Pesta penyambutan

Rania di buat berpikir oleh sahabatnya.

"Sudah tidur sana , besok pasti kamu juga akan tau sendiri " tukas Divara.

"Enggak mau, mau nya taunya sekarang !" jawab Rania.

"Tapi sayangnya, aku nggak mau ngasih tau !" dengan menjulurkan lidah Divara malah menggoda sahabatnya.

"Iihh, kok gitu sih Ra ? nggak seru deh kamu. Divara..." panggil Rania tapi sudah tidak di gubris oleh Divara yang sudah stay di dalam selimut.

Keesokkan pagi di rumah Divara.

Gadis single itu di buat terkejut ketika dari pintu gerbang hingga pintu rumahnya di penuhi bunga mawar.

Dengan pelan Divara dan sahabatnya itu menyusuri bunga demi bunga hingga berlabuh pada selembar kartu ucapan yang tertempel di pintu.

"Aku tidak pernah main main dengan ucapanku, aku datang tadi malam tapi kamu menghilang. Bunga bunga ini menjadi jejak kedatanganku"

"Duuuuuh romantis banget sih?" kata Raina yang ikut membaca isi kartu ucapan tersebut.

"Apaan sih ? Nih buat kamu aja..." sahut Divara sambil menyodorkan kartu ucapan itu pada sahabatnya.

"Itu sekalian sama bunga bunganya kamu bawa pulang semua. Itung itung bantu aku bersihin halaman...." lanjut Divara sambil berlalu masuk ke dalam rumah.

"Jangan gitu dong Ra, kamu nggak menghargai banget sih usaha orang. Dia pasti udah keluarin duit banyak buat nyiapin semua..." tutur Raina.

"Siapa suruh? aku nggak minta!!" jawab Divara enteng.

"Iiih dasar kamu ini beneran aneh ! Jangan jangan kamu sekarang jadi penyuka sesama jenis Ra? Gara gara frustasi sama semua pria," Rania ngelantur.

"Ih ngacob! aku masih waras kali.." sangkal Divara.

"Habisnya, kamu nggak peka banget ! Tuh cowok ganteng tajir juga kayaknya. Dan yang pasti tergila gila sama kamu tapi kamu cuekin gitu aja..." Rania masih belum terima dengan tanggapan Divara kepada Abraham.

"Kalau kamu mau, kamu aja yang sama dia. Udah sekarang buruan sarapan, ntar telat pergi ke kantor..!" tegas Divara.

Percakapan kedua nya berhenti dan mereka menikmati sarapan roti dan segelas susu di rumah Divara.

Sejak saat itu, banyak kejutan kejutan kecil di hari hari gadis konglomerat itu. Tentu saja Abraham yang membuatnya.

Tak jarang pula Abraham datang langsung menemuinya, dan dengan segala rayu mengajak Divara dinner atau sekedar jalan jalan.

Namun hati Divara tetap tidak tergoyah. Tidak ada sama sekali getaran untuk membalas perasaan Abraham meski berkali kali pria itu mengungkapkan cinta kepadanya.

Satu bulan telah berlalu.

Yang ada di hati Divara adalah selalu menanti kabar dari profesor Sankai.

Hampir setiap hari profesor itu selalu memberi laporan tentang proses pembuatan robot tersebut.

Hingga akhirnya robot tersebut telah terbentuk sempurna dan siap untuk di aktifkan.

Divara sungguh tak sabar ingin melihat robot pesanannya. Dia terbang kembali ke Jepang untuk menjemput profesor Sankai dan juga robotnya.

Tak hanya itu, Divara juga sudah menyiapkan sebuah pesta penyambutan yang mendatangkan seluruh staff pegawai di perusahaannya. Para sahabat dan klien Divara pun juga ikut menjadi tamu undangan.

Tiba sudah hari yang di nantikan Divara. Dia telah berhasil membawa robot itu ke Indonesia.

Malam itu benar benar di gelar pesta meriah.

Undangan telah datang memenuhi acara pesta.

" Selamat malam semua, terima kasih atas kedatangannya. Di acara ini saya ingin memperkenalkan sebuah robot yang akan menjadi partner saya. Perkenalkan namanya Rafael.Dia juga akan ikut andil dalam perusahaan "

Tepuk tangan bertaburan, namun sayang bukan sebuah pujian melainkan hujatan,terutama dari kaum adam.

Namun karena Divara memiliki kedudukan penting di perusahaan, mereka tidak berani mengatakan hujatan mereka secara langsung.

"Sepertinya bos kita sedikit tidak waras" kata salah satu tamu.

"Hussh... diam saja ! Nanti kamu di pecat..orang kaya mah bebas!!!" sahut tamu lainnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***