Mereka tiba di sebuah cafe.
Bellina menghela napas di kursinya. Reddick tahu sekarang ia sangat menyebalkan. Namun ia harus bisa bicara dengan wanita ini dengan serius.
"Katakan. Aku akan dengarkan." Bellina menyerah. Sepertinya kalimat Reddick yang menyinggung soal ayah ibunya membuat Bellina meninggalkan troli belanjaan dan memilih duduk di cafe depan supermarket.
Reddick tahu Bellina sangat menyayangi keluarganya. Ia mau dinikahkan dengan dirinya karena papa dekat dengan keluarganya.
"Agatha akan memintamu menikah denganku." Kalimat ini langsung di respon dengan bola mata menyala ingin marah. "Maaf, jika ini tidak masuk akal."
"Kamu meminta maaf pun mungkin aku tidak akan memaafkan, Lion." Mata Bellina tampak marah.
"Aku tahu. Maafkan aku sekali lagi, tapi kamu harus dengarkan apa yang aku katakan Bellina." Reddick merendahkan dirinya demi mendapat kepercayaan Bellina.
"Mama tidak akan memintaku melakukan itu, Lion. Jangan mengarang hal yang mustahil. Aku masih istri Reddick. Tidak mungkin aku langsung menikah dengan pria lain padahal ia baru saja meninggal. Lagipula ... aku tidak ingin menikah." Sorot mata Bellina terlihat sendu.
Reddick merasa ada perasaan lembut melewati hatinya. Bellina tetap ingin menjadi istrinya, itu sedikit mengharukan baginya.
"Kamu masih muda. Bukankah masih bisa membina rumah tangga dengan pria lain. Kamu punya banyak waktu untuk itu,” kata Reddick berusaha.
"Jangan mengajariku, Lion. Kamu tidak tahu apa itu rumah tangga dan setia. Kamu seorang player. Tidak mungkin kamu mengerti sakralnya pernikahan."
Benar. Apa yang dikatakan Bellina benar jika sekarang dia adalah Lionel. Namun tubuh ini bukanlah Lionel sesungguhnya. Dia Reddick. Hatinya milik Reddick. Pria yang menganut kesetiaan.
"Benar. Aku tidak tahu soal pernikahan. Maka dari itu, anggap saja kita sedang bermain. Menikahlah denganku." Reddick mencoba sekali lagi.
"Apa alasanmu mengatakan ini padaku? Bukankah kamu dan mertuaku sangat dekat?" tanya Bellina curiga.
"Aku hanya ingin melindungi mu. Melindungi dari keluarga mendiang suamimu," ujar Reddick.
"Jadi kamu pikir aku ada si posisi tidak aman?" tanya Bellina meremehkan. Tentu saja ia akan bersikap seperti itu. Karena semua yang di katakan Lionel sangat tidak masuk akal.
"Ya. Kamu akan percaya padaku saat Agatha bicara padamu."
"Aku tidak percaya,” tutur Bellina bersikukuh.
"Silakan. Kamu boleh tidak percaya, tapi cobalah ikuti nasehatku. Bicaralah dengan lantang untuk menolak tawaran Agatha untuk menikah denganku."
"Aku tidak tahu sebenarnya apa maksudmu. Kamu memintaku menikah denganmu untuk melindungi ku, tapi sekarang kamu meminta aku menolak." Bellina seperti di permainkan.
"Sebelum Agatha sendiri yang bicara padamu, aku ingin aku lebih dulu mengatakan ini. Lalu soal aku memintamu menolak tawaran menikah denganku saat Agatha bicara, itu hanya untuk mengujinya. Karena keinginan Agatha begitu kuat untuk menikahkan kamu denganku, aku tahu dia akan menunjukkan sifat aslinya saat kamu membantah."
"Kamu yakin?"
"Ya."
"Apa yang membuatmu ingin melindungi ku? Kamu orang lain."
Karena aku mencintaimu, Bellina. Namun kalimat itu tidak bisa Reddick katakan. Tidak mungkin wanita ini percaya kata cinta keluar dari mulut seorang playboy seperti Lionel.
"Karena Reddick pasti akan melakukan itu saat dia tahu kamu dalam situasi berbahaya." Pria ini mencoba mengambil sudut pandang Reddick. Kalimat ini membuat Bellina terdiam. Mungkin dia kembali teringat soal suaminya.
"Aku akan mencoba percaya padamu."
Bellina mengikuti saran dari Lionel saat mertuanya bicara dengannya di ruang baca, dan Agatha benar-benar menunjukkan sifat aslinya. Wanita itu menjadi seperti orang lain. Bellina menyadari satu hal ... Dia tidak aman.
