Tanpa banyak berkomentar lagi beliau sudah melajukan mobil menuju arah perumahan elit kawasan kota agak jauh dari kediamanku. Beliau memasuki kawasan perumahan tanpa banyak bicara. Mobil kami berhenti di salah satu rumah mewah yang di sambut penjaga rumah yang membuka pintunya gerbang dia menyambut kami dengan senyuman. Beliau hanya mengangguk dan segera memarkirkan mobilnya.
"Ayo kita masuk !" ajaknya padaku. Aku hanya mengekor di belakangnya. Sesampainya kami di depan pintu rumah sudah ada bibi penjaga rumah.
"Selamat datang tuan," ucapnya pada Gus Iz. Aku jadi bingung ini rumah siapa, kenapa aku di bawa kemari tanpa menjelaskan apapun. Beliaupun hanya diam tak menjelaskan apapun. Kami berjalan ke lantai 2 dia menuju salah satu ruangan, dia buka ruangan itu. Mataku terbelalak lebar ini adalah sebuah kamar yang luas dengan fasilitas lengkap sangat indah dengan nuansa gold.
" Selamat datang Ny. Izdi, inilah kediaman kita kelak. kita tidak akan tinggal di pondok mungkin sesekali kita akan berkunjung di sana. Karena aku berdinas d rumah sakit medika daerah sini, jadi kediaman ini kubangun untuk keluarga kecilku. Beristirahatlah aku akan pergi ke dapur sebentar," ucapnya padaku sambil tersenyum. Namun aku memegang tangannya sambil berkata yang membuatnya tersenyum sangat tampan.
" Gus ... Jangan seperti ini, aku hanya anak ingusan anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa tentang dunia luar tapi kamu menjadikanku istri karena sebuah insiden. Aku merasa sangat tidak pantas kumohon," ucapku dengan wajah yang benar-benar bingung.
" Tapi akad sudah digelar kan?" tanyanya padaku.
" Sudah ... Tapi aku tidak mengharapkan ini." jawabku.
" Tanpa berharappun semua ini akan otomatis menjadi milik Ny. Iz. Masuklah beristirahat ! nikmati dulu nanti kita berbincang. Jika perlu kita bermalam di sini," ucapnya yang kemudian mendorongku masuk ke dalam kamar mewahnya. Kebaikan apa yang aku lakukan sebenarnya sehingga aku mendapatkan hal seindah ini di dunia.
Di sisi lain ...
Izdi hanya tersenyum bahagia ketika melihat kepolosan wardah. Istrinya yang masih sangat muda 19 tahun sedangkan dirinya kini sudah berusia 29 tahun. Izdi tak pernah menyesali pernikahannya dengan wardah, dia gadis sholihah yang sangat cantik. Tapi dia selalu merendah dan selalu merasa tidak pantas. Inilah jalan takdirnya, dia memang mencintai Fatimah namun malah Wardah yang masih muda bersanding dengannya.
" Maafkan aku wardah ... Membuatmu dalam keadaan seperti ini. Setidaknya aku tahu bahwa kamu pernah berdoa pada pemilik alam jika kamu menyukai kriteria pemuda sepertiku. Setidaknya tidak sulit bagi kita untuk belajar saling mencintai," monolog izdi
Di dapur izdi sibuk menyiapkan susu almond, sandwich serta kurma untuk istrinya. Bibi yang melihat tuannya di dapur segera menghampiri.
" Tuan biar saya saja, tuan di kamar saja sama nyonya," ucap bibi.
" Tidak apa- apa bi, mungkin saya nanti jarang berkesempatan lagi seperti ini sebelum dapur ini diambil alih oleh dia," ucap izdi pada bibinya sambil tersenyum lebar. Bibi pun ikut tersenyum pada tuannya.
" Tuan, punten sepertinya bukan nona Fatimah ya?" tanya bibi pada izdi yang kemudian menghentikan kegiatannya.
" Iya bi .. Dia adik fatimah, panjang ceritanya kenapa nyonya izdi tidak sesuai prediksi. Takdir Allah itu tidak ada yang tahu," jawab izdi.
" Pasti geulis ya tuan? Tuan terlihat bahagia." goda bibi yang izdi sudah anggap sebagai ibu.
" geulis pisan bi. Hahaha. Bibi ini ada-ada saja, tapi dia memang cantik tapi dia terbiasa pake niqob, mungkin nanti kalau sama bibi dia bisa saja melepas niqobnya kan sama perempuan. Mari bi saya keatas dulu," ucap izdi panjang lebar pada bibi yang menjaga kediamannya.
" Semoga selalu bahagia tuan dan nyonya," ucap sang bibi.
Visual Wardatul Jamilah al khumairoh versi author ya
Gus Izdi kita kasih visualnya di bab berikutnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Neneng Zakiyah
cantik nya wardah...
2024-01-04
0
Kusuma Retnowati
geulis pisan/Angry/
2023-12-31
1
Jumadin Adin
pas,,cocok
2023-11-21
2