Sementara itu di kota B tampak sebuah pesta besar sedang diadakan di sebuah rumah mewah.
Para pejabat tinggi dan juga pemerintahan hadir disana. Tidak sembarang orang bisa ikut dalam pesta itu terkecuali mereka dapat undangan khusus dari empunya pesta.
Ya Handoko, pemilik rumah sekaligus yang sedang mengadakan pesta menyambut putrinya yang baru saja tiba dari luar negeri.
Pesta berjalan begitu meriah sampai tengah malam, Handoko tidak segan-segan merogoh kantong lebih dalam demi terselenggaranya pesta besar itu.
"Rini kesini sebentar," panggil Handoko pada seorang gadis cantik yang sedang bercada gurau dengan teman sebayanya.
Rini segera berbalik dan berjalan mendekati Handoko yang saat itu sedang berdiri bersama seorang pria parubaya seumuran denganya.
"Ada apa Daddy memanggilku,"
"Rini, kenalin, ini pak Dewa dia adalah direktur disebuah perusahaan yang sangat terkenal dikota A. Mulai besok kamu harus ikut dengan beliau ke kota A untuk ikut mengelolah saham yang baru saja Daddy inventasikan ke perusahaan besar tempat pak Dewa ini bekerja," ucap Handoko memperkenalkan pak Dewa pada Dewi.
"Tapi Daddy, Rini belum bisa terjun diperusahaan, Rini masih ingin berkarir di dunia modeling,"
"Di kota A semuanya bisa nak Rini, Kamu bisa melakukan bisnis dan juga bekerja di dunia model. Disana untuk menjadi model terkenal sangat menjanjikan di bandingkan di kota ini, Aku bisa memperkenalkan nona pada beberapa produser terkenal yang ada disana kalau nona Rini mau," sambung pak Dewa.
"Benarkah?, kalau begitu Aku setuju," Rini menyalami tangan pak Dewa dan tersenyum pada Handoko.
"Terima kasih Dewa, atas kerjasamanya membantu putriku dan juga membatu perusahaanku untuk lebih berkembang lagi,"
"Tidak usah sesungkan itu Handoko, Dulu kamu pernah membantuku dan sekarang saatnya Aku yang membantumu," Keduanya pun saling tertawa mengenang kejadian beberapa tahun silam.
"Kalau begitu kita lanjutin pestanya dan kamu Rini bersenang-senanglah bersama teman-temanmu sebelum kamu berangkat esok hari,".
Rini mengangguk dan kembali bergabung bersama teman-temanya.
Waktu terus berlalu hingga tidak terasa pesta pun berakhir. Para tamu undangan pulang kerumah mereka masing-masing demikian pula dengan sang empunya rumah, mereka kembali ke kamar mereka masing-masi dan terlelap dalam tidur indah mereka.
Kicauan burung-burung pagi diatas dahan menandakan pagi sudah
menjemput.
Matahari menampakkan wajahnya di balik awan, cahayanya yang mulai bersinar membuat embun yang menempel pada dedaunan sedikit demi sedikit mulai menghilang.
"Nona Rini permisi, Tuan dan Nyonya sedang menunggui anda di bawah,"
ucap seorang pelayan sambil mengetuk daun pintu kamar milik Rini.
Karena tidak ada tanggapan dari si empunya kamar, pelayan itu pun memutar gagang pintu dan sedikit mendorongnya.
Kepalanya seketika menggeleng tak kalah melihat Rini masih tertidur pulas sambil membungkus tubuhnya dengan selimut.
Sang palayan mendekati Rini dan berdiri di samping tempat tidur.
"Non bangun, ini sudah siang, tuan dan nyonya sedang menunggu anda sedari tadi bawah," ucap pelayan itu sedikit merasa takut.
"Umm.....ini sudah jam berapa?," gumam Rini dan merentangkan tanganya.
"Sudah jam 9 nona,"
"Masih pagi sebentar lagi," Rini kembali menutup tubunya dengan selimut.
