Part 17

Pemandangan pertama yang ia jumpa ada lah Iseul yang sedang belajar. Gadis itu duduk di hadapan meja belajar nya yang penuh dengan buku. Bah kan gadis itu me ngenakan kaca mata sambil mem baca se buah buku mata kuliah, seperti nya.

Min-ho heran. Ya, ini ada lah pemandangan langka bagi Min-ho. Rasa nya Min-ho tidak meng ingat jika Iseul se bentar lagi ujian. Ya, Min-ho tahu jika sistem belajar Iseul ada lah sistem-kebut-se malam.

Min-ho meng hampiri Iseul dan me letak kan nampan di atas nakas. Ia duduk di tepi ranjang dan mem perhatikan Iseul belajar. Iseul ter lihat sangat serius dan seperti nya tak me nyadari kehadiran pria itu.

"Iseul ... makan du--"

"ASTAGA!!" pekik Iseul kaget. Ia me natap Min-ho tak percaya.

Min-ho ter kekeh pelan. "Kau tidak sadar rupa nya."

Iseul meng angguk. "Seperti nya aku ter lalu teng gelam dalam dunia ku."

"Kenapa belajar? Ada ujian?"

Iseul meng gigit bibir nya ketakutan. 'Tak mungkin ku kata kan jika aku meng ikuti peng ulangan ujian, 'kan? Paman pasti akan ber tanya berapa nilai ku,' pikir nya.

"Tidak, Paman. Hanya saja besok ada ... kuis dadakan. Ya, benar,"

"Ah ...." Min-ho meng angguk me ngerti. "Tapi setidak nya makan dulu. Jangan sampai sakit."

"Aku me ngerti."

Iseul me nyingkir kan buku di atas meja belajar nya dan me naruh nampan ber isi makanan dan minuman ke meja ter sebut. Kemudian ia segera me lahap makan ter sebut pelan.

Min-ho mem perhatikan Iseul yang fokus pada makanan nya. Gadis itu tampak lebih baik dari pada se belum nya. Tentu saja Min-ho lega.

Pria itu kembali me nimbang ke inginan nya. 'Apa kah aku harus me nanya kan soal hubungan nya dengan Hyun Sook sekarang?' Karena jujur, Min-ho sangat penasaran dengan hubungan mereka se telah Min-ho mem beri restu secara ter paksa ke pada Iseul.

"Iseul."

Iseul me noleh. "Iya, Paman?"

"Ngg ... bagai mana hubungan mu dengan Hyun Sook? Apa kah kau sudah mem beri tahu nya kalau aku sudah-"

"Kami putus, Paman."

Min-ho ter sedak. Pada hal ia sedang tidak makan dan minum apa pun. Kaget, tentu saja. "A-apa? Kau serius? Kenapa?"

Iseul meng angkat bahu nya. "Aku hanya tak siap untuk di ajak serius, Paman. Kau benar, aku belum dewasa."

Ada titik kebahagiaan yang mem buat jantung Min-ho rasa nya mau me ledak. Tentu saja ia bahagia. Me lihat seperti nya rencana Il Woo ber jalan dengan lancar, ia harus segera ber terima kasih kepada pria itu. Namun، ... Min-ho bisa me lihat dengan jelas Iseul ter lihat se dikit sedih? Min-ho me rasa se dikit tidak ikhlas se benar nya.

"Kau tampak sedih seperti nya."

Iseul ter kekeh pelan. "Tentu saja, Paman. Se belum nya aku me naruh harapan besar ke pada nya."

Oke. Min-ho se dikit tak terima men dengar ini.

"Kau ... benar-benar men cintai nya?" Entah kenapa Min-ho ini me nanya kan ini. "Kau men cinta Choi Hyun Sook itu?"

"Paman me ragu kan ku?"

"Hanya me nolak lupa ... kau se belum nya me nyata kan perasaan mu pada ku ber kali-kali."

Iseul ter senyum samar. "Tidak selama nya perasaan akan tetap sama, Paman. Aku bukan gadis yang kuat."

Maksud mu ....

"Sejak aku men jalin hubungan dengan Hyun Sook, aku sudah me lupa kan perasaan ku pada mu, Paman. Jadi kau tak perlu khawatir. Aku tak akan mem buat mu ter ganggu lagi dengan pernyataan-pernyataan cinta konyol ku se belum nya."

A-apa?

"Dan seperti yang Paman kata kan se belum nya, masih banyak lelaki lain di luar sana. Aku harap aku bisa segera me nemu kan lelaki yang tepat untuk ku. Bagai mana pen dapat mu, Paman?"

Min-ho ter diam. Ia benar-benar tidak bisa me ngata kan apa pun. Syok, tentu saja. Rupa nya ia ter lalu percaya diri me ngira perasaan Iseul masih utuh ke pada nya.

"Paman? Kau baik-baik saja?"

Per lahan tapi pasti, Min-ho ter senyum samar. Sangat samar hingga Iseul tak tahu apa kah pria itu sedang ter senyum atau tidak.

