...~Love Me My Lord Duke~...
...~oOo0oOo~...
Pagi hari tiba. Begitu terbangun aku melihat Ivone yang sedang membersihkan. Seperti biasa Ivone akan bangun lebih dulu dan membereskan kamarku.
Aku menatap punggung Ivone sambil menggosok mataku, rambut Ivone yang pendek di ikat agar tidak tergerai. Aku mendudukkan bokong ku dan menyandarkan tubuhku di kepala kasur.
"Ivone..." panggilku dengan suara serak.
Ivone yang masih menyapu segera berbalik badan, "Nyonya, Anda sudah bangun rupanya," sahutnya dengan hangat.
Ivone menyerahkan ember air cuci muka ke tanganku, "Semalam, apa Tuan Duke datang kemari?" tanyaku dengan hati-hati, kepada Ivone yang berdiri di sebelah ku.
Ivone menatapku kebingungan dia sedikit memiringkan kepalanya, "Tidak Nyonya. Memangnya Tuan Duke datang?"
"Iya, semalam-"
'Melihat respon Ivone, sepertinya dia tidak tahu kalau semalam Carxen datang kemari.'
Itu berarti Ivone sudah tidur saat Carxen datang kemari. Jika Carxen tahu yang tidur di tempatku adalah Ivone, dia pasti tidak akan tinggal diam saja. Dengan kata lain, Carxen datang ke kamarku hanya untuk memeriksa kamarku.
"...nya!"
"Nyonya!" panggil Ivone.
"Ah! Ya?" tanyaku seraya menoleh ke arah Ivone.
"Tadi di lorong Tuan Alfonso memberitahu saya, kalau Tuan Duke ingin sarapan bersama Nyonya."
'Ap-Apa!? Carxen ingin sarapan denganku? Pertanda buruk apa ini? Padahal masih pagi.'
Aku memperhatikan Ivone yang sedang memindahkan ember ke atas meja, "Ivone, matahari terbit dari mana tadi pagi?"
"Ya...?" Ivone terlihat kebingungan.
"Masih dari timur Nyonya," jawab Ivone dengan tatapan polos.
"Lupakan. Sekarang bantu aku bersiap-siap."
Carxen, pria yang disebut-sebut sebagai pria berdarah dingin, apa maunya? Setelah menolak permintaanku untuk makan malam bersama. Sekarang dia ingin aku sarapan bersamanya. Sungguh tidak bisa diprediksi.
Kemudian---
Aku memegang erat gagang pintu ruangan makan, "Entah mengapa, aku merasa agak kesal..." desis ku pelan.
Ini sama saja seperti sepah yang habis di buang lalu di pungut kembali. Meski begitu aku tetap harus bertemu dengannya hari ini.
"Viellen Von Callisto."
Suara rendah dan dalam tersebut terdengar dari belakang ku. Aura dingin seketika menyelimuti punggung ku. Aku meneguk ludah dengan gusar sembari terus menatap pintu. Bulu halus di tengkuk ku serasa sedang berdiri.
'Ternyata dia juga datang terlambat.'
"Apa yang sedang kau lakukan disana?" pungkas Carxen.
Tangan besar yang dingin tiba-tiba menggapai tanganku yang masih memegang gagang pintu.
"Tolong jangan seperti ini, aku mau masuk ke dalam," kata ku tak nyaman.
Carxen meremas tanganku dengan ringan seperti waktu di pernikahan kami.
"Singkirkan tangan Anda," tegas ku.
Carxen menekan tubuhnya ke arahku, tubuhku tersentak, memberikan reaksi penolakan saat dia melakukan itu. Belum sempat aku angkat bicara, dia segera menarik gagang pintu.
"Masuklah, Duchess ku," bisik Carxen ditelinga ku.
Jantung ku berdegup cepat, telinga ku terasa panas.
Carxen berjalan masuk kedalam melewati pintu, sementara aku masih berdiri mematung di depan pintu.
Aku segera menyusul Carxen dan duduk di kursi yang menghadap langsung kearahnya. Dia menduduki kursi tempat dimana pemimpin keluarga seharusnya duduk.
Selama kami makan, hanya terdengar suara pisau daging dan garpu yang terdengar berisik menyentuh piring. Beberapa kali aku melirik ke arah Carxen diam-diam. Dia fokus memperhatikan daging steak medium yang disajikan di piringnya.
Rasanya canggung dan menyesakkan, ini pertama kalinya aku makan bersama Carxen. Aku bertanya-tanya bagaimana dia bisa setenang itu, disaat aku merasa sebaliknya. Aku ingin segera bertanya soal kejadian tadi malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments