Bab. 17. MENCOBA JADI MODEL.

Pagi pun tiba, kembali kediaman mereka mulai ramai tak kala Erika yang sudah tidak sabar lagi untuk masuk sekolah barunya.

Sudah beberapa kali dia mondar- mandir ke kamar Rany dan juga Arfan yang letaknya tidak berjauhan.

Rany yang kala itu sedang menyetrika baju dan juga celana kerja Arfan sesekali tertawa melihat kelucon Erika yang sudah tidak sabaran ingin bersekolah.

"Erika, kau sabaran dulu ya sayang, ini juga baru jam enam tiga puluh sedangkan kamu masuk jam tujuh tiga puluh jadi masih ada waktu sekitar satu jam lagi,"

"Tapi Elika sudah tidak sabal untuk beltemu teman-teman balu Elika dan gulu Elika bunda,"

"Iya sayang bunda ngerti tapi, sabar ya, ayah juga baru selesai mandi dan kamu juga belum sarapan bukan?,"

Erika menganguk dan duduk di kursi disamping Rany menyetrika baju kerja Arfan.

Tidak lama kemudian Arfan masuk dengan mengenakan baju kaos dan celana pendek.

"Apa pakai kerja kakang sudah selesai dek?," tanya Arfan santai sambil mendekati Rany.

Seketika Rany menutup mata.

"Kenapa berpakaian seperti itu datang kemari, kan masih ada pakaian yang lebih sopan dari itu?, Ini ambillah dan pakai di kamar Kakang saja," Rany memalingkan wajah sambil menyerahkan seragam kerja Arfan.

Kembali Arfan menggaruki kepalanya dan pergi dari sana, dia benar-benar tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Rany.

Tidak lama kemudian kini mereka sudah berkumpul di meja makan sambil menikmati sarapan mereka.

"Nek hali ini Elika masuk sekolah loh, Elika sangat senang bisa beltemu teman balu dan juga gulu-gulu Elika," ucap Erika pada nenek Nuri sembari memasukkan makanan kedalam mulutnya.

"Senangnya, nenek juga Rindu teman-teman lama nenek entah apa kabar mereka saat ini," balas nenek Nuri.

"Apa nenek dulu juga sekolah di taman kanak-kanak sepelti Elika?," tanya gadis kecil itu lagi pada nenek Nuri.

"Mana ada sekolah taman kanak-kanak di tempat nenek dulu, namanya juga daerah terpencil dan juga jauh dari pasilitas seperti yang ada di kota," jawab nenek Nuri melanjutkan makanya.

"Terus nenek sekolah dimana dong?,"

"Nenek sekolah di bagian tata boga dan juga per kokian,"

"Wow nenek Kelen, belalti nenek jago masak dong?,"

"Tentu saja tapi, masakan tradisional kas masakan tempat nenek dulu tinggal sulawesi selatan,"

"Kapan-kapan nenek buatin Elika kapulung dong,"

"Erika suka kapurung?," tanya balik nenek Nuri.

"Suka banget nek,"

"Baiklah kalau begitu nenek akan bikinin tapi Erika harus belajar betul-betul supaya menjadi anak yang berbakti bagi nusa dan bangsa oke,"

"Oke nek," Erika mengangkat ibu jarinya.

"Aku juga mau nek," Arfan dan Rany bersamaan.

"Orang kota ternyata kapurung pale juga hobinya, baiklah tapi kita tunggu waktu yang tepat baru kita bikin kapurung sama-sama,"

Setelah melakukan sarapan pagi dan berbincang riangan di meja makan. Rany, Arfan dan juga Erika berpamitan pada nenek Nuri.

Ketiganya pun pergi dengan mengendarai mobil mewah milik Arfan.

Setibanya di sekolah baru Erika, Arfan dan Rany mengantar Erika masuk untuk bertemu kepala sekolah.

Tidak berapa lama mereka di dalam sana hingga keduanya terlihat keluar dari gedung sekolah baru Erika dan kembali menuju kearah mobil.

"Dek, kamu duduk di depan bersama kakang tidak baik suami istri pisah duduknya, nanti orang berpikiran kita ini majikan dan supir,"

"Mana ada pria seganteng dan serapi ini berprofesi sebagai supir. Yang ada tuh mereka menganggap majikanya sedang mengantar bibi untuk berbelanja ke pasar," jawab Rany asal.

"Ade sekarang sudah pandai merayuku, Kakang ini tak ganteng dek tapi manisnya melebihi gula" Arfan memainkan kedua buah alisnya hingga membuat Rany jadi malu dibuatnya.

