...~Love Me My Lord Duke~...
...~oOo0oOo~...
Ketika aku membuka mata, aku sudah berada di kediaman Reynch, terbaring di atas tempat tidur. Aku tidak begitu ingat apa yang terjadi. Ingatan terkahir ku ketika aku sedang tenggelam di dalam samudera yang gelap dan dingin.
Count dan Countess Reynch memperhatikan ku seperti putri kandung mereka sendiri. Mereka tidak pernah bertanya soal asal usul ku, karena itu aku bersikap seolah aku telah kehilangan ingatan.
Suatu hari mereka menjodohkan ku dengan Carxen. Aku terpaksa menerima perjodohan itu demi mereka, aku hanya ingin membalas budi atas segala kebaikan mereka. Seharusnya yang dijodohkan adalah Martha, namun Martha sudah memiliki kekasih. Perjanjian perjodohan tersebut sudah di atur sejak lama saat Duke dan Duchess Callisto sebelumnya masih hidup, Claude Von De Callisto dan Samantha Louise Callisto, yaitu Ayah dan Ibu Carxen.
Ayah Carxen berhubungan baik dengan Count Reynch. Itu sebabnya Carxen bersikeras akan tetap menikahi putri dari keluarga Reynch sesuai dengan wasiat ayahnya. Ayah Carxen meninggal dunia karena sakit yang dia derita selama bertahun-tahun. 6 bulan kemudian Ibu Carxen meninggal dunia akibat depresi atas meninggalnya mendiang suaminya.
Sejak saat itu, Carxen hidup di bawah asuhan Alfonso.
Aku menjatuhkan diriku ke atas kasur, lalu mengangkat tangan kiri ku untuk menutupi sinar lampu, "Carxen Von De Callisto..." gumam ku pelan.
'Apa aku bisa membuat mu jatuh cinta kepada ku? Manusia sepertimu... Apa mungkin bisa mencintai orang lain? Jika seandainya kamu tidak bisa mencintaiku... Lalu aku...'
"Aku akan mati..." gumam ku, sambil terus menatap angka di pergelangan tangan ku.
Dua bulan yang lalu, di dalam mimpi aku mendengar suara magis yang terus bergema. Suara itu mengatakan bahwa aku telah melakukan pelanggaran karena telah melintasi dimensi. Tidak hanya itu dia juga mengatakan bahwa aku akan segera mendapatkan kutukan waktu. Kutukannya adalah, aku harus menemukan pasangan yang bisa mencintaiku dengan tulus, sebelum batas waktunya habis.
"Aku berharap besok matahari tetap bersinar cerah," ujarku sembari menutup mata perlahan.
'Aku lelah, jiwa dan ragaku lelah. Mengapa takdirku selalu lebih kejam dari orang lain? Berapa kesakitan lagi yang harus aku lalui? Disaat aku mengira semuanya telah berakhir, takdir membawaku ke tempat lain disisi dunia yang lain, yang lebih melelahkan.'
" Viellen. Apa kau sudah tidur?..." suara Martha terdengar dibarengi ketukan pintu beberapa kali.
Aku tidak ingin menjawab Martha, saat ini aku terlalu malas untuk bersuara apalagi membuka mata. Aku berharap Martha segera pergi dari sana.
"Viellen...?" panggil Martha pelan, bersamaan dengan suara deritan pintu kayu kamarku.
'Lagi-lagi aku lupa mengunci pintu dan mematikan lampu.'
"Rupanya kau sudah tertidur..." Martha duduk di pinggir kasur, entah apa yang akan ia lakukan.
"Aku minta maaf Viellen... Maafkan aku... Aku... Aku sudah menempatkan mu dalam posisi yang berbahaya," suara Martha terdengar bergetar, sepertinya dia berusaha menahan tangisannya.
Rasanya aku ingin menggenggam tangan Martha, aku ingin memeluknya dan mengatakan bahwa ini semua bukan kesalahannya.
Suara Martha tak terdengar lagi, ia menyelimuti ku, dan mematikan lampu, lalu segera keluar dari kamar ku.
Aku membuka mata sesaat setelah Martha keluar dan melihat ke arah pintu yang baru saja tertutup.
"Itu bukan kesalahanmu, Martha. Aku tidak pernah menyalahkan mu. Takdir ku bukanlah kesalahan mu."
Kekasih Martha adalah seorang seniman terkenal di ibukota. Baron Barrlet Von Cristopher. Lelaki menawan dan hangat, seperti bunga matahari di musim semi. Cinta pertama Martha sekaligus teman masa kecilnya.
Saat aku melihat mereka berdua di taman kemarin sore, mereka tampak serasi dan harmonis. Sejujurnya jauh di dalam lubuk hatiku, aku merasa iri melihat hubungan mereka. Walau bagaimanapun mereka berdua memang pantas bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
lily
semngat menakhlukkan hatinya
2025-01-06
1