Menjadi Lionel Si Cassanova
Tring! Tring!
Berulang kali ponsel Reddick berbunyi. Itu adalah suara notifikasi sebuah pesan. Pesan dari anonim yang tidak di kenalnya.
Awalnya pria berkaca mata ini akan memblokir tanpa membuka apa isi pesan itu. Karena bisa di pastikan pesan itu terus saja memberi informasi tentang Bellina istrinya. Dan Red yakin itu adalah sebuah foto. Sama seperti hari-hari yang lalu. Foto istrinya yang sedang berselingkuh. Perempuan itu selalu terlihat bahagia bersama pria lain. Padahal di depannya wanita itu begitu dingin.
Brak! Red melempar ponselnya dengan marah. Tidak terasa air matanya mengalir. Jika ada yang melihat, ini akan sangat memalukan. Seorang lelaki menangis karena terluka hatinya. Meski memalukan karena menangis, tidak bisa di pungkiri bahwa ia tidak tahan dengan perselingkuhan istrinya. Ia marah tapi tidak bisa. Pecundang.
Dia bukan orang biasa. Reddick adalah CEO sebuah perusahaan yang bergerak di banyak bidang. Namun ia tidak bisa menemukan wanita yang tepat karena dirinya yang terlalu fokus pada pekerjaan. Juga ketakutan akan di khianati karena silau akan harta miliknya, bukan hatinya.
Red yang tidak pernah melibatkan perasaan dengan wanita mana pun, jatuh cinta pada pandangan pertama. Dia Bellina. Putri sekretaris ayahnya. Biarpun mereka diikat tali pernikahan tanpa cinta, bukan berarti wanita itu berhak menginjak-injak harga dirinya dengan bersenang-senang dengan pria lain. Reddick tidak terima. Ia yang terlalu cupu dalam hal percintaan tidak bisa mengungkap kemarahan.
Pilihan pertama adalah ... bunuh diri! Reddick merasa bunuh diri satu-satunya cara menyelamatkan hatinya dari rasa sakit. Karena sudah tidak mungkin ia bersama Bellina jika wanita itu terus saja berselingkuh. Ia ingin mengakhiri hidupnya.
Bicara. Reddick punya sifat tidak bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya dengan mudah. Apalagi itu bukan soal pekerjaan. Jadi bicara bukan menjadi pilihan pertama pria ini. Semua rasa sakit akibat kelakuan istrinya tidak bisa di pertanyakan langsung pada wanita itu. Ia memilih diam dan menyimpulkan sendiri. Hingga rasa muak, marah, benci dan sepi membuatnya memilih bunuh diri malam ini.
Ia sudah memberi semua keluarga pesan terakhir. Bahkan pada wanita itu. Bellina istrinya.
Kepala Reddick menunduk. Melihat begitu curamnya di bawah sana, ia tidak gentar sedikit pun. Angin malam bertiup sepoi-sepoi. Membuat rambutnya bergerak-gerak tanpa tujuan. Bibirnya bungkam dengan sorot mata sendu penuh luka.
Kacamata yang menempel di wajahnya jatuh lebih dulu ke bawah gedung tinggi ini saat ia menunduk tadi.
"Reddick kembali!!" teriak mama dan adiknya di belakang. Satu persatu dari mereka muncul untuk menyaksikan dirinya terjatuh dengan mengenaskan dari gedung tinggi ini. Gedung perusahaan miliknya sendiri.
"Ayo kakak, kembalilah!" teriak Amber adiknya. Reddick melihat ke arah mereka, tapi sorot matanya seakan kosong tidak terpengaruh kata-kata mereka.
Kepala Reddick melihat ke langit-langit sebentar. Lalu mendesah lelah. Di dalam banyaknya keluarganya yang muncul untuk mencegahnya bunuh diri, tidak terlihat batang hidung wanita itu. Bellina istrinya. Wanita yang sangat di cintainya itu tidak muncul.
"Bahkan di akhir hidupku pun ia tidak sudi melihatku. Wanita itu memang tidak menginginkan aku. Dia menyukai kemewahan hartaku tanpa peduli hatiku. Tidak apa-apa. Sebentar lagi aku tidak akan merasakan sakit. Aku akan terbebas dari rasa menyakitkan ini," gumam Reddick getir.
Brak! Pintu atap gedung terbuka dengan keras. Saat itu muncullah Bellina dengan tergesa-gesa. Wajahnya panik.
"Akhirnya kamu muncul juga Bellina," desis Reddick dengan mata muak lirih. "Namun aku tidak bisa berharap banyak darimu. Ini pasti keinginanmu. Melihat aku lenyap dari muka bumi dan menjalani hidup dengan kekasih mu, Lionel," gumam Reddick.juga.
Bellina mendekat dengan wajah kaku dan terkejut. Langkahnya lambat seraya menatap syok ke arah Reddick. Bola mata pria ini terus menatap wanita itu dengan tajam. Seperti ingin membawa wanita itu ke alam lain saat ini juga.
"Pak Reddick, turun! Jangan lakukan itu!" teriak semua orang di sana. Reddick tidak memperhatikan mereka. Pandangannya hanya tertuju pada wanita itu. Bellina. Seakan-akan ingin mencibir bola mata syok yang di tunjukkan Bellina padanya. Wanita itu tidak mendekat. Bahkan ia hanya melihat dari belakang keluarganya.
"Ekspresi itu palsu. Kamu pasti tidak benar-benar terguncang. Kamu tidak mungkin memikirkan aku. Kamu akan pergi meninggalkanku dengan pria lain. Jadi sebentar lagi aku akan kabulkan permintaanmu, Bellina," lirih Reddick. Kakinya melangkah ke belakang. Hingga tubuhnya melayang dan jatuh ke bawah di iringi teriakan nyaring dan menyayat milik semua orang di atap yang menyaksikan bunuh diri ini.
"Reddick ...," lirih Bellina sesaat sebelum tubuh itu jatuh terhempas ke bawah. Air matanya jatuh berderai. Namun suaranya tercekat hingga tidak mengeluarkan suara isak tangis seperti yang lainnya.
...***...
Saat membuka mata, Reddick terkejut bahwa ia masih bisa melihat dan merasakan. Namun sekarang kakinya bukan berpijak pada tanah. Jiwa Reddick melayang-layang. Entah dia ada dimana. Yang jelas bukan di dalam dunia manusia. Karena sekitarnya terlihat berwarna biru dan hitam menjadi satu. Tidak jelas apa yang sebenarnya ada di sekitarnya itu. Dinding kah? Tirai kah?
"Tempat apa ini?" tanya Reddick kebingungan. Ia mencoba berpikir lagi. Seingatnya ia meloncat dari gedung dengan tujuan bunuh diri. Lalu ini apa? Tempat asing yang tidak pernah di lihatnya. "Dimana aku? Aku hidup atau mati?"
"Huh, masih saja bertanya," dengus sebuah suara di belakangnya. Reddick terkejut. Tubuhnya berbalik dengan cepat. Ada seorang pria memakai pakaian serba hitam berjalan melayang seperti dirinya. Sorot matanya tajam membuat bulu kuduk merinding.
"Sungguh lucu kau masih bertanya, kau itu hidup atau mati. Bukankah tujuanmu memang mengakhiri hidupmu? Jadi itu artinya kamu itu sudah mati." Pria memakai pakaian hitam itu tersenyum miring mencemooh.
"S-siapa kamu?"
"Aku? Aku malaikat yang bertugas mengirim mu ke neraka ...," desisnya menakutkan. Reddick mengepalkan tangannya. Menahan rasa dingin yang tiba-tiba menyerang sendi-sendinya. "Namun sayang sekali kau masih belum masuk daftar ku. Jadi aku tidak bisa mengirim mu ke sana," lanjut malaikat yang bertugas itu kecewa.
"Lalu apa ini?" Reddick melihat ke sekelilingnya. Kebingungan.
"Karena kau belum waktunya mati, aku akan melempar mu kembali ke dunia. Namun jangan pernah berpikir untuk bisa kembali pada apa yang sudah kau miliki dulu. Karena harus ada hukuman bagi manusia sepertimu. Mengakhiri diri sendiri bukanlah tindakan yang tepat. Kau manusia bodoh!!" hardik pria dengan pakaian serba hitam itu marah.
Seketika, tubuh Reddick bagaikan di dorong ke jurang paling dalam. Berputar-putar dan melayang tanpa tujuan. Mau kemanakah tubuh itu sekarang? Reddick hanya bisa berteriak dalam kepanikan.
..._____...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Mystera11
setelah setahun masuk favorit baru mampir skr thor,,, 😁
2024-02-15
0
Dian Dian
critax ga karuan
2023-06-18
0
Hanachi
rasakan tu ga diterima malaikat. rasakan kehidupan yang lebih sengsara 😄😄
2023-06-14
1