***
"Kau bertemu dengan Bellina? Apa yang kalian bicarakan?" tanya Delvin saat Reddick ke apartemen pria ini. Suatu pengalaman yang baru. Karena ini pertama kalinya.
"Aku akan menikahinya. Melindunginya dari keluarga tiri suaminya," ujar Lionel bertekad.
"Apa dia setuju?"
"Aku belum mendapatkan jawaban. Aku hanya bicarakan keinginanku tanpa menanyakan jawaban padanya."
"Kenapa?"
"Dia butuh waktu. Ceritaku soal Agatha yang sebenarnya licik, tidak mungkin langsung bisa mempengaruhinya. Karena selama ini, dia mengenal Agatha dan Amber adalah orang baik. Mereka tidak pernah bersikap buruk pada Bellina, tentu saja dia tidak akan mudah percaya. Aku hanya berharap semoga Agatha benar-benar menunjukkan sifat aslinya pada Bellina. Maka dengan itu, Bellina percaya padaku." Reddick mengatakan itu dengan berapi-api.
Delvin diam tidak langsung merespon.
"Akan aku buatkan Cappucino," kata Delvin.
"Tidak. Americano saja," sahut Reddick. Delvin yang hendak menyeduh Cappucino terkejut. Menoleh pada temannya dengan heran. Ia menghela napas.
"Kau seperti sudah sangat hapal kehidupan perempuan itu. Bahkan soal hubungan dia dengan keluarga suaminya," ujar Delvin. Reddick yang mengerutkan kening sedang berpikir seraya menunduk, kini mendongak. Ia terkejut. Kemudian sadar bahwa dia sedang dalam tubuh Lionel.
"Ah, itu hanya perkiraan ku saja," kilah Reddick.
"Kamu terlihat seperti orang lain, Lion." Delvin curiga.
"Orang lain? Bagaimana mungkin?"
"Tentu saja itu tidak mungkin, tapi aku merasa kamu berbeda 180 derajat dengan Lionel yang aku kenal. Bahkan aku merasa tidak mengenal dirimu yang sekarang." Delvin yang sejak tadi sibuk di pantry kini muncul dengan segelas Americano.
"Soal wanita?" tanya Reddick seraya menerima sodoran gelas dari Delvin. Yang paling menonjol dari seorang Lionel adalah penyuka wanita. Gemar kesana kemari dengan berganti wanita berulang kali.
"Terutama itu. Banyak hal yang berubah darimu."
"Ini tetap aku. Semua orang bisa berubah bukan?" Reddick meyakinkan.
"Aku tidak yakin."
"Yakin saja mulai dari sekarang." Karena aku tidak mungkin bertingkah seperti Lionel karena aku adalah Reddick Wyclif. Diam seraya memperhatikan pria di depannya.
“Aku akan mencoba yakin bahwa kamu memang orang lain,” tutur Delvin serius. Reddick menghela napas. Entah lega atau waspada.
***
Berulang kali Reddick mencoba menelepon nomor Bellina yang tersimpan di ponsel milik Lionel. Namun tidak tersambung. Bahkan di tolak. Reddick mengerutkan dahi.
"Dia tetap tidak mau menerima teleponku?" tanya Reddick pada benda pipih di tangannya. Ia memilih meletakkan benda itu pada meja dan menghela napas. Menatap keluar jendela apartemen.
Tubuhnya beranjak menjauh dari kursi dan mendekat ke pintu. Selama tinggal di apartemen Lionel, Reddick tidak pernah sekalipun menjelajahinya. Dia hanya tidur, mandi dan duduk di ruang baca.
Langit malam terlihat cerah karena banyak bintang di sana. Sudah lama ia tidak melihat ke atas. Ke langit yang indah itu. Ia cukup sering menunduk merasa diri kurang baik. Terutama dalam berumah tangga.
Bellina, aku ingat waktu yang kelam itu. Dimana aku melihat air mata mu. Mungkin aku salah mengartikan itu adalah palsu. Kehidupan kedua ini benar-benar hukuman untukku. Takdir ingin menunjukkan padaku betapa bodohnya aku dulu.
Manik mata Reddick memicing merasa melihat seseorang yang tidak asing di bawah sana. Reddick mendekat ke pagar beton balkon.
Bellina!
...___________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Hanachi
selain lagi ? atau sekali lagi, kk author ? 🤔
2023-06-17
1
%ER%
seru...
2022-12-04
0
fifid dwi ariani
trus sukses
2022-11-25
2