Rany segera masuk kedalam mobil dan duduk di bagian depan bersama Arfan.

Kembali mobil mereka melaju menyusuri sepanjang jalan perkotaan hingga mereka tiba di sebuah gedung mewah tempat latihan para model sebelum mereka terjun di dunia periklanan dan juga pertelevisian.

Arfan memarkirkan kendaraanya di tempat parkir. Belum juga mereka berdua keluar dari dalam mobil, seorang pria dengan berjas hitam memakai dasi berlari menghampiri mereka mobil mereka.

"Selamat pagi tuan," ucap Yoyo sedikit menundukkan badan kemudian membuka pintu mobil untuk mereka berdua.

"Pagi Yo, apa semuanya sudah kamu atur dengan baik?," tanya Arfan keluar dari dalam mobil.

"Semuanya sudah siap tuan seperti yang Anda perintahkan,"

"Baiklah kalau begitu, antar kami kedalam, Ayo dek kita masuk," ajak Arfan pada Rany.

"Tumben sekali, tuan Arfan bersikap lembut seperti ini, Aku yakin, dia memiliki sebuah derama yang sudah dia susun dengan sangat baik. Atau jangan-jangan ini ada hubunganya dengan masa lalunya bersama nona Rini dan keluarga Handoko?, semoga saja tuan Arfan tidak menggunakan Nyonya Rany sebagai alat untuk memuluskan rencananya. Kasihan nona Rany, dia sama sekali tidak tahu menahu dengan masalah mereka," ucap Yoyo dalam hati sambil mengikuti Arfan dan Rany dari arah belakang.

Setibanya didalam bangunan berkumpulnya para model, Arfan segera masuk kedalam sebuah ruangan dimana ada tiga orang perempuan yang sedang menunggui mereka disana.

Ketiga perempuan itu langsung mendekati Yoyo.

"Tuan apa dia modelnya," tanya salah satu diantara perempuan itu," benar Veronica, apa ada masalah.

"Tidak ada tuan, cuman Saya penasaran saja kok wajahnya bisa mirip betul dengan nona Rini model yang sempat membintangi iklan perusahaan baru-baru ini," balas Veronica yang terus menatap Rany dari ujung kepala hingga ke ujung rambut.

"Memang beliau sangat mirip dengan Nona Rini, maka dari itu, Aku berharap kalian mengubah penampilan dan melatinya sebaik mungkin agar dia lebih profesional di banding Rini,"

"Tunggu dulu Tuan, tadi Anda memanggilnya dengan sebutan beliau, siapa sebenarnya dia, kenapa Anda semagai pemegang perusahaan A TEXTILE grup bisa menghormatinya sedemikian rupa dan siapa pria yang ada disamping gadis itu?,"

"Dia itu.....," belum juga Yoyo menjawab Arfan sudah mengedipkan mata padanya.

"Kalian tidak perlu tahu siapa mereka, karena perusahaan menggaji kalian bukan sebagai wartawan melainkan perancang dan juga perias model perusahaan,"

Ketikanya segera diam tapi tetap saja ada tanda tanya besar dalam hati mereka bertiga siapa sebenarnya Arfan dan juga Rany.

Tidak lama kemudian Rany pun dibawa kesebuah ruangan oleh Veronica dan kedua temanya masuk kesebuah ruangan yang masih ada di ruangan tempat Arfan dan Yoyo berada.

Rany di latih oleh ketiga orang itu, walau masih terlihat canggung dan sedikit kaku tapi Rany sudah bisa memperagakan beberapa gaya layaknya seorang model profesional.

"Nona bernar-benar berbakat untuk jadi model, wajar saja tuan Yoyo memilih Anda bukan karena wajah Anda saja yang mirip dengan nona Rini tapi memang Anda memiliki bakat di bidang ini, Apa Anda sebelum ini pernah jadi model?" tanya Veronica setelah selesai melatih Rany.

"Anda bisa saja memuji, Aku tidak pernah terjun atau berlatih untuk jadi model dan sama sekali tidak ada niat untuk itu, tapi karena seseorang maka Aku melakukan semua ini,"

"Itu pasti tuan Yoyo yang menyuruh Anda bukan?, Tuan Yoyo benar-benar perhatian pada Anda,".

"Bukan tuan Yoyo, Anda salah dalam hal itu,".

"Kalau bukan tuan Yoyo lalu siapa apa pria tampan yang bersama Anda tadi?,"

Rany tidak menjawab dia hanya mengangguk.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

kapurung bukannya makanan dr sulsel yah?

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!