"Selamat datang, Nona Na, Tuan Choi."
Iseul ter senyum. Kemudian Iseul me narik lengan Hyun Sook dan mem bawa nya ke lantai atas. Namun, se belum me naiki anak tangga, Min-ho muncul be gitu saja.
"Kalian mau ke mana?" tanya Min-ho.
"Ah? Selamat malam, Kak Min-ho," sapa Hyun Sook sambil mem bungkuk sopan.
"Kalian mau ke mana?" tanya Min-ho se kali lagi.
"Hyun Sook ingin me numpang mandi. Jadi ku bawa dia ke kamar ku," jawab Iseul santai.
"Apa?!" Min-ho ter perangah.
Dalam hati, Iseul ber usaha me ngontrol diri nya untuk tidak ter senyum. 'Seperti nya ini akan ber hasil,' batin nya.
"Kenapa harus mandi di sini? Kau tidak punya rumah?" sinis Min-ho.
"Paman, Hyun Sook habis meng antar ku. Di luar sedang hujan. Kau tak lihat pakaian kami basah? Aku tak akan meng ijin kan Hyun Sook pergi sebelum dia mandi. Aku tak mau ke kasih ku jatuh sakit," ucap Iseul.
Min-ho tampak kesal sekali men dengar kalimat yang baru saja Iseul lontar kan. Sedang kan Iseul ber usaha me ngontrol wajah nya agar tak ter senyum saat me lihat reaksi yang di beri kan oleh Min-ho.
"Iseul, sebaik nya aku pulang saja," ucap Hyun Sook.
"Tidak, tidak. Aku tak akan meng ijin kan mu, Sayang. Kau harus mandi se belum pulang. Dan juga makan, oke?"
"Tapi ...." Hyun Sook melirik Min-ho tidak enak.
Sedang kan yang di lirik merotasikan bola mata nya. "Terserah mu saja." kemudian ia pergi me ninggal kan ke dua sejoli itu.
Se telah ke pergian Min-ho, Iseul dan Hyun Sook ter kekeh pelan.
"Ayo ke kamar ku," ajak Iseul.
"Oke," jawab Hyun Sook.
Iseul dan Hyun Sook masuk ke kamar Iseul. Iseul benar-benar me nyuruh Hyun Sook untuk mandi. Untung nya Hyun Sook se lalu mem bawa pakaian lebih di dalam tas nya.
Sedang kan Min-ho men dengkus kesal di ruang kerja nya. Dia benar-benar tak me nyangka jika Iseul sampai harus mem bawa Hyun Sook ke kamar nya. Bukan kah se harus nya hanya diri nya lelaki yang boleh masuk ke dalam kamar gadis itu?
Min-ho meng geleng kan kepala nya kemudian kembali me ngetik pekerjaan nya yang sempat ter tunda saat men dengar ke datangan Iseul tadi. Namun, Min-ho tidak bisa fokus. Pikiran nya ter tuju pada apa yang di laku kan Iseul dan Hyun Sook di kamar.
"Bagai mana jika mereka ber ciuman?"
Min-ho meng geleng cepat. "Tidak! Itu tidak mungkin, Min-ho! Iseul men cintai mu, bukan laki-laki kurus itu."
Min-ho terus ber usaha me yakin kan diri nya agar ia positive thinking.
Namun, tampak nya usaha nya sia-sia. Min-ho se makin penasaran. Dia ter lalu takut jika mereka benar-benar me lakukan itu.
Maka Min-ho me mutus kan untuk pergi ke kamar Iseul. Se belum hal yang tidak di inginkan nya ter jadi.
Se sampai di depan kamar Iseul, Min-ho hampir ingin me ngetuk pintu kamar nya.
Tapi ....
"Ahh ... Hyun Sook ...."
Mata Min-ho mem bulat sempurna. Tanpa basa-basi, Min-ho langsung mem buka pintu kamar Iseul.
Pemandangan pertama yang Min-ho lihat ada lah Iseul ber ada di bawah kukungan Hyun Sook dan kepala Hyun Sook berada di ceruk leher gadis itu.
"Paman?!"
Min-ho meng hampiri mereka dan langsung me narik Hyun Sook hingga ter jatuh dari ranjang. Iseul segera bangun dan meng hampiri Hyun Sook yang ter sungkur di lantai.
"Sayang, kau baik-baik saja?" tanya Iseul khawatir.
Hyun Sook segera bangun. "Aku tidak apa-apa," jawab nya.
Iseul langsung me natap tajam pada Min-ho. "Apa yang kau laku kan, Paman?!"
"Tentu saja men cegah nya me laku kan hal in***m ke pada mu!" jawab Min-ho kesal.
