Putri mematung melihat kondisi rumahnya yang sudah rata sama tanah, Putri beberapa hari mengikuti kegiatan sekolah tanpa membawa handphone cuman bisa menyesal dan terlambat menolong keluarganya yang meninggal karena kebakaran. Ilham bos orang tuanya datang ke lokasi kebakaran Ilham pun sama terlambat untuk menolong keluarga ART nya.
Ilham yang melihat Putri yang diam tapi air matanya mengalir terus menerus, akhirnya mengajak Putri untuk ikut proses pemakaman keluarganya.
" Semua saya yang biayai, tolong makamin mereka bertiga dengan layak" Ucap Ilham bergetar, enggak menyangka keluarga ART nya bisa mendapatkan musibah seperti ini. Beruntungnya putri enggak ada di rumah jadi selamat dalam kebakaran
" Kamu ikut saya ke rumah saya, kamu tinggal di rumah saya. Sekarang biar orang orang saya yang mengurus pemakaman keluarga kamu." Sambung Ilham melihat Putri yang masih nangis
" Tuan, nanti saja saya ke rumah tuan, saya mau ikut keliang lahat tuan." Ucap Putri lemes karena kebanyakan nangis
" Masih lama Putri tiga jam baru selesai, yah sudah kita nunggu disini." Lanjut Ilham enggak tega melihat Putri yang sekarang yatim piatu harus sendirian menunggu jazad ayah, ibu, dan adiknya diproses sebelum pemakaman.
Putri mengangguk tanpa bisa berkata apa apa lagi, cuman bisa meratapi nasibnya sekarang harus tinggal sendirian tanpa keluarga sama sekali. Putri yang lelah nangis akhirnya tidur disebelahnya Ilham, Ilham yang tahu Putri tidur membiarkannya.
Flashback on
Joko tukang kebun dirumahnya Ilham minta ijin untuk pulang sebentar, karena Joko, Fatma, dan anaknya akan menyiapkan makanan untuk menyambut Putri yang akan pulang dari kegiatan sekolahnya. Joko dan Fatma yang enggak tahu anaknya main api dibelakang rumahnya jadi kaget karena halaman belakang rumahnya sudah dipenuhi dengan kobaran api, Joko dan Fatma yang enggak sempat menyelamatkan diri akhirnya meninggal dunia karena gas di rumahnya meledak karena begitu banyaknya api di rumahnya, sedangkan anaknya sudah meninggal dunia dihalaman belakang rumah. Adiknya Putri sedang asik bakar sampah dihalaman belakang rumah. Enggak sadar apinya melebar membuat pepohonan dan rumput rumput terbakar.
Ilham yang mendapatkan telefon dari supirnya, kalo Joko, Fatma, dan adiknya Putri. Enggak bisa ditolong lagi karena kebakaran dirumahnya, Ilham yang memimpin rapat akhirnya langsung ke rumahnya Putri melihat kondisi rumahnya Putri yang sudah rata dengan tanah.
" Bagaimana ini bisa terjadi" Ucap Ilham enggak menyangka, Joko meninggal dengan keadaan yang memperihatinkan seperti ini.
" Ledakan gas pak, karena kena kobaran api pusatnya dari halaman belakang rumah, sepertinya anak korban lagi bakar sampah dan apinya melebar pak,.anaknya juga meninggal dunia pak" Ucap supirnya Ilham prihatin
" Ceroboh sekali, Putri belum pulang dari kegiatan sekolahnya kasihan sekali anak cantik sekecil itu harus hidup sendirian sekarang." Lanjut Ilham sambil melihat supirnya.
" Dari Jogja sudah dijalan pak, diantarkan sama guru gurunya. Kemungkinan tiga jam lagi sampai pak" Lanjut supirnya Ilham
" Alhamdulillah kalo begitu, saya mau melihat kondisinya Joko dan Fatma terakhir kalinya." Lanjut Ilham berusaha tegar.
Ilham langsung masuk kedalam rumahnya Joko dan mencari jasadnya Joko, Fatma, dan anak perempuannya.
Flashback off
Dilain sisi, tangisan Putri semakin pecah, saat melihat jasad keluarganya dimasukin kedalam satu liang lahat. Ilham yang merasakan tubuhnya Putri yang semakin lemah berusaha sekuat mungkin mempererat pelukannya.
