"Aku pikir kamu berhenti setelah merasa Clara tidak sempurna," lanjut Delvin.
Mendengar itu, Reddick hanya tersenyum tipis. "Aku akan pergi."
"Tidak aku temani?" tawar Delvin.
"Tidak. Kamu bisa keluar juga untuk mencari perempuan kalau mau. Kali ini aku tidak ingin di temani olehmu."
"Oh, aku di abaikan sekarang,” canda Delvin. “Wanita ini pastilah istimewa. Lain kali aku harus bertemu dengannya.” Delvin serius soal ini.
"Kamu akan bertemu dengannya setelah aku berhasil, Delvin." Reddick menepuk bahu pria itu dan pergi. Delvin memperhatikan dari belakang sosok Lionel yang terasa baru baginya.
"Siapa lagi perempuan yang membuatnya bersemangat. Walau aku tidak suka, itu lumayan bagus untuknya. Berganti-ganti perempuan itu lelah. Kenapa dia tidak menyadarinya ...," desah Delvin.
...***...
Mobil Reddick melaju kencang ke arah cafe yang di katakan di pesan tadi. Sebuah cafe satu lantai yang bertemakan alam. Cafe di ruangan terbuka yang begitu damai. Reddick masuk dengan mencari meja yang sebutkan. Langkah Reddick terhenti. Bellina sedang duduk di sana sendirian. Siang ini wanita itu masih cantik dengan pakaian kerja dan riasan tipis.
Reddick mendengus. Ia tidak pernah menemukan wajah manis itu di rumah. Namun saat jiwanya berada dalam tubuh cassanova ini, dia menemukan sisi manis perempuan itu.
"Aku datang Bellina," sapa Reddick setelah meyakinkan diri untuk segera mendatangi meja perempuan ini. Dari raut wajahnya, Bellina tampak terkejut.
"Lion?" Bola matanya mengerjap melihat ke arah pria ini. Kepalanya melihat ke kanan dan kiri. Seperti kebingungan. Reddick tersenyum sinis melihatnya.
Kamu takut ketahuan keluarga ku? Reddick bergerak mendekat ke kursi kayu itu.
"Tunggu Lion. Apa yang kamu lakukan?" tanya Bellina dengan wajah heran. Reddick juga merasa heran wanita ini bertanya.
"Tentu saja duduk di sini denganmu," sahut Reddick tenang.
"Tunggu," cegah Bellina dengan tangannya menjulur ke depan. Mencegah Reddick menempati kursi kosong di depan wanita ini. "Kenapa kamu duduk di sana, Lion?"
"Kenapa? Jika membuat janji untuk bertemu, bukankah seharusnya kita satu meja sekarang?" Reddick tidak suka Bellina jual mahal sekarang. Itu membuat pria ini urung duduk. Bahkan Bellina berdiri, hanya untuk mencegahnya tidak menempati kursi di depannya.
"Janji? Kamu ada janji dengan seseorang?" tanya Bellina sambil melihat ke sekitar. Reddick berdecak kesal karena Bellina berpura-pura tidak paham.
"Jangan bicara seakan-akan kamu tidak sedang membuat janji denganku sebelumnya, Bellina,” desis Reddick.
Mendengar kalimat dengan sedikit geraman kesal dari bibir Reddick, membuat Bellina memandang lurus ke arahnya. Hi"Aku tidak pernah membuat janji denganmu, Lionel," tandas Bellina tegas. Tangan Bellina bersedekap.
"Kamu sendiri mengirim pesan padaku untuk bertemu di sini," desis Reddick tidak mau kalah. Ia memilih langsung duduk di sana meski tanpa persetujuan Bellina.
"Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, tapi aku tidak pernah mengirim pesan padamu." Bellina mulai tetap berdiri. Dengan wajah kesal, ia mengerutkan kening.
"Kamu bersikap begini karena malu aku mengabulkan permintaanmu untuk bertemu? Padahal kamu dingin saat peringatan kematian suamimu." Reddick sangat puas mengatakan itu. Bellina memandang lurus ke arahnya dengan mata tajam.
"Jaga mulutmu, Lion. Kita tidak pernah terlalu dekat sampai kamu berani bicara macam-macam denganku." Jari Bellina maju menunjuk wajah Reddick. Di sini wajah Bellina benar-benar marah. Sorot matanya kembali dingin seperti Bellina pada suaminya, dirinya sendiri.
"Mau kemana Bellina?" Reddick melihat wanita ini merapikan barang miliknya yang ada di meja.
"Aku mau pergi."
