Bab 5.Hari Pernikahan

...~Love Me My Lord Duke ~...

...~oOo0oOo~...

Hari-hari berlalu, selama itu Vounch dan Eleanor sibuk mengatur persiapan pernikahan ku, Carxen juga jadi lebih sering datang ke kediaman kami untuk berbincang dengan ayahku.

Kemudian---

Tibalah waktunya hari dimana aku akan menikah dengan Carxen.

Balutan gaun pengantin berwarna putih broken white menutupi sekujur tubuhku. Rambut hitam yang sudah mencapai punggung ku tetap di uraikan. Hiasan diatas kepalaku adalah renda berwarna putih dengan pola bunga mawar.

Saat ini aku tengah berjalan menuju altar dengan di dampingi oleh Vounch yang menggandeng lenganku dengan mesra.

Dari atas altar terlihat Carxen sedang menunggu ku bersama dengan seorang pastor. Carxen mengenakan setelan tuxedo putih, dia terlihat sangat tampan serta jauh lebih bersinar dengan penampilannya saat ini.

Pernikahan kami hanya di hadiri oleh beberapa bangsawan terdekat saja. Sekitar 17 orang bangsawan, sudah termasuk Martha, Vounch dan Eleanor.

Begitu aku tiba di atas altar, Carxen menawarkan tangannya ke hadapan ku tanpa senyuman, seperti biasanya. Aku segera memegang tangan Carxen, dan berjalan ke hadapannya sembari tetap menggenggam tangannya.

Kami mengikuti semua prosesi pernikahan dengan baik. Hingga tibalah waktunya untuk mengucapkan janji pernikahan.

Entah mengapa aku merasa sangat gugup dan berdebar-debar.

"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan pernikahan kalian. Saya persilahkan saudari dan saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya," ucap sang pastor.

Dihadapan pastor dan para hadirin, kami akan mengucapkan ikrar pernikahan sehidup semati yang seharusnya diucapkan oleh dua insan yang saling mencintai, seperti Martha dan Barrlet.

Bukannya dua insan yang sama-sama tidak memiliki perasaan satu sama lain, seperti aku dan Carxen.

"Carxen Van De Callisto, bersediakah saudara menikah dengan Viellen Von Reynch yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

"Aku bersedia," jawab Carxen tanpa ada keraguan, tanpa senyuman, tanpa menunjukkan ekspresi diwajahnya, sambil terus menatap mataku.

Aku tersenyum lirih mendengar jawaban Carxen yang tanpa pikir panjang itu. Entah mengapa dadaku terasa sesak, seperti ada sesuatu yang mengganjal.

'Semudah itu kau berucap janji... Padahal ini jelas pernikahan yang tidak kau inginkan, hanya dengan melihat ekspresi di wajahmu saat ini, orang-orang sudah dapat menilai hubungan diantara kita. Benar, tidak ada cinta atau semacamnya diantara kita.'

Pastor berambut putih tersebut mengalihkan pandangannya dari Carxen, sorot mata hijau pastor tersebut menatap lembut ke arahku.

'Tenanglah Viellen, jangan gugup. Semuanya akan baik-baik saja.'

"Viellen Von Reynch, bersediakah saudari menikah dengan Carxen Van De Callisto yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

Aku mengambil jeda sejenak, untuk menarik napas perlahan. Keheningan tercipta, aku mendengar suara beberapa orang yang mulai berbisik-bisik pelan dari bangku para tamu.

Aku menatap lurus ke arah dada bidang Carxen sembari memikirkan segalanya kembali.

Ada keraguan di dalam diriku untuk menjawab pertanyaan pastor. Hati kecilku seolah sedang bertanya kembali, 'Apakah pernikahan seperti ini yang kau inginkan?' 'Apa kau yakin ingin menikah dengan pria dihadapan mu saat ini?' Tentu saja jawabannya tidak. Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai, ataupun orang yang tidak mencintai ku.

'Aku... Aku sungguh tidak ingin menikah. Rasanya aku ingin berlari saja sejauh mungkin. Aku ingin meninggalkan tempat ini.

"...na Viellen..."

"Nona Viellen," suara pastor kembali menyadarkan ku.

"Saya akan ulangi. Mohon Nona Viellen dengarkan baik-baik."

'Sadarlah Viellen, kendalikan dirimu. Ingat tujuanmu. Jangan membuat Ayah Ibu dan Martha kecewa.'

"Viellen Von Reynch, bersediakah saudari menikah dengan Carxen Van De Callisto yang hadir di sini dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun dalam duka?"

Carxen memberikan remasan ringan di tanganku yang masih dalam genggamannya. Dia seolah sedang meyakinkan ku.

Aku memberanikan diri menatap Carxen dengan hati-hati, kedua bola mata Carxen terlihat bersinar indah seperti permata ruby. Dia menatap mataku penuh keyakinan, lewat tatapan matanya seakan dia mengatakan bahwa dia akan melindungi ku dengan sekuat tenaganya dan bersedia menerima ku dengan sepenuh hati.

Aku menelan ludah dengan berat dan gusar, kemudian menarik napas perlahan.

"Ya..."

"A-Aku bersedia." Setelah mengatakan itu, aku berusaha mengulum senyumku kepada Carxen.

Terpopuler

Comments

lily

lily

dah Dig dug dong pastinya tuh jantung

2025-01-06

0

Zalva LP

Zalva LP

🤗Halooooooo....
aku baru komentar👍👍👍👍♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️😆

😭Sepi benget dah kek hati ku🙄🥺

2022-12-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!