" Tegar dan ikhlas putri, kamu enggak sendirian kamu masih ada saya di hidup kamu." Ucap Ilham peduli sama keadaan Putri
" Rasanya saya enggak kuat ka, saya ingin ikut kedalam ka, saya takut menjalankan kehidupan ini sendirian diusia saya yang masih kecil ka." Ucap Putri yang berusaha kuat
" Jangan bicara sembarangan Putri, kamu harus kejar impian kamu putri demi orang tua kamu bangga, jangan frustasi dan merasa sendiri. Ingat masih ada rumah saya yang akan melindungi kamu dan menjaga kamu. Dan saya akan membantu apapun kebutuhan kamu. Bertahan hidup yah Putri harus semangat dan selalu bahagia oke." Lanjut Ilham peduli
" Saya akan usahakan ka, terimakasih" Lanjut Putri lemes
Keluarganya Putri sudah dua puluh tahun bekerja dirumahnya Ilham, ayahnya sebagai tukang kebun dan ibu nya ART dirumahnya Ilham. Jarak usia Ilham dan Putri beda lima belas tahun, Ilham enggak ingin dipanggil om sama Putri dan adiknya selalu ingin dipanggil ka supaya terdengar masih muda.
Ilham mengajak Putri ke rumahnya, Ilham memerintah kan bodyguard nya untuk membelikan baju untuk putri, seragam sekolah,.dan buku buku sekolah. Putri enggak sadar sudah sampai dirumahnya Ilham cuman bisa diam dengan fikirannya sendiri.
" Putri, saya sudah mendapatkan ART baru, kamu akan dijagain sama dia selama malam hari jadi enggak merasa kesepian. Sekarang ke kamar kamu yah." Perintah Ilham melihat Putri lebih banyak diam
" Tolong bawa dia ke kamar barunya, tolong jagain dia kalo butuh apa apa tinggal suruh bodyguard jangan tinggal Putri sendirian" Sambung Ilham melihat Arini
" Baik tuan, saya akan bawa Putri sekarang, saya permisi dulu." Ucap Arini sambil membawa Putri, Putri masih diam dan mengikuti kemanapun Arini membawanya.
Ilham yang melihat Putri sudah pergi, langsung jalan ke kamarnya, Ilham masih enggak menyangka akan musibah yang menimpa keluarganya Putri, Ilham sudah memikirkan menanggung biaya hidupnya dan pendidikan Putri.
" Saya enggak ingin perjuangan pak Joko sekolahkan Putri harus gagal dan sia sia begitu saja, Putri harus jadi orang sukses. Harus mampu membuat Putri berjuang menjalankan kehidupan barunya yang enggak mudah." Ucap Ilham, Ilham rebahan di kasur.
Dilain sisi, Arini berusaha mengajak Putri ngobrol dan ngajak main, beruntungnya didalam kamarnya Putri banyak mainan tapi Putri mengabaikan ucapan Arini membuat Arini iba melihat kondisinya Putri.
" Kamu harus tegar Putri, jangan seperti ini terus. Allah masih melindungi kamu itu artinya kamu masih diberikan kehidupan jauh lebih baik." Ucap Arini, Arini melihat Putri yang masih saja diam
" Mana bisa ka, hidup saya hampa ka, saya hidup sendirian di dunia ini ka, saya takut enggak bisa menjalankan kehidupan ini lebih baik." Ucap Putri lirih, air matanya Putri terus saja mengalir membasahi wajahnya
" Kamu masih ada tuan Ilham, tuan Ilham enggak akan mengabaikan kamu Put, kamu harus semangat hidup baru tanpa keluarga kamu, ingat masih ada tuan Ilham yang selalu ada di kehidupan kamu saat ini. sudah tidur dari tadi nangis terus." Lanjut Arini, Arini rebahan di kasur
" Saya enggak bisa tidur ka, masih memikirkan keluarga saya ka. saya enggak sanggup hidup sendirian seperti ini ka." Lanjut Putri nunduk
" Yah sudah nangis sepuas kamu, tapi jangan nangis lagi didepan tuan Ilham, karena tuan Ilham paling enggak suka melihat perempuan cengeng Put, jadi sekarang puasin nangis tapi besok harus tegar dan kuat." Tegas Arini sambil melihat Putri
Putri cuman bisa ngangguk tanpa bisa menjawab lagi, Putri meratapi nasip hidupnya sekarang sebatang kara, ada penyesalan yang Putri rasakan dalam musibah kebakaran yang menimpa keluarganya.
Yang penasaran jangan lupa pada mampir, dan terimakasih yang sudah baca.. ada kabar gembira novel ini ada kelanjutannya loh dibuku yang baru judulnya * 5 CEO cantik, melanjutkan rencana pernikahannya Putri dan Ilham, yang penasaran bisa mampir masih ongoing. mksh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments