Bab 6. MENEMANI ERIKA BERBELANJA.

Karena Rany belum keluar juga dari dalam kamar, nenek Nuri pun berdiri setelah menyuguhkan teh pada Arfan juga dan Erika.

"Silahkan di minum, pak dan juga nona manis, nenek permisi dulu mau ke kamar Rany sebentar,"

Secara bersamaan Arfan dan Erika saling mengangguk.

Nenek Nuri kemudian melangkah menuju kearah kamar milik Rany, dengan pelan-pelan sekali perempuan parubaya itu membuka pintu dan sedikit demi sedikit mengintip kedalam kamar.

Nenek nuri begitu heran tak kala dia tak melihat Rany di dalam kamar.

"Kemana anak itu...?," nenek Nuri kemudian masuk kedalam kamar Rany dan tidak lupa menutupnya kembali.

"Perasaan tadi sehabis mandi anak itu masuk ke mari kok tiba-tiba dia menghilang begitu saja," nenek Nuri melayangkan pandanganya ke segala penjuru kamar tapi tetap saja sama, dia sama sekali tidak menemukan sosok Rany.

Nenek Nuri mengitari kamar itu dan menemukan kain gorden yang bentuknya tidak seperti biasa.

"Hai ...kenapa kamu bersembunyi disini, cepat keluar dan temui mereka," bentak nenek Nuri sembari Nenek menyingkap kain gorden tempat Rany beesembunyi.

"Nenek jangan ribut, nanti mereka mendengarnya," Rany meletakkan jari telunjuknya di depan bibi.

"Memangnya kenapa, apa kamu tidak kasihan, mereka bela-belain kemari hanya ingin bertemu denganmu?,"

"Bukan itu masalahnya nek, Rany hanya belum siap di panggil bunda dan juga sayang oleh mereka berdua,"

"Apa, bunda dan sayang?, maksud kamu gadis kecil itu memanggilmu bunda sedangkan pria tampan itu memanggilmu sayang begitu?,".nenek Nuri mendekatkan wajahnya di dekat Rany.

Rany mengangguk dengan cepat sehingga membuat nenek nuri seketika tertawa.

"Ha ....ha ..ha......., jangan-jangan mereka itu jodohmu,"

"Hih....nenek ini," protes Rany.

"Makanya cepat keluar dan temui mereka. Kasih, mereka sudah sedari tadi menunggumu,".

Mau tidak mau Rany pun mengikuti nenek Nuri dari arah belakang. Keduanya melangkah menuju ke ruang tamu dimana Arfan dan Erika sedang duduk disana sambil menikmati minuman mereka.

Melihat kedatangan Rany, Erika segera berdiri dan berlari kecil menghampiri Rany dan memeluk laki jenjangnya.

"Bunda.......," manja gadis kecil itu pada Rany.

"Iya sayang....," Rany sedikit berjongkok dan mensejajarkan tubuhnya dengan Erika.

Rany dan Erika saling berpelukan, setelah melepas kangen-kangenan mereka, Keduanya pun melangkah menuju kearah sofa dan duduk disana .

Erika sudah tidak mau lagi terpisah dengan Rany, gadis kecil itu sampai bela-belain duduk di pangkuan Rany.

"Kalian sudah seperti ibu dan anak, kenapa gak sekalian di halalin saja?," senyum nenek Nuri melihat kemanjaan Erika pada Rany.

Seketika wajah Rany memerah, begitu pun yang dialami oleh Arfan. Keduanya sontak salah tingkah mendengar ucapan perempuan parubaya itu.

"Sayang, setelah ini kamu mau kemana?," ucap Arfan dan Rany saling bersamaan.

"Nah ...apa nenek bilang jangan-jangan kalian jodoh," nenek Nuri menatap Rany dan Arfan sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Hii...nenek, maaf Tuan, nenek saya ini memang suka sekali bercanda,"

"Tidak apa-apa sayang," balas Arfan hingga membuat wajah Rany kembali memerah.

"Hum...sudah ada sayang-sayangang nie ye,". ujar nenek Nuri.

Setelah melepas canda gurau mereka di kediaman Rany dan nenek Nuri, Arfan pun mengajak kedua perempuan itu untuk menemani Erika berbelanja.

