...🍁🍁🍁...
Setelah acara pernikahan selesai. Jendaya terlihat kelelahan setelah seharian penuh ia berada di pesta mewah itu.
Semua wanita mungkin merasa iri kepada dirinya yang bisa menikahi seorang Arga Wijaya. Seorang Pria tampan yang bergelar tuan muda dan sangat menggoda kaum wanita itu.
Walaupun Arga terkesan sangat dingin dan kejam, namun tidak membuat para wanita berhenti untuk mengagumi sosok Arga yang tampan itu. Mereka tidak tau, menikahi lelaki itu, sama saja seperti menggali kubur kematian untuk diri sendiri. Itulah yang Jendaya pikirkan tentang pernikahan ini.
"Siapa yang menyuruhmu duduk?" Bentak Arga. Jendaya seketika terkesiap, lalu segera berdiri dari duduknya.
"Ganti bajumu, dan pergilah ke kebawah! Ambilkan aku air bir" titah Arga. Ia pun langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, tanpa memperhatikan Jendaya yang masih nampak kebingungan.
Arga sesaat menoleh kepada Jendaya yang masih terdiam di tempatnya, "Apa kau tuli, aku menyuruhmu mengambilkan aku air" Ucap Arga lagi.
"Maaf Arga, aku tidak tau dimana baju ganti ku" Jawab Jendaya.
Arga seketika bangun, tatapannya begitu tajam, membuat Jendaya menunduk tidak berani menatap pria itu.
Arga berjalan mendekati Jendaya, kembali ia mencengkram erat dagu Jendaya, Yang membuat Jendaya langsung meringis kesakitan.
"Panggil aku tuan! Kamu hanyalah budak bagiku, tidak lebih dari itu. Mengerti!" Tegas Arga dengan penuh penekanan.
Jendaya menangis, lalu mengangguk mengiyakan, "Baik tuan" Jawab Jendaya.
"Bagus! Turuti perintahku, atau kau akan menerima akibatnya" Arga langsung membuang waja Jendaya dari hadapannya, yang membuat wanita itu tersungkur ke lantai.
"Baju mu ada di lemari. Cepat ganti, dan lakukan tugasmu sebagai istri" Arga meninggalkan Jendaya begitu saja setelah mengatakan kalimatnya.
Jendaya nampak masih diam mematung, ia terpaku akan kata-kata Arga yang mengatakan "lakukan tugasmu sebagai istri". Pikirannya bahkan tidak bisa berpikir dengan jernih, ia mengira bahwa Arga ingin meminta tubuhnya saat ini.
Jendaya segera bangun, lalu menuju lemari pakaian. Dilihatnya baju-baju itu dengan wajah yang kagum. Lemari itu di penuhi dengan baju-baju bermerek kelas atas. Bahkan Jendaya yang miskin tidak akan pernah bisa membeli walau satu baju pun di antar baju di dalam lemari itu. Sungguh miris, kini ia bisa memakai baju itu dengan leluasa, namun nyawanya lah yang menjadi taruhan setiap harinya.
"Turuti saja maunya, maka kau akan selamat" ucap Jendaya kepada dirinya sendiri. Rasanya ia sudah sangat gila, hidup bersama Arga sudah seperti peliharaan yang siap menuruti tuanya.
"Kenapa semua baju ini terlihat sangat seksi semua? Apakah tidak ada baju panjang agar pria aneh itu tidak berbuat mesum kepadaku" gerutunya dengan kesal.
Waktu sudah semakin lama, namun Jendaya tidak menemukan baju yang ia inginkan. Takut jika nanti Arga marah kepadanya, Jendaya memilih salah satu baju yang menurutnya panjang dari pada yang lain. Yaitu baju dress selutut bewarna pink sakura.
Jendaya menggeleng cepat ketika dia kembali mengingat kata-kata Arga beberapa menit yang lalu, tidak ingin larut di dalam pikiran buruknya, Jendaya segera mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sedikit panjang. Lebih tepatnya, lebih panjang dari yang lain.
Setelah merasa siap, Jendaya pun segera pergi ke luar untuk mengambilkan minuman yang diminta oleh Arga.
"Pelayan! Bolehkan saya bertanya?" Ucap Jendaya ketika sampai di lantai bawah.
"Apa Itu Nona?" Tanya pelayan itu ramah.
"Dimana aku bisa mengambil air Bir?" Tanya Jendaya.
Pelayan itu tidak segera menjawab, dia malah berpikir, bahwa Jendaya dan tuannya ingin menghabiskan malam pertama pernikahan dengan meminum minuman Bir. Pikiran pelayan itu semakin liar ketika memikirkan bagaimana Tuannya itu akan menghabiskan malam yang panjang bersama Jendaya dalam satu malam ini.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Dewi_Malam
lanjutkan lagi🥰
2022-11-26
2