Ada masalah apa prof?" tanya Divara.
"Ada sedikit gangguan pada jaringannya, karena menginstal sistem baru ini membutuhkan jaringan yang kuat ..sementara beberapa hari ini cuaca kurang baik...jadi lebih bersabar selama proses penginstalan" jawab profesor Sankai.
"Baik prof, saya akan menunggu" jawab Divara.
Di perkirakan mereka akan tinggal di Jepang selama satu pekan.
Tidak menjadi sesuatu yang berat untuk Divara meski harus menunggu, selama Rafael tetap bersamanya.
"Ra lagi lagi pergi ke Jepang nggak bilang bilang .." satu pesan dari Rania, sahabat Divara.
"Sorry Ran, aku buru buru dan mendadak" balas Divara.
"Pasti urusan si pria jadi jadian itu kan?" tanya Rania.
"Rafael Ran namanya..." balas Divara kemudian.
"Iya deh maaf..." Rania membalas.
"He is perfect for me"
Rania menggelengkan kepala meladeni sahabatnya yang sedang di mabuk cinta buta.
"Divara.. Divara... mungkin sistem sarafmu ada yang kejepit...(emoji ketawa)😁"
"Biar aja kejepit asal bahagia....(balas emoji ketawa juga dari Divara)😁"
"Terserah kamu deh...oke sampai ketemu lagi di Indonesia..see you..." Rania mengakhiri pesannya dengan Divara.
"Oke..."
Seusai mengetik dan mengirim balasan pesan tersebut, Divara meletakkan benda pipih itu ke kasur.
Dalam kesendiriannya, dia melamun.
"Ibu....ayah....kenapa aku harus hidup sendiri?" gumamnya dalam hati.
"Jika aku punya kalian, mungkin aku tidak akan mengambil tindakan konyol seperti ini... " Divara melanjutkan kalimatnya.
Divara mengungkapkan segala isi hatinya , dengan di temani benda benda mati di sekitarnya yang tidak mampu menjawab ucapan Divara.
Jauh di dalam lubuk hati wanita itu juga menyadari bahwa tindakannya itu tidaklah benar dan sangat egois.
Namun kadang dia juga berpikir jika tidak egois, maka dia tidak bisa membahagiakan diri nya sendiri.
(Readers setuju nggak kalau kadang kita memang perlu bersikap egois untuk membahagiakan diri sendiri?)
Tiga puluh menit melamun, membawa Divara ke dunia mimpi. Matanya terpejam dan tidurnya lelap.
"Divara... sini nak...."
ucap seorang perempuan berpakaian serba putih dengan rambut panjang dan wajah pucat.
Divara mendekat.
Perempuan itu mengelus puncak rambut Divara.
Seketika gadis kaya itu menyandarkan kepalanya di pangkuan perempuan berpakaian serba putih itu.
"Kamu siapa? kenapa kamu begitu menyayangiku..?" tanya Divara.
"Aku yang bertugas mengawasi mu dan menjagamu dari kejauhan..kenapa kamu bersedih?" tanya perempuan tersebut.
"Aku...gelisah...banyak orang yang tidak menyukai tindakanku?" jawab Divara.
"Kamu memang salah nak, tapi tidak sepenuhnya salah...lakukan apa yang menjadi suara hatimu.."
ujar sang perempuan.
"Apa aku harus menghentikan tindakanku?"
tanya Divara lagi.
Perempuan itu tak menjawab, dia hanya tersenyum dan wujudnya mulai transparan kemudian menghilang.
"Ibu...bu....ibu...ibuuuuuu"
Divara bangkit dari tidurnya dan segera membuka matanya dengan nafas terengah engah.
Kerongkongannya terasa kering. Segera dia ambil air di gelas dan mengguyurnya ke tenggorokan.
"Huuuh...rupanya aku hanya bermimpi...siapa perempuan yang sering mendatangiku dalam mimpi? apa perempuan itu ibuku?"
tanya Divara dalam hati.
Kematian ibunya terjadi ketika dirinya masih bayi, jadi dia belum pernah menjumpai sosok mendiang sang ibu secara langsung.
Divara belum paham betul seperti apa wajah ibunya selain lewat foto.
Drrt....Drrrrt....
Ponsel Divara kembali bergetar. Dia raih benda pipih itu untuk melihat pesan dari siapa yang masuk.
Wajahnya seketika masam melihat nama sang pengirim.
"Cckkkk... dia lagi..." gerutunya
(Readers semua, jangan lupa follow akunnya othor ya..biar dapat notif karya othor yang baru....😘😘)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💜Marlin🍒
sweet banget robot nya 🤭
2022-11-30
2