Divara terus meronta bahkan sempat memberi tamparan di berkali kali di wajah Abraham.
Merasa sangat kesal, Abraham mulai hilang kendali.
Niatnya yang hanya ingin berc*mbu tanpa paksaan, kini berubah menjadi niat jahat.
Abraham mulai brutal membuka pakaian Divara. Dengan dasi yang terpasang di lehernya, dia lepas lalu membungkam mulut wanita itu agar tidak berteriak.
Sementara tangan Divara di ikat dengan sabuk pengaman yang melekat di kursi mobil.
Tekadnya sudah bulat, dia ingin menanamkan benih di rahim Divara agar wanita itu tidak lari darinya.
Tanpa menunggu lama dia buka resleting keduanya dan menempatkan posisi ternyaman nya.
Kini Abraham sudah berada di depan kedua kaki Divara yang telah dia buka lebar lebar.
Air mata bercucuran di pipi wanita malang itu, harapannya seketika hancur. Tujuan hidupnya sirna, yang dia bayangkan hanya kematian seperti yang di alami oleh mendiang ibunya.
Dan tiba di menit selanjutnya ,
Aaarrrghhhhh.....
Mata Divara terpejam rapat kala mendengar teriakan itu, namun satu hal mengejutkan ketika dia perlahan berani membuka kelopak matanya .
Dia belum bisa bersuara karena mulut terbungkam, namun sorot matanya sedikit berbinar.
Abraham terlihat merintih kesakitan ketika Rafael memukul kepalanya dari belakang.
Yah .. Robot itu datang tepat waktu.
Dia hajar Abraham habis habisan tanpa di beri ampun.
Abraham berusaha melawan namun kekuatannya sama sekali bukan tandingan sebuah robot.
Dalam lima menit Abraham terkulai lemas dan tubuhnya di hempaskan keluar mobil oleh Rafael. Darah segar mengalir dari hidung dan pelipis nya.
Setelah menghajar habis Abraham, Rafael segera menghampiri Divara lalu melepas tali ikatan di tangan dan mulutnya.
Rafael melepaskan kemeja yang dia pakai dan memakaikannya ke tubuh Divara yang sudah hampir setengah bug*il.
Divara menangis di pelukan Rafael. Dengan segera robot itu mengangkat tubuh wanitanya dan membawanya keluar dari mobil Abraham.
Ternyata Rafael tidak sendirian, karena profesor Sankai juga ikut . Namun beliau hanya menunggu di dalam mobil Divara.
Mereka bertiga segera berlalu meninggalkan tempat tersebut. Kini tinggal hanya Abraham yang sudah tidak berdaya.
Namun gejolak amarah di dadanya berkobar hebat. Tentunya dia tidak akan tinggal diam dengan kejadian yang dia alami.
-------
Di kediaman Divara.
Mereka bertiga telah sampai.
Hingga tiba di rumah, air mata Divara tidak berhenti mengalir. Tidak ada yang berani bertanya, termasuk profesor Sankai.
Beliau mengerti keadaan Divara yang terlihat shock dengan kejadian tadi.
"Kamu antar Divara ke kamarnya, aku mau merapikan alat alat mekanikku"
tutur profesor Sankai kepada Rafael.
"Baik prof.." jawab sang robot.
Tubuh Divara di letakkan pelan di kasur oleh Rafael. Dengan sangat lembut robot itu memperlakukan wanitanya, sehingga membuat jiwa Divara sedikit tenang.
Dia mulai berhenti dari tangisnya, tangannya menyeka air mata yang telah membasahi seluruh wajahnya.
"Hubby...."
panggilnya dengan suara parau.
"Yes..honey..."
jawab Rafael.
"Jangan pernah tinggalkan aku, atau aku akan mati" ucap Divara.
"No... aku tidak akan meninggalkanmu.. dan jika kamu mati, aku juga akan mati"
(Iiiiihhhh so sweeet bangettt nggak sih...??? udah kayak romeo and juliet.... kalian mau nggak dapat pasangan kayak gitu???)
Keduanya berpelukan, Divara merangkul erat tubuh Rafael. Begitupun sebaliknya.
Setelah di rasa sudah cukup mampu menenangkan diri, Divara meminta Rafael membawanya ke kamar mandi.
Dia ingin membersihkan dirinya dari bekas bekas sentuhan tangan Abraham.
Dengan penuh kasih sayang Rafael menuruti permintaan sang kekasih. Dia angkat lagi tubuh Divara bagaikan bayi, lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi. Tak hanya itu, dia pun juga memandikan tubuh wanita yang kini sudah menjadi sumber kehidupannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💜Marlin🍒
kek nya othor mulai pengen deh ini?
2022-11-30
1
💜Marlin🍒
aaaaaaa robot ku pahlawan ku 🥳🥳🥳🥳
2022-11-30
1
💜Marlin🍒
lah bejat ternyata si gila ini, 😏
2022-11-30
1