Tiga hari lagi Erika akan merayakan ulang tahunya yang ke kempat tahun, maka dari itu Arfan meminta bantuan Rany dan nenek Nuri menemani Erika memilih sekaligus berbelanja kebutuhan ulang tahun yang sama sekali dia tidak tahu hal-hal seperti itu.

Saat Erika ulang tahun dulu, semua kebutuhan Erika, bibi yang selalu menyediakan, tapi kali ini Erika ingin memilih sendiri baju yang ingin dia pakai saat hari ulang tahunya tiba.

Rany dan nenek Nuri pun mengiyakan tak kalah melihat kegembiraan besar di wajah Erika.

Mereka pun turun dalam ke gembiraan gadis kecil itu dan ikut bersama mereka ke sebuah mall besar yang ada di kota itu.

"Kita semua harus pake masker untuk mengikuti protokol kesehatan sebelum masuk kedalam mall," ucap Arfan setelah memarkirkan kendaraanya di tempat parkir.

Keempatnya pun memakai masker masing-masing dan melangkah masuk kedalam pusat perbelanjaan tersebut.

Erika seketika menarik tangan Rany tak kalah melihat sebuah gaun cantik terpasang di depan sebuah toko baju anak-anak.

"Bun, cantik kan?," tanya Erika sambil memegang ujung gaun berwarnah pink itu.

"Cantik sekali, Akan semakin cantik jika Erika yang memakainya, benarkan nek?,"

"Iya benar sekali. Nenek teringat saat kamu masih kecil dulu, kamu juga menginginkan gaun secantik ini tapi sayang nenek tidak punya uang kalah itu," nenek nuri dengan wajah sedih mengingat kejadian beberapa tahun silam.

"Nenek jangan sedih seperti ini, yang lalu biarlah berlalu. Bagi Rany nenek itu segalanya bagi Rany apa pun terjadi Rany akan selalu menyayangi nenek," rangkul Rany pada punggu perempuan parubaya itu.

"Elika juga sayang nenek," Erika ikut memeluk kaki nenek Nuri.

"Terima kasih, kalian benar cucu-cuci kesayangan nenek, Kalau begitu kita cari lagi siapa tahu masih ada yang lebih bagus dari ini,"

Ketiganya pun mengangguk dan mulai menjelajahi seluruh isi toko.

Arfan hanya memperhatilan mereka dari kejahuan. Dia begitu bahagia Erika mulai kembali dengan kehidupanya yang dulu.

Aktif dan periang.

Setelah membayar semua belanjaan Erika, Arfan kembali mengajak mereka kesebuah toko pakaian untuk orang dewasa.

"Kalian boleh memilih pakaian yang kalian sukai, berapa pun itu. Ini bukan untuk merendahkan kalian tetapi sebagai ucapan terima kasihku karena kalian berdua telah membatuku dan juga membantu putriku memilih pakaian,".

"Tidak usah pak Arfan kami iklas kok," balas nenek Nuri.

"Aku benar-benar merasa tidak enak jika kalian menolak pemberianku ini, Tolonglah untuk kali ini saja," ucap Arfan mengatupkan kedua tanganya di depan dada.

"Iya bun, nek. Kalena kalian telah membantu Elika memilih pakaian maka bial kali ini Elika membantu kalian memilih pakain juga, lest go.....," Erika segera menuju kearah ganttungan pakaian dan memilih-milih pakaian yang sesuai untuk nenek Nuri dan juga Rany.

Mau tidak mau Rany dan nenek Nuri pun ikut memilih. Mereka hanya memilih satu karena mereka meras tidak enak hati pada Arfan.

Yang halnya dengan Erika semua pakaian yang sesuai dengan Rany dan nenek Nuri dia pesan ke karyawan toko agar di bungkus dan di satukan dengan pesanan Rany dan Nenek Nuri.

"Sayang ini terlalu banyak," cegah Rany pada Erika

"Bunda jangan kuatil ayah bisa membeli lebih dari ini jika kalian masih mengiginkanya," ucap Erila saat mereka susah di depan kasir.

"Silahka nyonya, ini belanjaan anda dan terima kasih atas kunjunganya," ucap kasir sambil memberikan kantong plastik pasa Rany.

Setelah semuanya beres, Kembali Arfan mengajak mereka kesebuah restaurant untuk melepas lelah dan juga menikmati hidangan di restaurant mewah itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!