Pagi ini, Iseul dan Min-ho sedang sarapan ber sama. Namun, tidak seperti hari-hari biasa nya, sarapan kali ini di landa keheningan. Biasa nya ada saja keributan yang keluar dari mulut Iseul. Namun, pagi ini Iseul hanya diam.
Ter lebih lagi ketika me lihat ekspresi yang me ngeri kan dari wajah Min-ho. Pria itu ter lihat sedang me redam amarah nya. Ter lihat jelas urat nadi nya muncul ke permukaan kulit leher pria itu, dan wajah nya yang se dikit me merah.
Iseul ingin se kali menanyakan ada apa pada pria itu. Namun, Iseul takut, nyali nya hilang be gitu saja.
"Nona Na, tuan Choi sudah datang." Se orang pelayan meng hampiri ruang makan ter sebut.
"Tuan Choi?" tanya Min-ho masih dengan ekspresi yang sama. Me redam amarah.
Pelayan itu tampak sangat ketakutan. "Ng ... m-maksud saya Choi Hyun Sook."
"Jangan me manggil nya tuan, dia bukan tuan mu!" seru Min-ho.
Pelayan itu meng angguk me ngerti.
"Juga, suruh dia pulang."
"Ya?" / "Apa?"
Pelayan itu dan Iseul ber seru kompak. Kaget satu sama lain.
"Turuti perintah ku, sekarang!" A marah Min-ho me muncak.
"B-baik, akan saya laksana kan, Tuan Na."
Pelayan itu pun segera pergi me ninggal kan Iseul yang sedang me natap tajam ke arah Min-ho. Namun, Min-ho tak peduli, ia tetap me lanjut kan sarapan nya.
"Apa yang kau laku kan, Paman?!"
Per setan dengan takut. Sekarang Iseul sangat-sangat jengkel dengan apa yang telah di laku kan oleh Min-ho.
"Me nyuruh nya pulang tentu saja," ujar Min-ho santai.
"Kenapa kau me laku kan itu? Sadar kah, dia ada lah ke kasih ku? Bukan kah kami memang sering berangkat ber sama?"
Min-ho men seruput teh nya. "Tidak mulai hari ini."
Iseul meng erjap kan mata nya. "Apa?"
"Kau tidak tuli, Iseul."
"T-tapi ... kenapa?" tanya Iseul tak percaya.
"Karena mulai hari ini, aku atau paman Cha yang akan meng antar jemput mu."
Iseul meng geleng cepat. "Aku tidak mau! Aku tidak suka di kekang begini, Paman Na!"
"Aku tidak mengekang mu, aku hanya tidak ingin hubungan mu dan bocah itu ber lanjut."
Iseul meng erjap kembali. "Maksud mu ... kau ingin hubungan kami ber akhir?"
Min-ho meng angguk. "Tentu saja. Apa lagi?"
Iseul langsung ber diri. "Kenapa?! Kenapa kau me lakukan ini? Apa alasan mu, Paman?!"
'Tolong katakan karena kau men cintai ku, Paman ....'
"Jika kau meng ingin kan ke kasih, aku akan carikan yang lebih ber moral, lebih santun, dan tidak mem per laku kan ke kasih nya me lebihi batas nya," jawab Min-ho tak lupa dengan tatapan tajam nya pada Iseul.
Iseul tak percaya. Ia pikir Min-ho akan me ngatakan se suatu yang ia harap kan. Ter nyata usaha nya belum se berapa.
"Aku tidak peduli! Aku akan tetap ber sama Hyun Sook dan kami akan tetap me nikah!"
Min-ho meng gebrak meja. "JANGAN GILA, NA ISEUL!" teriak nya. Ter lihat jelas sekali pria itu sangat-sangat marah pada Iseul.
Iseul takut, sangat takut. Namun, ia ber usaha menyembunyikan perasaan itu.
"Aku tidak peduli, Paman. Aku men cintai Hyun Sook sama seperti dia men cintai ku, dan kau harus lihat ini ...." Iseul me narik bagian turtle neck baju nya hingga mem per lihat kan tanda merah ke unguan di leher nya. "... ini adalah tanda kalau aku milik nya!"
Rahang Min-ho me ngeras. Di gertak kan nya sekali gigi nya dengan perasaan kesal. "Sampai kapan pun, aku tak akan mem beri restu pada hubungan kalian," ucap Min-ho.
"Kalau begitu, kita bisa kawin lari."
"NA ISEUL!"
"Apa? Lagi pula aku percaya pada Hyun Sook. Jika kau meng anggap ku seperti adik mu sen diri harus nya kau juga percaya pada ku." Iseul me raih tas nya dan me masang nya di lengan nya. "Aku pergi dulu."
"Aku akan meng antar mu."
"Tidak, Paman. Aku akan ber sama paman Cha." Iseul pun pergi me ninggal kan Min-ho yang sangat amat kesal saat ini.
•••
"Bagai mana respon nya?"
"Dia terlihat ... sangat marah."
Yena bertepuk tangan ria. "Bagus! Itu arti nya rencana kita mulai ber jalan dengan lancar."
Iseul meng hela napas. "Aku tidak tahu, dia memang marah tapi dia malah ingin men cari kan aku kekasih lain."
"Apa? Kenapa?"
"Dia bilang Hyun Sook tidak ber moral dan ... kau tahu, itu semua karena paman me lihat ku dan Hyun Sook me laku kan nya."
"Ku rasa ... ia cemburu," ungkap Yena.
Iseul me ngernyit kan dahi nya. "Kau yakin?"
Yena meng angguk. "Tapi aku belum bisa memastikan dia cemburu karena cinta pada mu atau karena dia tidak ingin kehilangan adik nya. Entah lah, ini semua masih ter lalu abu. Kita harus ber usaha lebih keras se telah ini."
"Lalu bagai mana cara nya, Yena? Aku tidak yakin se telah ini paman akan mem per mudah akses ku."
"Yang pertama harus kau laku kan ada lah tetap me maksa nya untuk me restui per nikahan mu dengan Hyun Sook."
Iseul meng angguk. "Ku rasa itu tidak lah sulit, tapi ... apa hanya itu?"
Yena meng geleng. "Aku akan me minta Hyun Sook untuk me nunjuk kan kesungguhan nya bahwa dia ingin serius dengan mu."
"Bagai mana cara nya?"
"Well, aku akan me minta Hyun Sook untuk mengunjungi mu dan men cari per hatian pada Na Min-ho. Kau tahu, 'kan? Jika pria dewasa mu itu me lihat kesungguhan Hyun Sook, mungkin--"
Tiba-tiba perasaan Iseul tidak enak. "Mungkin apa?"
"Ada dua kemungkinan. Pertama, pria dewasa mu itu akan sangat marah karena me ngetahui Hyun Sook benar-benar meng ingin kan mu, dan kedua--" Yena me natap Iseul dengan ekspresi ke takut an.
"Yena, jangan mem buat ku takut."
"Pria dewasa mu bisa saja me nyerah dan meng ijin kan mu me nikah dengan Hyun Sook."
Se ketika Iseul mulai ragu untuk men jalan kan rencana nya.
Ber sambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments