BAB 12. BERTEMU HANDOKO DAN NELLY.

Sementara itu di kota B, nenek Nuri sedang pergi kesebuah super market dekat rumah untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Setelah berada di dalam toko nenek Nuri segera mengisi keranjang dorongnya dengan beraneka mie instan bermacam rasa dan juga makan ringan lainya.

Sakin asiknya memilih-mili makanan tanpa sadar sepasang bola mata memperhatikanya dari ke jauh.

"Bukankah itu bi Nuri?," ucap seorang perempuan parubaya pada suaminya yang kala itu sedang memainkankan handphonenya.

"Bi Nuri siapa?," balas suaminya mengalikan padanganya pada perempuan parubaya itu.

"Bi Nuri, yang dulu bekerja di rumah kita kira-kira dua puluh tahun silam,"

"Apa, mana dia?," pria parubaya itu melayangkan pandanganya kesegala penjuru dan menemukan nenek Nuri sedang memilih-milih makanan.

"Ayo kita temui dia," ajak pria parubaya itu sambil berjalan duluan mendekati nenek Nuri.

Keduanya pun melangkah mendekati nenek Nuri.

"Wow, kelihatanya sekarang perekonomianmu sudah terlihat membaik, buktinya kamu sudah belanja kebutuhan begini banyak," Handoko yang saat itu berdiri tepat disamping nenek Nuri.

Nenek Nuri yang masih sibuk memelih-milih makanan seketika berbalik dan mendapati Handoko dan Nelly sedang berdiri di sampingnya sambil tersenyum.

"Tu...an Handoko, Nyonya Nelly," suara nenek Nuri seketika terbata-bata sakin kagetnya.

"Tidak usah sekaget itu bi Nuri, kami tidak akan mengganggumu, kami kemari hanya menanyakan kemana saja kamu selama ini?," sambung Nelly sambil memegangi pundak nenek Nuri.

"Aku tidak kemana-mana, Aku masih di kediamanku yang dulu,"

balas nenek Nuri sambil menunduk karena tak berani melihat tatapan mata Handoko dan juga Nelly.

"Kami pernah kerumahmu tapi rumah itu kelihatanya tidak berpenghuni lagi. Tenanglah kami tidak akan mencarinya karena kami sudah memberikanya padamu seiklas mungkin," lanjut Handoko.

"Aku juga tahu itu, kalian menyerahkan padaku karena ada sesuatu hal yang akan membuat kalian merasa tidak terhormat jika kalian memilikinya bukan?, tapi tenanglah dia akan baik-baik saja bersamaku, maka dari itu tolong jangan ganggu kehidupan kami, saya permisi dulu karena banyak hal yang harus Aku kerjakan," nenek Nuri mendorong keranjaan belanjaanya menjahui Handoko dan juga Nelly yang masih terdiam di tempatnya.

Nenek Nuri melangkah terburu-buru menuju kearah kasir dan membayar tagihan, setelah itu dia bergegas keluar dari dalam super market menuju kearah berlawanan dengan kediaman barunya bersama Rany agar Handoko dan Nelly tidak membututi dan menemukan keberadaan mereka di kota itu.

"Ya Tuhan, tolong lindungilah Ranyku dari orang-orang itu, biarlah dimasa remajanya dia bisa menemukan kebahagian Aamiin" nenek Nuri yang saat itu sedang duduk di sebuah kursi di taman kota.

Tidak berselang lama kemudian handphonenya pun berdering, Nenek nuri segera mengeluarkan handphonenya dari dalam tas kecilnya dan menemukan Rany sedang memanggil.

"Hollo Ran, ada apa gerangan kamu menelphone nenek?," ujar nenek Nuri setelah sambungan teleponya dengan Rany terhubung.

"Nek, Tuan Arfan menyuruh kita untuk tinggal di rumahnya menemani Erika, Tuan Arfan tidak mau kalau Erika kembali seperti dulu, pendiam dan hanya menutup diri didalam kamarnya, maka dari itu Rany menghubungi nenek, kalau nenek setuju Tuan Arfan akan menyuruh orang untuk datang menjemput nenek, kalau nenek tidak mau maka Rany akan segera pulang ke kesana,"

"Kami harus tinggal di rumah Tuan Arfan, aku yakin Tuan Arfan bisa menolong kami untuk sementara ini," ucap nenek Nuri dalam hati.

"Nek, kenapa diam, kalau nenek tidak mau Rany akan segera pulang," sambung Rany tak kala tidak mendengar respon dari nenek Nuri.

"Nenek mau, bilang pada Tuan Arfan agar segera menjemput nenek dirumah,"

"Baiklah kalau nenek mau, nenek bersiap-siaplah karena sebentar lagi orang suruhan Tuan Arfan akan segera kesana," Rany memutus sambungan telophonenya dengan nenek Nuri.

"Semoga ini yang terbaik bagi Rany," nenek Nuri berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju kearah rumahnya.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya nenek Nuri pun tiba di kediaman Arfan.

Arfan, Rany dan juga Erika menyambut kedatangan beliau. Keadaan rumah Arfan saat itu sudah terlihat sepi, para tamu sudah pulang kekediaman mereka masing-masing.

"Nenek......," Erika berlari kecil menghapiri nenek Nuri setelah turun dari halicopter.

"Kamu cantik sekali, bagaimana ulang tahunya?," tanya nenek Nuri menyambut kedatangan Erika.

"Elika sangat senang, akhilnya Elika bisa belkumpul dengan Ayah dan bunda" ucap Erika begitu senang.

"Syukurlah kalau begitu, nenek juga sangat senang mendengarnya?,"

"Ayo masul nek, dilual panas," Erika menarik pergelangan tangan nenek Nuri untuk masuk kedalam rumah.

Setibanya di depan pintu Rany segera menyambut nenek Nuri.

"Nek ayo ke kamar, ada yang harus Rany tanyaain ke nenek,"

"Tanyain?," balas nenek Nuri merasa heran.

"Nanti di kamar saja ya nenek, Tuan Arfan kami permisi sebentar," pamit Rany pada sang pemilik rumah.

Arfan mengangguk dan mempersilahkan mereka.

"Elika ikut," ucap Erika ingin mengikuti Rany dan juga nenek Nuri.

"Sayang kamu bersama Ayah saja, bunda dan nenek ingin membicarakan hal penting, Bagaimana kalau kamu ikut ayah saja kita buka hadiah ulang tahun yang dibawa teman-temanmu tadi bagaimana?," ajak Arfan pada Erika.

"Baiklah ayah, tapi Bunda dan nenek nanti juga ikut bantuin kita bukan?,"

"Tentu saja sayang, ayo kita kesana ayah sudah tidak sabar untuk melihat hadiah- hadiah itu," Arfan mengangkat tubuh kecil Erika dan membawanya keruangan dimana mereka meletakkan hadiah yang tadi dibawa oleh teman-teman Erika.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

ayo nek ceritakan sebenar nya

2022-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!