BSB 10. HARI ULANG TAHUN ERIKA

Tiga hari kemudian pesta ulang tahun Erika pun di selenggarakan, sama seperti dulu Erika menyendiri. Dia begitu berharap Rany menemaninya seperti anak pada umumnya.

'Sayang kenapa tidak bergabung dengan yang lain?," tanya Arfan pada Erika.

"Apa ayah tidak lihat, semua teman Elika memiliki olang tua lengkap, sedangkan Elika hanya punya ayah seolang," Erika dengan raut wajah sedihnya.

Arfan hanya terdiam dan menatap kearah teman-teman Erika yang sedang bergembira ria dengan orang tuanya.

"Aku harus mecari Rini untuk meminta bantuanya menemani Erika, Aku yakin Rini masih ada di kota ini," ucap Arfan dalam hati yang tak tegah melihat kesedihan putrinya.

'"Ayah, apa bunda akan datang menemani Elika meniup lilin ulang tahun ini?," Erika yang saat itu terus menatapi lilin yang ada di hadapnya.

"Dia pasti akan datang sayang, kamu temani teman-temanmu disini biar Ayah pergi menjemput bunda ya?,"

"iya Ayah, tapi Ayah halus janji akan membawa bunda kemali," Erika dengan bola mata berbinar-binar.

"Ayah janji sayang, sekarang bergembiralah bersama teman-temanmu, ayah akan segera kembali," Arfan membelai pucuk kepala Erika dan pergi dari ruangan itu menuju kearah mobilnya.

Sebelum menjalankan kendaraanya Arfan terlebih dulu menghubungi seseorang untuk mencari tahu keberadaan Rini saat ini.

"Yoyo, apa boleh kamu melacak keberadaan Rini?,"

"Rini yang mana tuan?,"

"Rini siapa lagi kalau bukan Rini anak Handoko,"

"Baik tuan kalau begitu tunggu sebentar," Yoyo memutuskan sambungan telepan mereka.

Tidak lama kemudian, kembali handphone Arfan berdering. Arfan segera mengangkat handphonenya dan melihat nama Yoyo sedang memanggil.

"Hallo Yo, apa kamu sudah menemukan keberadaan Rini?,"

"Nona Rini sedang melakukan pemotretan di gedung A TEXTILE, apa tuan mau menghentikan kegiatan mereka dan menyuruh Rini untuk menemui anda,"

"Tidak usah Yo, Aku akan menunggu sampai pemotretan itu selesai barulah Aku menemui Rini, kamu ke A TEXILE sekarang dan kita bertemu disana,"

"Baik tuan,"

Setelah memutuskan hubungan teleponenya dengan Yoyo, Arfan segera memakai masker dan menjalankan kendaraanya menuju kearah gedung A TEXILE grup.

Sesampainya diparkiran Arfan mengganti pakaianya dengan baju kaos biasa.

Tidak berselang lama kemudian mobil Yoyo pun tiba diarea parkiran.

Yoyo segera mendekati mobil Arfan lalu sedikit menunduk.

Arfan segera membuka daun pintu mobil dan masih duduk pada posisi semula.

"Yoyo, pemotretan Rini sampai jam berapa dan apa ada jadwal Rini berikutnya?,"

Sebelum menjawab Yoyo mengangkat tangan kirinya dan melihat jam yang ada di pergelangan tanganya.

"Kalau dilihat dari waktu saat ini mungkin sekarang mereka sudah siap- siap ke pemotretan selanjutnya. Apa tuan mau kalau Saya menyuru Nona Rini kemari untuk menemui Anda,"

"Tidak usah, biar Aku saja yang menemuinya, sekarang kamu masuk kedalam dan kabari Aku kalau Rini sudah keluar,"

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi," kembali Yoyo menundukkan badan dan melangkah masuk kedalam gedung pencakar langit itu.

Ada sekitar sepuluh menit Arfan duduk di dalam mobil hingga sebuah pesan singkat masuk kedalam handphonennya.