"Tapi nona, pak Dewa sudah menunggu anda di bandara. Tuan dan Nyonya juga sudah sedari tadi menunggui anda untuk mengantar anda ke bandara,"
"Apa?, kenapa tidak bilang dari tadi," Rini pun terburu-buru bangun dari tempat tidur dan bergegas menuju ke kamar mandi.
Sang pelayan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anak majikanya itu yang sedari dulu tidak pernah ada perubahan.
Tidak berselang lama kemudian kini Rini, Handoko dan juga Nelly menuju kearah bandara dengan mengendarai mobil.
Setibanya di bandara mereka langsung menemui Dewa yang sedari tadi menunggui mereka di ruang tunggu.
"Dewa, tolong jaga putri kami dengan baik, jika terjadi sesuatu kabari kami secepatnya," ucap Handoko menyalami tangan Dewa.
"Tenanglah, Aku akan menjaga Rini seperti menjaga putriku sendiri," balas Dewa.
"Rini disana kamu baik-baik ya, jangan lupa makan dan tidur jangan larut malam, Mommy dan daddy setiap akhir pekan akan kesana untuk menjegukmu," ucap Nelly ibu dari Rini sambil mengusap punggung anak gadisnya itu.
"Baik mom, kalau begitu kami pergi dulu bye," Dewa dan Rini pun pergi dan menghilang di balik dinding gedung bandara.
Sepeninggalan Dewa dan Rini, Handoka dan juga Nelly ikut meninggalkan gedung bandara menuju kearah parkiran. Sedikit demi sedikit mobil mereka mulai meninggalkan bandara menuju ke kediaman mereka.
"Mas bagaimana kalau Rini bertemu dengan Arfan disana, Aku dengar- dengar kalau dia dan putrinya pindah kesana setelah kejadian itu,"
"Aku juga tahu itu dari teman-temanku, Walaupun mereka bertemu Aku yakin Rini tidak mungkin kembali bersama Arfan, toh dulu semua ide kita menyuruh Rani mendekati Arfan bukan keinginan Rani karena memang Rani itu tidak menyukai Arfan yang seorang duda beranak satu," balas Handoko yang saat itu sedang fokus mengemudi.
"Iya juga sih, untung ada pak Dewa termaksud orang yang berpengaruh di kota itu. Dia tidak akan membiarkan Arfan untuk mendekati Rini lagi,"
"Ya, itulah gunanya kita berteman dengan orang-orang hebat seperti pak Dewa, dia bisa membantu kita saat kita butuhkan," Handoko membelokan kendaraanya memasuki halaman rumahnya.
Sementara itu di sebuah bandara internasional di kota A, Rini dan Dewa sudah tiba di kota A mereka berdua sedang menuruni tangga pesawat lalu keluar dari dalam gedung bandara menuju kearah parkiran dimana seorang sopir sudah menunggui mereka disana.
Keduanya pun langsung masuk kedalam mobil menuju ke kediaman Dewa.
Hanya butuh beberapa menit saja kini kendaraan memereka sudah memasuki sebuah halaman rumah terbilang mewah yang berada di kawasan elite.
"Ayo masuk nak Rini," ajak pak Dewa setelah keduanya keluar dari dalam mobil.
Rini tidak menjawab dia hanya mengangguk.
Keduanya pun melangkah menuju pintu masuk. Tampak seorang perempuan parubaya sudah berdiri di depan pintu menunggui mereka berdua.
"Hay nak Rini, masih kenal tante gak?,"
"Tante Lia," peluk Rini pada perempua parubaya tersebut
"Iya, kamu makin cantik saja nak Rini,"
"Tante juga," balas Rini dan kedua ya pun tertawa.
"Kangen-kengenanya di dalam saja, biarka nak Rini istirahat dulu," ajak Dewa pada kedua perempuan itu untuk masuk.
Ketiganya pun segeea masuk dan tidak lupa menutup pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 18 Episodes
Comments
Tatik R
bardan dibodohi rini ternyata
2022-11-14
0
Deriana Satali
Ohhh ternyata Rini nggak tulus ke Arfan dan Erika
2022-11-14
0