"Tidak. Kita sedang membuat janji untuk bertemu di sini,” tegas Reddick menahan perempuan ini untuk pergi.
"Sudah aku katakan aku tidak pernah membuat janji denganmu, Lion." Setelah mengatakan itu, Bellina pergi meninggalkan Reddick yang termangu. Dia kebingungan dengan sikap Bellina yang sangat di luar ekspektasi-nya.
Karena tidak menduga wanita itu akan meninggalkannya, Reddick hanya mampu menatap punggung Bellina dengan tertegun.
"Apa-apaan wanita itu? Kenapa dia menolak bertemu denganku? Bukankah dia sendiri yang memintaku bertemu?" Dengan kesal Reddick bangkit dan ikut keluar dari sana. Terlihat mobil Bellina melintas barusan. Wajah perempuan itu di tekuk kesal. "Ada apa sebenarnya ini? Bukannya mereka sepasang kekasih? Kenapa Bellina seperti sangat membenci Lionel?" tanya Reddick gusar.
Banyak pertanyaan muncul di benak Reddick. Rencana membuat Bellina berada di atas awan-awan dengan memberi cinta yang berlimpah, lalu menghempaskannya dengan keras ke bumi, tersendat karena pertemuan kali ini.
Bellina tidak ramah ataupun senang bertemu dengannya, yang sekarang berada di dalam tubuh Lionel. Kening Reddick mengerut merasa itu tidak wajar. Sepanjang perjalanan Reddick terus berpikir siapa yang sebenarnya tengah membuat janji dengannya? Apa bukan Bellina?
“Tidak mungkin. Sangat jelas itu adalah dia,” gumam Reddick seraya mengusap dagunya.
Ponselnya berdering. Ada nama Delvin. Reddick memasang earphone bluetooth di daun telinganya.
"Ya, Delvin. Ada apa?”
"Masih sibuk dengan kepentingan mu?" tanya Delvin seperti sedang mencelanya. Sepertinya pria itu tahu kalau Reddick sedang bertemu wanita.
"Tidak. Ada apa?"
"Jika sudah senggang, kembali ke kantor Lion. Ada orang yang ingin bertemu denganmu,” pinta Delvin.
"Siapa?"
"Nyonya Agatha."
Deg! Reddick merasakan jantungnya berdegup kencang. Agatha? Mama?
"Ada apa beliau ingin bertemu denganku?" tanya Reddick tanpa sadar bahwa itu membuat Delvin makin yakin ada yang salah.
"Lion. Kamu sedang memainkan peran orang lain hari ini?" tanya Delvin mengejutkan. “Kamu terdengar sopan menyebut Agatha beliau. Padahal kamu jarang sekali melakukan itu. Juga kenapa kamu heran, wanita tua itu mencarimu?”
"Apa maksudmu?" elak Reddick. Bibirnya tentu masih terbiasa menyebut ibu tirinya itu dengan kata-kata yang sopan.
"Kamu tidak ingat?"
"Soal apa ini Delvin?" kejar Reddick. Dia tidak peduli lagi Delvin heran.
"Soal nyonya muda keluarga Wyclif ini ...." Rupanya Delvin tahu bahwa Agatha hanyalah seorang ibu tiri bagi Reddick. Pria ini sudah mencari informasi tentang itu semua. "Bukannya kalian sangat akrab belakangan ini."
Reddick berdecih di dalam hati.
"Aku tidak tahu akrab soal apa itu ..." Reddick merasa benar-benar tidak mengerti. Ada banyak keanehan soal Lionel, Bellina dan bahkan sekarang Agatha. Ibu tiri yang menikah dengan ayahnya dan membawa seorang putri bernama, Amber.
“Begitu? Baiklah. Cepat kembali saja ke perusahaan. Wanita itu menunggumu di ruangan,” kata Delvin mengabaikan kebingungan pria itu soal kedekatan mereka yang sebenarnya tidak diketahuinya. Hanya Lionel sendirilah yang tahu.
“Oke.” Reddick memacu laju mobilnya lebih cepat. Ia ingin segera tiba di perusahaan dan bertemu dengan ibu tirinya itu. Mengetahui dengan cepat ada keperluan apa wanita tua itu mencari Lionel. Padahal yang ia ketahui selama ini mereka tidak begitu dekat.
...________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
✨rossy
ini mh penuh teka teki
2022-11-29
0
Andriani
ketahuan deh Nyonya Agatha dalang semuanya....
2022-11-26
0
tististis
main nya Lion terlalu jauh ampe ke Agatha ne.
ati² nyasar lhooo....
2022-11-26
1