sabtu kamu aku antar ke rumah ibu dan kita nginep disana," jawab mas Damar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 361 Episodes
Comments
Nawangsih
sering2 ngibep di rumah ortu aja kl gitu
2023-07-07
0
MAY.s
Duuuh... dasar tukang silat lidah
2023-02-04
1
MAY.s
Emmak mu yg gk nganggep Sarah sbg anak menantu, malah mirip pembantu
2023-02-04
1