BAB 8. RENCANA PERGI DARI KOTA A.

"Ayah kok lama benal," protes Erika yang saat itu sedang merapikan rambut panjang Rany.

"Maaf, tadi Ayah bertemu teman lama jadi Ayah ngobrol sebentar, Kalau begitu ayo kita pulang," Arfan mengangkat tubuh kecil Erika dan menggendongnya.

Keempatnya pun melangkah menuju pintu keluar lalu menuju kearah parkiran.

Tidak berselang lama kemudian mobil mereka pun melaju menuju kearah kediaman Rany dan nenek Nuri.

Butuh waktu sekitar lima belas menit, mobil mewah milik Arfan pun berhenti di kediaman Rany dan nenek Nuri.

Setelah keduanya turun dan masuk kedalam rumah, Arfan dan Erika melanjutkan perjalan menuju ke kediaman mereka.

Setibanya di dalam rumah nenek Nuri dan Rany segera menuju ke ruang tamu.

Semenjak pulang dari mall, raut wajah nenek Nuri berubah, entah apa yang sedang di pikirkan perempuan parubaya itu.

Melihat perubahan pada neneknya, Rany pun berdiri dan duduk di samping nenek Nuri.

"Apa yang sedang nenek pikirkan?, sejak dari tadi Rany perhatiin sepertinya ada sesuatu yang menjanggal di hati nenek?,"

"Itu hanya perasaan kamu saja Rany," nenek Nuri menyandarkan tubuhnya di punggung sofa dan menegadah keatas langit-langit ruang tamu

"Apa tuan Handoko dan Nyonya Nelly ada bersama Rini di kota ini?, kalau iya, Aku dan Rany harus pergi meninggalkan kota ini agar mereka tidak mengusik kami terutama mengusik kehidupan Rany," ucap nenek Nuri dalam hati.

"Rany, kehidupan kita di kota ini sedari dulu hanya seperti ini terus, bagaimana kalau kita pindah di kota B. Siapa tahu disana kehidupan kita bisa berubah menjadi lebih baik,"

Rany yang saat itu sedang memlihat baju yang baru mereka bawa dari mall segera mengangkat wajahnya.

Dia begitu kaget dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Loh, kenapa tiba-tiba nenek ingin pergi dari kota ini, bukankah dulu nenek pernah berkata kalau nenek akan menghabiskan masa tua nenek di kota ini?,"

"Itu dulu, tapi sekarang nenek sudah merasa jemu, kehidupan kita di kota ini hanya seperti ini terus, mungkin jika kita pindah, kehidupan kita akan lebih baik dari ini,"

"Tetapi kenapa sampai terburu-buru seperti ini nek!, lagian kalau kita kesana dimana kita akan tinggal?,"

"Kalau soal tempat tinggal kamu jangan kuatir, nenek punya teman disana yang bisa membantu kita,"

"Tapi nek......," Rany yang merasa tidak tegah meninggalkan kota yang sudah memberi kenangan begitu banyak baginya.

"Kalau kamu tidak mau ikut terserah, tapi nenek akan tetap ke kota B untuk mengais rezeki disana," nenek Nuri berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju kearah kamar.

Dengan palan-pelan sekali perempuan parubaya membuka daun pintu kamar miliknya dan menutupnya kembali.

"Ya Tuhan, Aku sama sekali tidak berniat untuk membuat hati cucuku merasa sedih. Ini semua Aku lakukan demi menghindari keluarga Handoko. Semoga saja jalan ini yang terbaik buat Rany, Aamiin," nenek Nuri mengusap wajahnya dengan kedua telapak tanganya yang saat itu sedang bersandar di daun pintu kamar.

Sementara itu Rany yang masih berada di ruang tamu lambat laun mulai berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju kearah kamar,

Perasaan hatinya bercampur aduk antara sedih dan juga bimbang dengan keputusan neneknya yang begitu tiba-tiba.

Rany melangkah kearah pembaringan dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja diatas sana.

"Aku harus ikut nenek kemanapun beliau pergi, Hanya beliau satu-satunya keluargaku yang ada di dunia ini, Ya, Allah lindungilah kami dan tunjukkanlah jalan pada kami yang menurut Engkau terbaik bagi kami berdua, Aamiin,"

Lama Rany termenung disana hingga dia bangun kembali dan mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celananya.

Rany mencoba mencari nama Maya yang tertera pada layar handphonenyanya.

"Assalamualaikum Maya, kamu lagi dimana?," tanya Rany saat sambungan telepon dengan Maya sudah terjalin.

"Waalaikumsalam, Aku lagi di rumah. Emangnya ada apa kamu menanyakan keberadaanku?," balas Maya dari dalam sana.

"Boleh tidak Aku minta tolong padamu?," tanya Rany lagi dengan bibir sedikit bergetar.

"Katakanlah, kalau Aku sanggup pasti Aku akan menolongmu,"

"Mungkin besok dan seterusnya Aku tidak akan masuk kerja, maka dari itu tolong beritahu pada ibu karlota untuk mencari penggantiku," suara Rany sedikit melemah.

"Apa..... berhenti bekerja?. Jangan main-main Rany, katakan kalau kamu hanya bercanda?," seketika suara Maya meninggi tak kalah mendengar ucapan Rany ingin berhenti dari pekerjaanya.

"Benar Rany, Aku tidak lagi bercanda, nenek tiba-tiba ingin pindah ke kota B, mau tidak mau Aku harus mengikuti beliau kesana,"

"Astaga Rany, kalau kamu pindah Aku pasti sangat kesepian tanpamu. Terus kapan rencananya kamu akan pergi ke kota B,"

"Mungkin besok kalau tidak ya lusa pokoknya dalam waktu dekat ini,"

"Kalau begitu Aku akan mengantarmu," Maya dengan suara sedikit parau.

Setelah memutuskan sambungan teleponya dengan Maya, Rany kembali membaringkan tubuhnya diatas pembaringan. Tidak berselang lama kemudian dia pun terlelap dalam mimpi.

Esok paginya.......

Rany dan nenek Nuri sudah bersiap-siap berangkat kekota B. Semua pakaian sudah mereka masukkan kedalam kopor dan juga tas.

Maya yang sudah sedari pagi sudah ada disana ikut membantu Rany dan juga nenek Nuri untuk bersiap-siap.

Tampak kesedihan mendalam di wajah gadis itu. Dia begitu merasa kehilangan Rany. Teman semasa kecilnya yang sudah dia anggap lebih dari saudara.

"Ran, apa kamu benar-benar ingin pergi?, Apa kamu tegah meninggalkan Aku, meninggalkan kebersamaan kita sejak dari kita sekolah sampai sama-sama kita bekerja di pabrik," Maya memegangi tangan Rany seolah-olah ingin mencegah kepergian sahabat baiknya itu.

"Semua keputusan ada ditangan nenek, Aku hanya bisa mengikuti kemana beliau akan pergi,"

"Aku tahu kamu sangat menyayangi nenek Nuri, sebagai sahabat Aku hanya bisa mendoakan semoga kalian disana baik-baik dan selalu mendapat perlindungan dari Yang Maha Kuasa. Aamiin,"

"Aamiin, terima kasih Maya kamu itu memang sahabat terbaikku dalam suka maupun duka, kamu juga jaga diri baik-baik,"

Keduanya pun saling berpelukan dan menghapus butiran air mata yang sudah membasahi wajah cantik mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

erika sedih lagi

2022-11-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!