"Nona Rini dan crewnya sudah bersiap-siap berangkat ke pemotretan berikutnya Tuan," pesan singkat yang berasal dari Yoyo.

Arfan tidak membalas dia malah memasukkan handphone kedalam saku celananya dan memperbaiki tatanan maskernya dan juga topi yang baru saja dia gunakan.

Melihat Rini dan crewnya sudah berada di parkiran Arfan datang mendekati Rini.

"Rini apa boleh kita bicara sebentar?," tanya Arfan yang berdiri tepat di depan Rini.

"Sorry Aku lagi sibuk, tolong menyingkirlah dari hadapanku?," Rini sambil melipat kedua tanganya di depan dada.

"Hari ini Erika ulang tahun, dia ingin sekali kamu menemaninya meniup lilin ulang tahunya, tolong sempatkanlah waktumu beberapa menit saja agar dia gembira di hari ulang tahunya ini,"

"Apa Aku harus peduli?," balas Rini membuang pandanganya ke tempat lain.

"Tapi Rini, untuk kali ini sa.....," belum juga ucapan Arfan selesai dua orang yang bersama Rini tadi datang dan berdiri di depan Arfan.

"Maaf mas, tolong jangan halangi kerjaan kami,"

Melihat Arfan sudah tidak bisa mencegahnya pergi, Rini pun terburu-buru menuju kearah mobil dan segera pergi dari sana.

"Setiap tetes air yang keluar dari mata Erika akan menjadi hadiah tetindah bagimu nanti Rini. Hanya meninggu waktu yang tepat semua itu akan terjadi," Arfan melangkah menuju kearah mobil dan duduk kembali di tempatnya semula.

Kembali Arfan mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celananya dan mengirim pesan pada seseorang.

Setelah pesanya terkirim, Arfan kembali menjalakan kendaraan menuju kearah kediamanya.

Tidak butuh waktu yang lama kini, Arfan pun tiba di halaman rumah dan memarkir kendaranya bersama dengan kendaraan tamu yang datang khusus menghadiri hari ulang tahun Erika.

Melihat Arfan datang, Erika berlari kecil menghampirinya.

"Ayah, bunda mana?,"

"Sebentar lagi dia akan datang, jadi kamu bermainlah bersama teman-temanmu di dalam sambil menunggu bunda,"

"Elika menunggu bunda disini saja," Erika mendudukkan tubuhnya diatas lantai yang terbuat dari keramik sambil menyangga dagunya dengan kedua tangan mungilnya.

Ingin rasanya Arfan menangis melihat gadis kecilnya itu yang sangat berharap Rany ataukah Rini datang menemani di hari ulang tahunya.

Tidak berselang lama kemudian muncul sebuah helicopter diatas udara dan mendarat tepat di halaman rumah Arfan.

Para tamu pun seketika keluar tak kala mendengar suara yang begitu nyaring dari arah halaman.

"Ibu ayah ada heli," seorang bocah melompat kegirangan.

"Iya sayang. Mas siapa yang datang?,"

ucap seorang tamu perempuan pada suaminya.

"Mana mas tahu, tapi yang jelasnya dia pasti bukan orang biasa, coba bayangkan, dia datang membawa heli hanya untuk menghadiri sebuah pesta ulang tahun yang terbilang sangat sederhana ini," balas suaminya.

"Iya juga sih, atau jangan-jangan Arfan sendiri pemilik heli itu?," tanya perempuan itu lagi pada suaminya.

"Nora, kamu jangan asal bicara, Arfan itu hanya bekerja di perusahan kecil, mustahil sekali jika dia memiliki harta banyak sampai-sampai memiliki sebuah helicopter pribadi," balas suaminya tersenyum-senyum menatap Arfan yang saat itu sedang menggendong tubuh kecil Erika.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

itu pasti rany datang dijemput ma orang suruhan arfan

2022-11-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!