Bab 5 . KERUMAH RANY.

Sementara itu di kediaman Arfan, tampak Erika sedang duduk di depan derumah di temani oleh bibi. Gadis kecil itu sepertinya sedang menunggui seseorang.

"Bi, apa hali ini bunda akan datang?," tanya Erika pada bibi dengan menatap matanya mengarah pintu gerbang.

"Bibi juga tidak tahu nona, tetapi mudah-mudahan hari ini nona Rini datang bersama dengan tuan, Ayo kita masuk, sebaiknya kita tunggu mereka di dalam saja," ajak bibi pada Erika sambil berdiri.

"Bibi masuk saja duluan, bial Elika tunggu ayah dan bunda disini,"

"Kasihan sekali nona Erika, dia begitu menginginkan kehadiran seorang ibu, bibi temani, tapi bila tuan belum datang dalam waktu 30 menit kita masuk ya!," bibi kembali mendudukkan tubuhnya disamping Erika sambil membelai lembut rambut bocah kecil itu.

Erika memangguk pelan tapi tatapanya tidak lepas dari arah pintu gerbang.

Dari arah pintu gerbang, tampak mobil Arfan sedang berjalan memasuki halaman.

Seketika wajah Erika berbinar. Gadis kecil itu berdiri dan berlari kecil sambil melompat gembira menghampiri mobil Arfan.

Melihat Erika datang menghapiri mobil, Arfan segera menyuruh pak sopir untuk berhenti.

Setalah mobil berhenti Arfan membuka pintu mobil dan berlari menjemput putri kecilnya itu.

"Putri kesayangan ayah," Arfan berjongkok sambil membentangkan tanganya untuk memeluk Erika tetapi sayang, Erika berbelok dan mengintip kedalam mobil untuk mencari keberadaan seseorang didalam sana.

Raut wajahnya seketika berubah, tak kala orang yang dia cari ternyata tidak ada di dalam mobil.

"Sayang kamu lagi cari siapa," tanya Arfan membelai pucuk kepala Erika.

"Cari bunda, apa hari ini bunda tidak datang?," Erika menundukan kepalanya sambil melipat ujung bajunya dengan jari mungilnya.

"Bunda lagi sibuk sayang, mungkin besok baru bunda datang menemuimu," balas Arfan memandang ibah pada putri kecilnya itu.

Tanpa menjawab lagi Erika segera melangkah meninggalkan Arfan sembari menunduk menuju kearah pintu masuk.

Arfan mengikuti Erika dari belakang, hatinya merasa sangat sedih melihat kesedihan putrinya itu.

"Ya Tuhan sampai kapan semua ini berakhir?, tolong tunjukkan padaku jalan agar Aku bisa membahagiakan putri kecilku itu,"

Sesampainya di dalam rumah Erika langsung masuk kedalam kamar dan duduk di atas pembaringan.

Arfan berjongkok di hadapan Erika dan memegangi kedua buah tangan mungilnya.

"Kamu jangan sedih lagi, setelah makan siang, kita temui bunda bagaimana?,"

"Benalkah?," mata Erika kembali berbinar.

"Benar, kalau begitu Ayo kita makan," Arfan mengangkat tubuh kecil putrinya dan membawanya menuju meja makan.

Selepas melakukan ritual makan siang mereka, keduanya pun bersiap-siap menuju keeumah Rany.

Setelah mendapat alamat rumah Rany dari ibu Karlota, keduanya pun segera menuju kekediaman Rany dengan mengendarai mobil.

Disepanjang perjalanan Erika tak pernah diam, dia terus saja bicara. Sesekali Arfan tersenyum mendengar tutur kata Erika hingga tidak terasa mobil mereka pun berhenti di sebuah rumah kecil dengan halaman yang terbilang asri.

"Ayah, pelasaan dulu bunda tidak tinggal disini, lumah bunda dulu besal dengan halaman cukup luas," Erika yang terus memperhatikan kediaman Rany.

"Iya sayang, sekarang bunda sudah pindah ke sini, Ayo turun pasti bunda sudah menunggu kita di dalam," Arfan mencoba mengalihkan pembicaraan agar Erika tidak bertanya lagi.

"Iya," Erika mengiyakan walau dalam hatinya sedikit bertanya-tanya.

Melihat ada mobil yang berhenti di depan rumah mereka, nenek Nuri nama dari nenek Rany pun keluar.

"Tuan dan nona manis ini lagi cari siapa?," tanya nenek Nuri saat Arfan dan Erika sudah keluar dari dalam mobil.

"kami lagi cali bunda," jawab polos Erika.

Seketika nenek Nuri mengerutkan dahinya dan mencoba tersenyum manis pada Arfan dan Erika secara bergantian.

"Kami mencari, Ran...," Arfan seketika menghentikan ucapanya.

"Oh rupanya kalian mencari Rany, kirain cari Evi masamba, Ayo masuk Ranynya lagi ada di dalam,"

"Tapi nama bunda, Rini, bukan Rany,"

"Rini?," nenek Nuri sedikit mengeryitkan dahinya mendengar nama Rany berubah jadi Rini.

"Iya nona cantik. Rany itu seringan ganti nama tergantung waktunya, kalau siang namanya Rany kalau malam namanya Rini lain lagi kalau subuh namanya Rinto, ayo cepat masuk tidak baik di lihatin tetangga," Ajak nenek Nuri pada mereka berdua.

Arfan dan Erika seketika tertawa mendengar kelucuan nenek Nuri. Dalam hati Arfan juga merasa legah karena nenek Nuri bisa membuat Erika percaya kalau Rany dan Rini itu sama.

Setelah berada dalam rumah, nenek Nuri mempersilahkan mereka berdua untuk duduk.

"Nona cantik mau minum apa?," tanya nenek Nuri pada Erika.

"Silup tapi jangan terlalu dingin ya nek ,"

"Oke tuan putri, kalau bapak mau minum apa?," tanya nenek Nuri pada Arfan.

"Aku kopi saja nek,"

"Baiklah, tunggu sebentar, biar nenek buatin untuk kalian,"

Nenek Nuri pun pergi menuju kearah dapur untuk membuatkan mereka minuman.

Tidak berselang lama kemudian kembali nenek Nuri muncul dari arah dapur, Tampak perempuan parubaya itu sedang membawa nampan beri si minum dan kue yang ada di dalam topleks.

"Silahkan di minum, cuman ini yang biasa kami sediakan untuk kalian," ucap nenek Nuri sambil meletakkan minuman di depan Arfan dan juga Erika.

"Ini sudah lebih dari cukup nek, maaf kalau kami berdua sudah merepotkan nenek,"

"Tidak apa-apa namanya juga tamu, ngomong-ngomong Ranynya dimana kok dia belum keluar-keluar juga dari dalam kamar," tatap nenek Nuri kearah kamar Rany.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

kemana ya si rany🤔

2022-11-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!