"Hal in***m apa? Kami hanya sekedar ber ciuman dan ia sedang meng ukir tanda di leher ku. Bukti kalau aku adalah milik nya," ucap Iseul tak kalah kesal.
Min-ho ter tawa. "Kau pikir meng ukir tanda di leher mu akan men jadi kan mu se bagai milik nya? Jangan meng khayal, Na Iseul!"
"Bukan kah be gitu? Lagi pula kenapa kau me larang ku? Hal ini wajar di laku kan oleh setiap pasangan."
"Kau belum me nikah, Iseul! Jika aku tak datang tadi, mungkin kalian sudah mem buat anak sekarang!" bentak Min-ho.
"Kalau begitu, aku akan me nikahi Iseul, Kak!" sahut Hyun Sook lantang.
"Apa?!" pekik Iseul dan Min-ho ber samaan.
"Jika kau khawatir dengan hubungan ku dan Iseul, ijin kan aku me nikahi nya," ucap Hyun Sook.
"What the hell are you talking about, Boy? Kau pikir per nikahan itu main-main?" tanya Min-ho marah.
"Tentu tidak, Kak. Lagi pula aku men cintai Iseul. Aku serius dengan nya," jawab Hyun Sook.
Min-ho memejam kan mata nya se raya me mijat pelipis nya. Sedang kan Iseul kebingungan dengan situasi di luar skenario mereka.
"Ku pikir kau hanya ketakutan dengan ku maka nya kau ber kata hal yang aneh. Segera lah pulang. Ku ijin kan lima menit untuk mu meng ucap kan selamat malam pada Iseul." Min-ho pergi me ninggal kan mereka dengan keluar dari kamar Iseul.
Setiba nya di luar kamar, Min-ho mengepal kan tangan nya kuat. Hampir saja dia me mukul dinding, tetapi ia tahan. Min-ho me mutus kan untuk pergi ke lantai dasar dan me nunggu Hyun Sook di sana.
Sedang kan di dalam kamar, Iseul langsung me mukul lengan Hyun Sook.
"Aw!"
"Apa yang kau pikir kan, Choi Hyun Sook? Skenario kita hanya ber pura-pura ciuman dan men cium leherku. Lantas hal konyol apa tadi yang kau kata kan? Me nikah? Kau gila?!"
Hyun Sook ter kekeh pelan. "Aku hanya men coba me nolong mu, Iseul. Ini juga atas usul Yena."
Iseul me lotot. "Maksud mu, Yena yang meng usul kan soal per nikahan ini?"
Hyun Sook meng angguk. "Yena me rasa jika ber ciuman dan men cium leher ada lah hal biasa yang di laku kan pasangan jadi ke mungkinan kak Min-ho akan ber sikap biasa saja. Dia hanya akan me nunjuk kan reaksi protektif nya pada adik nya. Jadi, ku rasa usul me nikah adalah ide yang brilian."
Iseul meng angguk me ngerti. "Tapi ... bagai mana selanjut nya? Bagai mana jika paman benar-benar meng izin kan kita me nikah?"
"Ku rasa Kak Min-ho tidak akan se mudah itu mem beri kan restu uontuk per nikahan kita," jawab Hyun Sook. "Kau lihat sendiri dia me ngelak per mintaan ku."
Iseul meng angguk lagi. "Jadi, rencana selanjut nya kita akan berpura-pura ingin me nikah?"
"Tentu saja. Ter utama kau harus men desak kak Min-ho untuk mem beri kan mu restu," jawab Hyun Sook.
"Baik lah, aku me ngerti."
"Dan juga ...." Hyun Sook meng gantung kan kalimat nya sambil mem per hati kan leher Iseul.
"Kenapa?" tanya Iseul sambil me lihat leher nya sen diri.
"Jangan lupa buat tanda palsu di leher mu. Kau lihat bagai mana reaksi kak Min-ho besok," jawab Hyun Sook.
Iseul ter tawa. "Astaga! Aku hampir lupa. Terima kasih sudah meng ingat kan ku, Hyun Sook. Terima kasih sudah banyak mem bantu ku."
Hyun Sook ter senyum. "Itu guna nya teman."
Iseul meng angguk. "Ayo, ku antar kau ke depan," ajak nya.
"Oke."
Iseul dan Hyun Sook keluar dari kamar. Iseul ber jalan lebih dulu. Sedang kan Hyun Sook di belakang nya.
Hyun Sook mem per hatikan punggung Iseul sambil ter senyum.
'Andai kita benar-benar ber ciuman tadi, aku pasti akan meng ingat hari ini se umur hidup ku, Iseul ....'
Ber sambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments