Bab 7

...🌴🌴🌴...

"Hai! Apa kamu mendengarkan aku?" Tanya Jendaya bingung dan melambaikan sebelah tangannya di depan wajah pelayan itu yang terlihat melamun.

Pelayan itu segera tersadar, wajahnya langsung tersenyum sumringah, lalu membawa Jendaya ke sebuah lemari Bir yang memang tersaji untuk tuan mereka selama di rumah.

Setelah sampai, Jendaya kembali di buat bingung oleh semua merek minuman tersebut yang sangat bervariasi.

"Pelayan! Menurutmu, minuman yang mana yang sering Tuan Arga minum?" Tanya Jendaya.

"Saya sering melihat, kalau tuan sering minum Bir yang ini nona!" Jawab Pelayan dan menunjuk sebuah Bir yang sangat mahal. Walaupun Jendaya tidak mengerti merek terbaik dari minuman bir tersebut, namun Jendaya dapat melihat, bahwa minuman yang di tunjuk oleh pelayan itu memang terlihat seperti minuman yang sangat berkelas dari yang lainnya.

Tanpa berpikir panjang, Jendaya segera mengambil satu botol minuman itu dan menyuruh pelayan untuk mengambilkan gelas dan nampan sebelum dia benar-benar akan kembali pergi ke kamarnya.

Jendaya masuk ke dalam kamar dan di tangannya ia membawa minuman yang diminta oleh Arga.

"Tuan! Ini minuman anda!" Ujar Jendaya.

"Tuan!" Seru Jendaya kembali. Namun, Arga terlihat diam tanpa menjawab apapun dengan posisi tubuh yang membelakangi dirinya, membuat Jendaya terheran.

Jendaya berjalan dengan ragu dan mulai mendekati Arga.

"Tuan!" Jendaya mengulurkan sebelah tangannya di bahu Arga.

Hrukkkkkk Hrukkkkkkkk!

Suara dengkuran halus yang terdengar dari arah Arga, membuat Jendaya mengerti dan mengurung niatnya, setelah mengetahui bahwa tuannya tersebut sedang tertidur pulas.

Jendaya duduk di bibir ranjang, dan menatap wajah Arga yang nampak tertidur pulas.

"Aku tidak tau siapa dirimu Arga, dan aku juga tidak mengerti kenapa kamu melakukan ini kepadaku? Aku berharap, akan hidup lebih panjang setelah hari esok,"

Jendaya pun pergi ke sebuah kursi panjang yang terletak tidak jauh dari ranjang Arga. Dia berbaring dan tidur disana setelah mengambil posisi nyaman.

Pagi harinya, Ketika Adzan subuh berkumandang, Jendaya bangun dari tidurnya. Dia terlihat menggeliat, menatap kesisi ranjang, yang memperlihatkan sosok Arga yang masih tertidur pulas. Lalu, dia pun bangun dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

"Apa disini tidak ada mukena?" Gumam Jendaya.

Jendaya merasa sangat haus, Dia melangkah pergi dari kamar, dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Setelah sampai di dapur. Jendaya tidak sengaja mendengar sebuah suara dari balik pintu di dekat dapur. Samar-samar dia mendengar suara seseorang yang sedang membaca Al-Qur'an.

Dia berjalan mendekati pintu dengan ragu, dan sebelah tangannya meraih gagang pintu dan sedikit membukanya.

Suara pintu yang terbuka, membuat seseorang di dalam kamar menyadari kedatangannya.

"Nona! Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya dengan sigap menghampiri Jendaya setelah menyadari sosok Jendaya di dekat pintu kamarnya.

"Maaf bu! Saya tidak sengaja mendengar suara seseorang mengaji. Jadi saya datang melihatnya" jelas Jendaya tidak enak hati.

Pelayan itu tersenyum ramah, "Saya yang harusnya minta maaf Non. Maaf karena suara saya, telah mengganggu pagi Nona" jawabnya.

"Bu!" Seru jendaya. Pelayan itu menatap ke arah Jendaya.

"Bolehkah saya meminjam mukenanya? Sebenernya, saya ingin sholat, tapi tidak menemukan mukena di rumah ini!" Jelas Jendaya menambahkan.

"Panggil Bibi saja! Nama saya Bik Inah. Nona belum mengenal saya kan?" Tanya Bik inah. Yang di balas oleh gelengan kepala oleh Jendaya.

"Saya sangat senang, jika Nona ingin mengerjakan sholat subuh. Sebentar! Saya akan mengambilkan mukena yang baru!" Sambung Bi Inah. Dia pun kembali masuk ke dalam kamarnya, lalu mengambil sebuah mukena di dalam lemari pakaiannya.

"Ini Non. Jika Nona menyukainya, Nona bisa ambil mukena ini, dan jangan dikembalikan lagi!" Ucap Bik inah setelah sampai di bibir pintu kamarnya.

Jendaya tersenyum senang, "Terimakasih banyak Bik. Kalau gitu, saya kembali ke kamar lagi!" Pamit Jendaya.

Bik Inah hanya mengangguk pelan dengan senyuman manisnya sebagai respon, menatap kepergian Jendaya yang semakin menjauh dari pandangan matanya.

.

.

.

Bersambung.

Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️

Terpopuler

Comments

YA&NO

YA&NO

bgus Thor ceritanya knpah gx dilanjut pdhal dah 1 thun kok ceritanya mentok ke bab 13 ja

2023-12-30

0

Dewi_Malam

Dewi_Malam

next

2022-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!