Bukan Urusanmu

Para undangan menikmati jamuan usai pengenalan robot Rafael.

Profesor Sankai turut hadir dalam acara tersebut, rencananya esok pagi beliau akan kembali ke Jepang.

Selain bertujuan untuk mengaktifkan robot Rafael, profesor Sankai datang ke Indonesia juga untuk menyelesaikan administrasi pembuatan robot tersebut.

Satu milyar tunai telah di serahkan oleh Divara kepadanya malam itu. Selama satu tahun ke depan profesor Sankai masih memberi garansi jika terjadi masalah sistem pada robot Rafael.

Meski banyak yang menghujat tindakan Divara, tapi para tamu undangan tetap menyuguhkan wajah yang bersahabat demi menghargai usahanya yang di luar logika itu.

Kecuali satu wajah yang tidak bisa menyembunyikan raut kekesalan dan kekecewaannya.

Dialah Abraham. Tidak ikut dalam daftar tamu undangan, tapi dia juga hadir dalam acara tersebut.

Entah dimana tinggalnya Abraham hingga dia bisa muncul kapan saja dan dimana saja Divara berada.

Abraham berjalan mendekati Divara. Karena kekesalannya ,kali ini pria itu tidak bersikap lembut .

"Divara...katakan padaku, apa maksud semua ini? apa kurangnya aku di mata kamu sehingga kamu harus membuat robot murahan seperti itu?" tanya Abraham dengan tatapan tajam sambil satu tangannya mencengkeram lengan Divara.

"Lepaskan ...!! Apa urusanmu bertanya seperti itu? Ini hidupku, ini duniaku, terserah aku melakukan apapun sesuai keinginanku !" jawab Divara ketus.

"Aku begitu menghargai mu Divara, kenapa kamu sama sekali tidak menghargai ku? Apa memang seperti ini caramu menghadapi para pria? Wajar saja jika banyak dari mereka menganggap mu kurang waras dengan tindakan mu malam ini...!" tukas Abraham mengungkapkan segala isi hatinya.

"Cukup ! Jangan bicara lagi ! Kamu tidak perlu mengajariku cara menghargai pria.Aku sudah terlalu sering menghargai mereka, terlalu sering mengerti mereka , dan terlalu sering mengharapkan mereka, tapi apa? Hanya luka dan kecewa yang aku dapatkan.Jangan salahkan aku jika aku memakai caraku sendiri untuk memilih pria yang sempurna untukku. Dan itu adalah robot Rafael.." tegas Divara.

Abraham diam sejenak mendengar ucapan gadis itu. Dari sana dia mulai mengerti alasan wanita itu melakukan hal gila tersebut. Namun dia selalu berusaha meyakinkan Divara bahwa cara yang dia pakai itu salah.

"Divara, aku minta maaf jika ucapanku menyakitimu, tapi bukan berarti tindakanmu ini benar. Kamu jangan menghukum dirimu sendiri dengan seperti ini. Kamu bisa menemukan laki laki seperti idamanmu, tidak dengan seperti ini. Sadarlah Divara, sadar..." tutur Abraham.

"Terlambat, semua terlambat. Aku tidak peduli pandangan orang, akan aku lakukan apapun yang bisa membuat ku bahagia. Aku tidak ingin kecewa lagi, tidak ingin menangis terluka dan juga tidak ingin merasa kehilangan untuk ke sekian kalinya. Jika kamu tidak suka , pergilah..!" Divara mengusir Abraham.

"Divara, Divara..." Abraham memanggil manggil wanita pujaannya yang kini sudah menjauh dari dirinya.

Divara menghampiri profesor Sankai dan robot Rafael.

Banyak hujatan dari para pria, tapi sanjungan dari para wanita untuk robot Rafael.

Tinggi tegap, wajah rupawan kulit exotic dan otot yang kekar, banyak wanita yang ingin memiliki pasangan seperti robot Rafael.

Namun apalah daya para wanita yang hanya bersaldo pas pasan.

Lain dengan Divara yang sudah kaya dari eyangnya. Di tambah lagi otak cerdas dan jiwa pekerja keras yang dia miliki membuat usahanya menjadi ladang uang baginya meski hidup sendiri.

Hal itu membuatnya bebas melakukan apa yang dia inginkan.

"Ra, di depan ada kekacauan.." kata Rania yang lari tergesa menuju arah sahabatnya berdiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!