"Yang kau laku kan sangat benar." dan lagi-lagi Na Min-ho harus ber bohong ke pada Iseul. Entah kapan ia meng akhiri nya.

•••

Gelas ke lima belas sudah ber hasil di habis kan oleh Na Min-ho. Pria itu sedang ber ada di sebuah club malam ber sama sahabat nya—Park Il Woo.

Il Woo hanya bisa me longo menyaksi kan sahabat nya yang tak henti nya meng habis kan be berapa gelas ber isi whiskey. Ia sudah ber kali-kali me negur, tetapi hasil yang ia dapat kan ada lah peng abaian dari pria ber paras tampan di hadapan nya itu.

Il Woo tak tahu me ngapa Min-ho jadi ingin minum se banyak ini. Min-ho ada lah tipe orang yang akan minum jika ia sedang dalam masalah, se tahu Il Woo. Dan tentu saja Il Woo sudah tahu apa jawaban nya. Dan jika boleh Il Woo me nebak, ini pasti ada hubungan nya dengan Iseul.

"Il Woo, rupa nya dia benar-benar melupakanku ...." akhir nya Min-ho mem buka suara walau dalam keadaan mabuk. Ia bahkan ter senyum dan ter kekeh be berapa kali. "Ia bilang ia akan men cari lelaki lain."

Ah benar ter nyata tentang Iseul .... namun, ada sedikit kejanggalan yang Il Woo temu kan di sini. Apa tadi yang Min-ho kata kan? Men cari lelaki lain? Bukan kah Iseul men jalin hubungan dengan--

"Aku senang hubungan nya dengan bocah itu ber akhir. Tapi tak ku sangka saat itu juga dia ber kata kalau ia tak akan me maksa ku lagi."

Il Woo meng angguk me ngerti. Jadi kesimpulan yang Il Woo dapat kan ada lah Iseul benar-benar tidak serius dengan Hyun Sook. Ia rasa seperti itu.

"Aku tidak tahu, Il Woo. Aku bingung dengan diri ku sen diri. Aku tak tahu perasaan ku pada nya bagai mana. Tapi aku juga tak rela me lepaskan nya ke pada lelaki lain."

"Sudah ku kata kan, kau jatuh cin--"

"Tidak!" Min-ho mem bantah dengan cepat. "Perasaan ini ... aku hanya tak rela Iseul dengan lelaki yang salah. Aku yakin seperti itu. Dan aku juga tak ingin Iseul pergi lebih cepat. Aku masih ingin me manja kan nya seperti adik ku sen diri."

Il Woo meng hela napas. Dalam keadaan mabuk atau pun tidak, Min-ho se lalu me nyangkal perasaan nya kepada Iseul. Mulut ter kutuk itu se lalu me nyangkal. Pada hal Il Woo tahu bahasa tubuh nya ber kata se balik nya.

Il Woo mem bantu Min-ho soal Iseul selama ini bukan karena ingin mem bantu seorang kakak yang tak ingin ber pisah dengan adik nya. Namun, Il Woo me laku kan nya karena ia tahu sahabat nya itu jatuh cinta.

Namun, tipikal Min-ho memang, pria itu tak pernah mau meng akui perasaan nya. Bah kan ke pada Il Woo se kali pun.

Atau mungkin me nurut Il Woo ... Pria itu tidak me nyadari perasaan nya.

"Aku harus bagai mana lagi, Il Woo? Aku tak masalah jika dia tak men cintai ku lagi. Tapi bagai mana jika dia jatuh hati pada lelaki lain?"

Il Woo ter senyum samar. Bulshit. Tak masalah jika tak di cintai lagi? Seperti nya Min-ho ter lalu bodoh soal hati.

"Jika kau ingin Iseul tak mem buka hati pada lelaki lain, maka kau lah yang harus mem buka hati mu untuk Iseul," ucap Il Woo tegas.

"Sudah ku kata kan ber kali-kali, Il Woo. Aku tidak men cintai Iseul."

Il Woo me rotasi kan bola mata nya. Benar-benar ... Ia tak habis pikir dengan sahabat nya itu. Ter lihat jelas se kali ketika Min-ho me ngata kan tidak men cintai Iseul, bola mata nya ber gerak tak tenang dan tangan nya meng alami tremor ringan.

Il Woo harus bagai mana lagi agar ia bisa me nyadar kan sahabat nya itu?

Il Woo me ringis frustrasi. Me ngobrol dengan Min-ho dan mem bahas soal ke bodoh an pria ini mem buat nya naik darah.

"Iseul ... kau anak nakal. Ingin me ninggal kan pamanmu, huh?" Min-ho ber gumam sen diri sambil ber sandar di sofa dengan mata ter pejam. Dan tak lama se telah itu, Min-ho ter tidur.

Baik lah, Park Il Woo. Seperti nya kau harus mem bopong Na Min-ho sendirian untuk pulang ke rumah nya.

Ber sambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!