Part 3

Bagai mana cerita nya se orang gadis cantik ber usia 20 tahun ber nama Na Iseul tinggal di rumah pria dewasa yang rupawan ber nama Na Min-ho?

Semua nya ber awal dari per temuan mereka 10 tahun yang lalu, di saat Iseul masih meng injak usia 10 tahun di sebuah taman.

Iseul di ganggu oleh se kelompok anak laki-laki. Bahkan ia hampir di lempari bola. Untung saja Min-ho cekatan dan ber hasil me nangkap bola ter sebut se belum me ngenai wajah cantik Iseul.

Canggung, tentu saja. Itu yang Iseul rasa kan. Ia jarang ber interaksi dengan orang asing. Karena ya, kalian sudah tahu kan bagai mana latar belakang keluarga nya? Jauh dari kata baik.

Untuk men cairkan suasana, Min-ho men coba ter senyum dan ber sikap hangat kepada gadis kecil itu. Asal kalian tahu, Min-ho sangat jarang ber sikap seperti itu. Dia ber ubah men jadi pangeran es semenjak kepergian kedua orang tua nya.

Min-ho ber hasil men cair kan suasana. Gadis kecil itu tampak ter senyum kepada Min-ho walu pun di paksa kan. Dia pun meng ajak Iseul kecil ke kedai es krim untuk menenang kan hati gadis kecil itu. Min-ho tahu, dari wajah nya ter lihat jelas gadis kecil itu punya banyak masalah.

Awal nya Iseul kecil memang tidak mau ter buka. Namun, Min-ho men coba me laku kan se suatu yang lain. Dia men cerita kan hal-hal yang lucu ke pada Iseul kecil hingga akhir nya gadis kecil itu ter tawa pelan.

Sungguh, ini bukan ke ahli an Min-ho. Namun entah kenapa, dia dengan mudah nya me lakukan hal ini. Mungkin karena dia sedang ber hadapan dengan anak kecil. Dia tak mungkin mengasari anak kecil bukan?

Akhir nya Iseul kecil mau men cerita kan tentang apa yang meng ganggu pikiran nya, semua pen deritaan yang di alami gadis kecil itu. Min-ho men dengar kan dengan saksama, dan entah me ngapa hati dingin nya merasa ... ter sentuh?

"Tinggal lah ber sama ku."

"A-apa?"

"Aku bisa me nafkahi mu, Iseul. Aku tinggal se orang diri---tidak, maksud ku aku tinggal ber sama para pekerja di rumah ku. Kau bisa tinggal di rumah ku. Aku akan menyekolahkan mu."

Iseul kecil mengerjapkan mata nya. "P-paman sedang ber canda?"

Min-ho tersedak. Tidak, bukan karena dia sedang ter telan se suatu, tetapi karena baru saja Iseul kecil me manggil nya paman. "Apa wajah ku setua itu?"

Iseul kecil meng geleng. "Tapi aku yakin usia kita ber jauhan."

"Berapa usia mu?"

"Sepuluh tahun."

Min-ho ter kekeh pelan. "Hanya beda sebelas tahun."

Iseul kecil me ngernyit. "Hanya?"

"Aku baru dua puluh satu tahun, Iseul. Baru menyelesaikan pendidikan strata satu."

Iseul kecil ter sentak kaget. "P-paman lulus secepat itu?"

Min-ho me ringis. "Aku ini jenius, dan ber henti me manggil ku paman."

"Tapi di umur dua puluh satu tahun, se seorang masih duduk di bangku kuliah."

"Tahu apa kau soal kuliah, anak kecil?"

"Tetangga ku juga ber usia dua puluh satu tahun, dan dia baru dua tahun kuliah."

"Sudah ku katakan bahwa aku ini jenius."

Iseul kecil meng angguk. "Baik lah ...."

"Jadi, apa kau mau me nerima tawaran ku?"

Iseul kecil ber pikir sejenak. "Apa aku akan di pe kerja kan?"

"Aku sudah punya banyak pelayan."

"Apa aku akan men jadi simpanan mu?"

Min-ho ter sedak lagi. "A-apa? Bagai mana mungkin aku men jadi kan anak kecil sebagai simpanan ku?"

Iseul kecil me nunduk. Meng geleng lemah. "Ayah ku sering men jual ku ke paman-paman."

"Apa?!"

Iseul kecil meng angkat kepala nya kembali, lalu ter senyum. "Tenang saja. Aku masih aman. Setiap ayah ku me lakukan itu, aku selalu ber hasil kabur."

Min-ho meng hela napas lega. Di usap nya kepala Iseul kecil dan tanpa sadar telah mem buat pipi gadis kecil itu me merah. "Per jalanan mu masih panjang, Iseul. Tinggal lah ber sama ku. Kau butuh sekolah, butuh tempat tinggal yang aman. Kau punya masa depan aku akan mem bantu mu."

Iseul kecil me natap wajah Min-ho yang tampak sangat serius. Tentu saja ia sangat ingin me nerima tawaran dari Min-ho. Tapi ada se suatu yang meng ganggu pikiran nya. "Paman."

Min-ho men desis karena Iseul kecil masih saja me manggil nya paman. "Hm?"

"Boleh aku tanya, me ngapa kau me lakukan ini? Bukan kah ini terlalu jauh? Kita bahkan baru me ngenal."

Min-ho ter diam sejenak. Kemudian dia kembali ter senyum. "Aku hanya ingin mem bantu mu. Aku punya kelebihan, dan aku ingin ber bagi."

"Benar kah hanya itu?"

"Lalu kau ingin apa? Ingin aku me ngatakan kalau aku me nyukai mu?"

Pipi gadis kecil itu kembali me merah.

"Itu tidak mungkin, Iseul."

Iseul kecil ter senyum kecut. "Benar." Ia ter tawa setelah mengatakan itu.

"Jadi bagai mana? Kau me nerima tawaran ku?"

Kali ini Iseul kecil tidak bisa me nolak. Lagi pula tinggal di rumah nya yang lama sama saja dengan bunuh diri.

"Tapi bagai mana aku mem beri tahu ayah dan ibu ku?"

"Tak perlu khawatir. Aku akan me nyuruh paman Cha menyelesaikan semua nya.

"Paman Cha?"

"Pengawal yang selalu ku anggap seperti ayah ku sendiri."

Iseul kecil meng angguk me ngerti. Ia me lihat Min-ho ber diri dari kursi nya dan meng ulur kan tangan nya pada Iseul. "Mari pulang ke rumah ku," ajak nya.

Iseul kecil ter senyum dan me nyambut tangan Min-ho. "Terima kasih, Paman."

Ber sambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!