"Kau ber kencan dengan pria dewasa mu, itu?!"
Iseul ter sentak karena teriakan sahabat nya itu. Bukan hanya Iseul, tetapi semua orang di kafe itu me lakukan hal yang sama. And the worst part is ... Yena baru saja mem beri tahu semua orang bahwa Iseul ber kencan dengan seorang pria dewasa. Entah apa yang akan di pikir kan orang-orang nanti.
"Tutup mulut mu, Yena! Ber cerita pada mu hari ini ada lah ke salahan ter besar ku!" omel Iseul.
Yena ter kekeh pelan dengan meng acung kan dua jari nya berbentuk V. "Maaf kan aku Iseul, aku tidak sengaja."
Iseul men dengkus kesal. Lalu ia kembali menyeruput kopi nya.
"Jadi ... apa saja yang kalian lakukan saat ber kencan se malam?" tanya Yena penasaran.
Iseul kembali ter senyum saat meng ingat kejadian semalam. "Well, kami hanya me lakukan hal biasa yang di lakukan saat kencan. Makan, ber belanja di pasar malam, ber foto ber dua, main di game center-"
"Stop!" sela Yena.
Iseul mengernyitkan dahi nya bingung. "Kenapa?"
"Just ... like that? Hanya itu yang kalian lakukan?" tanya Yena.
"Memang nya kenapa?"
Yena me nepuk dahi nya. "Astaga, Iseul! Ini nama nya bukan ber kencan. Bukan kah kalian sudah sering jalan-jalan dulu? Sudah pernah makan ber dua? Ber foto ber dua?"
Iseul meng angguk kaku. "Memang benar. Tapi-"
"Itu bukan suatu hal yang baru, Iseul! Tidak ada yang perlu di bangga kan!" seru Yena.
"Namun, aku senang se malam kami bisa me lakukan hal yang biasa kami laku kan dulu. Setidak nya paman masih peduli pada ku."
"Of course he is! Karena dia meng anggap mu sebagai adik nya!"
Iseul ter diam.
"Listen. Ter nyata usaha kita belum meng hasil kan apa-apa. Na Min-ho masih sama, mem perlakukan mu sebagai adik."
"Lalu aku harus bagai mana, Yena? Tampak nya paman tidak cemburu pada ku dan Hyun Sook," rengek Iseul frustasi.
Yena meng hela napas. Kemudian ia me mutus kan untuk ber pikir.
"Atau jangan-jangan--"
Yena me natap Iseul bingung. "Jangan-jangan apa?" tanya nya.
"Paman memang benar-benar tidak me nyukai ku?"
"Hei!" tegur Yena. "Jika ia tak me nyukai mu, itu tidak masalah. Karena kita akan mem buat nya me nyukai mu."
"Apa aku masih kurang dewasa?" Iseul mulai tak percaya diri.
"Na Iseul, ber henti lah me ngeluh seperti itu. Kita harus semangat. Per caya lah, selama Na Min-ho mu itu tidak me miliki ke kasih, kita masih punya banyak ke sempatan!" seru Yena.
"Lalu aku harus bagai mana lagi, Yena? Aku sudah tampil mesra dengan Hyun Sook seperti se pasang ke kasih. Pulang pergi ber dua, jalan-jalan ber dua, bah kan meng ajak nya makan malam di rumah, dan-"
"Na Iseul!" Yena meng gebrak meja mem buat sahabat nya ter sentak kaget.
"A-ada apa?" tanya Iseul takut.
"Jika kau ingin me lihat se berapa cemburu nya pria dewasa mu, sudah saat nya kau tampil mesra ber sama Hyun Sook di hadapan nya."
"Tampil mesra bagai mana? Jika kau ingin kami ber pegangan tangan dan ber pelukan ...." Iseul meng gantung kan kalimat nya. Tiba-tiba ia me ngerti arah pembicaraan Yena. "Tunggu dulu, jangan kata kan kalau kau ingin kami ...."
Yena ter senyum sambil meng angguk antusias. "Kau benar!" jawab nya.
"Kau gila?!"
Yena meng geleng. "Ini ada lah cara yang ampuh untuk me lihat bagai mana reaksi Na Min-ho. Kau harus me nuruti ku kali ini, Iseul."
"Memang nya kapan aku tidak me nurut mu?"
Yena ter kekeh. "Benar juga," gumam nya. "Pokok nya kau harus me lakukan nya. Demi me lihat bagai mana reaksi Na Min-ho."
Iseul meng hela napas. "Tapi ... bagai mana aku mem beri tahu Hyun Sook? Apa yang harus ku kata kan pada nya? Dan yang paling penting, apa kah ia ber sedia?"
"Soal itu, serah kan saja pada Hwang Yena. Kau hanya perlu mem per siap kan mental mu."
Iseul ter diam. Apa kah aku benar-benar harus me laku kan nya?
Ber sambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments