"Naruto-kun, kamu banyak keluar di dalam semalam, bagaimana kalau aku hamil?"
"Uhk! uhk! uhk!"
mendengar ucapan Ino, Naruto langsung tersedak dan terbatuk batuk.
Dia mengangkat tangannya kemudian menatap Ino yang saat ini sedang mengelus perut bagian bawahnya dengan ekspresi rumit.
"Apakah kamu sudah Menstruasi?"
Naruto bertanya dengan hati hati.
Mendengar pertanyaan Naruto, gadis itu tertegun.
"A-aku, sepertinya sudah pernah?"
wajah Ino memerah seketika, dia teringat pengalaman sebulan yang lalu yang membuatnya panik.
"Apa!?"
Mendengar perkataan Ino, Naruto berseru dengan kaget.
"kenapa, Naruto-kun?"
"A-apakah kalau sudah Menstruasi aku bisa hamil?"
meskipun Ino berminat pada pengetahuan medis, tapi pada periode waktu ini dia belum menyentuh pengetahuan apapun tentang hal itu.
Dia tahu pengetahuan umum tentang seks seperti kalau keluar di dalam akan hamil, tapi belum mengenal pengetahuan yang lebih dalam seperti bagaimana proses kehamilan.
melihat Naruto yang terkejut, Gadis itu tiba tiba menjadi panik. Dia menatap perutnya yang halus lalu merasakan cairan di dalam rahimnya.
"Jangan khawatir, kamu tidak akan hamil!"
melihat Ino panik, Naruto meletakan bubur di tangannya lalu datang ke samping gadis itu untuk menenangkannya.
Dia bukannya tidak mau memiliki bayi yang imut, tapi berapa umur Ino? saat ini belum waktunya memiliki bayi!
"benarkah?"
"Yakinlah, aku akan mempelajari ninjutsu medis nanti."
Naruto menjawab dengan tegas, dengan otak dan cheatnya dia yakin bisa mempelajari ninjutsu apapun dengan cepat!
Setidaknya lebih cepat daripada proses pembuahan yang terjadi di perut Ino!
12 jam, mari kita lihat siapa yang lebih dulu berhasil!
Si kecebong kecil, atau sang ayah!?
Dengan janji Naruto, Ino pun merasa lega.
setelah Ino tenang, mereka melanjutkan makan dengan suasana manis menyelimuti keduanya.
setelah makan, Naruto membawa Ino ke kamar mandi dan membersihkan diri bersama.
setelah serangkaian seruan dan erangan kecil, Naruto kembali ke kamar dengan tubuh yang sudah lebih segar dari sebelumnya.
"Naruto-kun, apakah kamu menjadi lebih tinggi?"
Di tempat tidur, Ino menatap ke arah Naruto yang sedang mengenakan pakaian dengan simbol cinta di matanya.
Saat ini, dia menyadari kalau pacarnya itu menjadi lebih tinggi dan tampan dari sebelumnya.
Saat ini, Naruto sangat berubah seperti menjadi orang yang berbeda(emang beda🤣)
Rambutnya yang kuning keemasan terurai berantakan dan tatapan mata yang tajam membuat Naruto terlihat seperti anak nakal dengan kepribadian acuh tak acuh dan malas.
"Kalau begitu aku akan pergi ke akademi dulu, kamu tinggi di sini dulu oke?"
sebenarnya, setelah hubungannya dengan Sarutobi Hiruzen hancur saat itu, Naruto tidak memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam urusan apapun di desa Konoha termasuk sekolah, tapi dia ingin membaca buku medis sebagai referensi penelitiannya.
"baiklah, aku menunggumu."
"Oh ya, aku ingin menyimpan seprei ini boleh kan?" Ino menunjuk ke arah seprei putih dengan wajah tersipu, lebih tepatnya pada noda bunga mawar merah yang indah.
"Tentu saja, kalau kamu mau, aku akan membuatkan vakum display untukmu." Naruto tersenyum kecil dan menyetujui permintaan Ino.
"terimakasih!"
Ino tersenyum manis, Naruto mencium pipi gadis itu dengan gemas kemudian keluar dari rumah lalu berlari menuju ujung desa yang merupakan akademi ninja.
"Aneh, sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan?"
"Sudahlah, pasti hanya masalah sepele yang tidak akan mempengaruhi rencanaku."
dalam perjalanan, Naruto mencubit dagunya merasa ada yang tidak beres.
sebagai seorang yang memiliki kecerdasan di atas rata rata, Naruto tidak pernah menganggap sepele apapun bahkan jika itu hanya keresahan kecil di dalam hatinya.
Dia selalu memikirkan semuanya secara hati hati dan detail, takut segalanya akan menjadi tambah rumit di masa depan.
Tapi kali ini, otaknya tidak bisa memikirkan apa yang salah.
situasi ini bisa terjadi karena dua kemungkinan, satu ada kemungkinan jika fleksibilitas otaknya menurun dan lainnya adalah apa yang Naruto resahkan tidak ada hubungannya dengannya.
karena itu, Naruto tidak memikirkannya lagi dan melanjutkan perjalanannya ke akademi.
....
saat Naruto pergi ke akademi dengan santai, ada orang yang hampir meledak saat ini.
"Tenanglah, suamiku, Aku yakin Ino baik baik saja, kemarin dia pamit untuk bermain, dia pasti pergi ke rumah pacarnya!"
Nyonya Yamanaka menenangkan suaminya yang sedang mondar mandir dengan ekspresi muram.
"Tenang bagaimana? ini pertama kalinya Ino tidak pulang semalaman, dan tempat yang dia datangi adalah rumah seorang anak nakal!"
"Haa~ harta Karun yang sudah kujaga selama 11 tahun dari angin sudah meninggalkanku."
"tolong bunuh aku, kalau tidak aku yang akan membunuh bocah itu sekarang juga!"
Yamanaka Inoichi menatap istrinya dengan air mata berlinang, dia ingin pergi ke rumah bajingan kecil yang menculik putrinya tapi selalu di tahan oleh singa betina itu.
"Tenanglah, meskipun mereka berduaan, memangnya apa yang bisa mereka lakukan?"
"Umur mereka berapa? palingan rambut bagian bawah juga belum tumbuh."
"Paling buruk, Ino hanya menyerahkan ciuman pertamanya."
Melihat Inoichi mulai histeris, Nyonya Yamanaka memutar matanya dan mengingatkan suaminya yang bodoh itu.
Mendengar ucapan itu, Inoichi menundukan kepalanya dan berfikir.
Ingatan masa kecilnya kembali, dia mencoba mengingat apa yang dia lakukan pada umur itu.
bermain bersama Shikaku dan Choza, pergi ke akademi di pagi hari, pulangnya latihan, lalu pergi berperang pada usia 12 tahun.
Lalu untuk bagian bawah, Inoichi ingat pada saat itu adik kecilnya hanya bisa di gunakan untuk kencing.
untuk sejenak, dia menghela nafas lega.
"hmph! bahkan jika hanya ciuman, itu masih belum boleh!"
"setidaknya tunggu sampai umur 16 tahun!"
Setelah itu, Inoichi mendengus lagi dan pergi ke ruangan kerjanya.
....
"Selamat pagi semuanya."
Iruka-sensei masuk kedalam kelas dan menyapa semua orang.
para murid menanggapi dengan sopan.
"Naruto, apakah kau tau Ino kemana?"
Di barisan paling atas, Shikamaru menyenggol Naruto dan bertanya dengan suara rendah.
"Dia sedang tidak enak badan, aku akan meminta izin cuti kepada iruka-sensei nanti."
Mendengar ucapan Naruto, anak berambut nanas itu mengangguk kecil lalu melanjutkan tidurnya.
Dia bertanya hanya karena penasaran, biasanya Naruto dan Ino selalu berangkat bersama dalam beberapa hari terakhir.
"Sebelum pelajaran, ayo lakukan absensi dulu."
"Hideo?"
"hadir."
"Choji?"
"Ada."
seperti biasa, nama murid mulai di panggil.
"Ino Yamanaka."
"...."
"um? Ino Yamanaka, apakah ada yang tahu kemana dia?"
tidak ada balasan, Iruka melihat sekeliling dan bertanya pada para murid terutama para gadis yang akrab dengan Ino.
"kamu belum bertemu dengannya, iruka-sensei."
mereka semua menggeleng tangannya dan menjawab, mendengar hal ini kening Iruka berkerut.
"Iruka-sensei, Ino sedang tidak enak badan, jadi tidak bisa masuk hari ini."
Saat Iruka cemas, rambut kuning yang f mengangkat dan berbicara.
"Jadi begitu." Iruka mengangguk lega, tapi kemudian merasa ada yang salah.
"tunggu, kenapa kau tau, Naruto??"
Dia menatap Naruto dan bertanya dengan aneh, lupakan soal perubahan anak itu yang bagaikan menjadi orang lain.
tapi kenapa dia tau keadaan Ino sedangkan Shikamaru dan Choji yang bisa di anggap saudara Ino saja tidak tau??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
ayah durhaka 🥲 belum sempat gabung jadi sel telur malah udah di metongin
2024-11-15
1
Shieg eit
Naruto: belum saatnya kau keluar, nak.
2024-11-15
0
Arazak
🗿🗿🗿
2024-10-31
1