Bab 7.Karena Kau Istriku

...~Love Me My Lord Duke~...

...~oOo0oOo~...

"Terima kasih untuk semuanya. Aku mencintai kalian," kata ku, lalu tersenyum lembut kepada Vounch dan Eleanor.

Martha tiba-tiba memelukku dari samping, "Aku juga mencintaimu Viellen. Kami semua mencintaimu," ucap Martha, yang membuat hatiku tersentuh.

'Setelah ini aku akan jarang bertemu dengan kalian. Atau bahkan aku tidak akan pernah bertemu dengan kalian lagi.'

Carxen menunggu ku di depan pintu kereta kuda. Dia berdiri sambil menatap lurus ke arahku, dengan lengan yang disilangkan ke depan dada.

'Dia terlihat sangat tidak nyaman berlama-lama berada di sini.'

Aku melepas pelukan ku dari Martha, "Ini sudah waktunya aku pergi," kata ku kepada Martha yang masih memelukku.

Martha segera melepas pelukannya, dan tersenyum kepada ku, "Baiklah, meski aku masih ingin memelukmu," Martha lalu melirik Carxen, " Tapi suami mu yang berdiri di belakang sana, lebih tidak sabar ingin berduaan dengan istrinya," goda Martha dengan suara yang agak keras.

"Apa yang baru saja kau katakan, bagaimana kalau dia mendengarnya" bisik ku kepada Martha. Lalu aku melirik Carxen dengan hati-hati.

'Melihat dia membuang muka seperti itu sepertinya dia mendengarnya.'

Setelah berpamitan dengan Vounch dan Eleanor, aku melenggang pergi menuju kereta kuda dan masuk ke dalam. Carxen masuk ke dalam kereta setelah aku.

Kereta pun akhirnya jalan, aku melambaikan tangan dari dalam jendela kepada Martha, sambil terus menampilkan senyumanku.

Kereta semakin menjauh. Aku menghela nafas pelan diam-diam, sambil terus menatap keluar jendela. Sesekali aku melirik kearah Carxen yang sedang membaca beberapa lembar dokumen ditangannya.

"Apa kau ingin mengatakan sesuatu?" tanya Carxen seraya mengangkat kepalanya dan menatap lurus ke arahku.

'Ternyata dia menyadarinya.'

Carxen masih menatapku, menunggu aku mengatakan sesuatu.

'Jangan gugup Viellen. Dia suamimu sekarang. Benar, tanyakan sesuatu... atau tanyakan saja soal kecupan tadi.'

"Uhm...Ini soal...Ci-Ciuman..." Aku melihat Carxen dengan hati-hati, lalu mengindari kontak mata dengannya berusaha menutupi kegugupan ku, "Kau mencium ku tadi..." kata ku pelan seperti setengah bergumam.

Carxen tidak mengatakan sepatah kata pun. Suasana seketika menjadi hening karena kami sama-sama membisu. Wajahku sepertinya menjadi merah karena malu.

"I-Itu, ma-maksud saya..." Aku mencoba mencairkan suasana meski aku berbicara dengan tergagap, "A-Anda sangat jago ciuman!" Lalu aku segera melempar senyuman kepada Carxen.

'Aku pasti terdengar seperti wanita mesum. Apa yang baru saja aku katakan di depan seseorang yang baru saja aku nikahi beberapa jam yang lalu. Itukan hanya pujian, jadi tidak masalah.'

Carxen menaruh dokumen yang berada di tangannya ke sebelah tempat duduknya, lalu beralih menatap ku, "Benarkah itu? Aku tidak mengerti hal semacam itu," lalu dia menyilangkan lengannya ke depan dada.

'Tanggapan seperti apa itu? Apa itu masuk akal sekarang? Setelah tadi kau mencium ku tanpa rasa malu ataupun gugup. Tidak, tunggu, jangan bilang itu juga ciuman pertamanya...?'

Selain kepribadian yang buruk, tidak ada yang kurang dari Carxen, entah itu kekayaan, penampilan ataupun reputasi. Bukankah itu cukup aneh jika sampai tidak ada wanita yang mendekatinya selama bertahun-tahun.

'Masa sih? Aneh sekali.'

"...Sebelumnya aku minta maaf. Jika saja aku tahu, kita bisa briefing dulu- maksud ku berpura-pura ciuman."

"Apa maksudmu?" cetus Carxen, nada suaranya terdengar tidak senang, "Aku mencium mu karena kau istriku. Apa tidak boleh?"

Aku langsung menatap mata Carxen, mataku melebar seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya.

'Dia bilang apa barusan?... Apa aku tidak salah dengar?... 'Istriku'...?'

Tatapan yang datar, wajah tanpa ekspresi, sikap yang seakan sedang membuat batasan. Aku merasa senang meski Carxen seperti ini.

Seakan ada kupu-kupu di dalam perutku, aku merasa tergelitik. Karena peluang ku untuk bisa membuat Carxen jatuh cinta semakin besar.

Aku segera memalingkan wajahku ke arah lain karena merasa malu dengan apa yang baru saja Carxen katakan, "Tidak, ma-maksudku bukan seperti itu. Tentu saja itu boleh."

Diam-diam senyuman kecil terukir di bibirku dan aku berusaha sebaik mungkin agar Carxen tidak menyadarinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!