Diam yang romantis

Sesampainya di kediaman kami, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajah. Sedangkan beliau nampak mengaji di sofa kamar.

" Masyaallah malunya aku, kenapa sebut- sebut seksi segala. Benar- benar perempuan meresahkan, " ucapku di kamar mandi. Tak berselang lama aku keluar dari kamar mandi entah apa yang ingin kulakukan sampai tidak tahu. hati dan sikapku jadi tidak singkron. Aku jadi rindu kamarku di rumah paman.

"Sedang apa? Sedari tadi mas perhatikan kamu bingung mau ngapain? Ada yang mau disampaikan?" tanya beliau padaku. Aku hanya menggelengkan kepala menandakan tak setuju dengan ucapannya. Namun ketika aku fokus pada hp tiba-tiba saja wajah beliau sudah di hadapanku.

"Apa? Kenapa mesti kaget? Katanya tidak ada apa- apa," ucapnya.

"Mas ini apa sih ... Bikin saya kaget. Mau apa coba deketan gini?" tanyaku dengan sifat kekanakanku yang tiba-tiba muncul.

"Jangankan deketan gini, lebih dari inipun boleh. Bukankah begitu ya istriku?" tanyanya dengan tersenyum.

" Mas apa sih gk gini deh, jangan bikin aku nerveous dan salting. Aku gini-gini masih abg loh mas bisa GR juga," jawabku seringan mungkin.

"iyakah? Bisa ya Gr gitu kayak anak ABG. Gapapalah kan memang masih remaja," jawabnya sambil tertawa kecil. Aku pukul tangannya.

"Mas Iz ... Ini."

" Apa ... Kenapa dengan aku, mau bilang apalagi?" tanyanya.

" Gak ada," jawabku singkat.

Ketika kami sedang asik ngobrol, telpon genggam mas iz bunyi. Dia nampak terdiam saat menatap layar ponselnya yang berbunyi. Dia menatapku dengan penuh tanda tanya. Diapun mengajakku duduk di ranjang kami. setelah aku berada di sampingnya dia mengangkat video call dari seseorang. Aku baru sadar jika itu panggilan dari kakak spontan aku berdiri dan ingin pergi namun tangan beliau mencegahku untuk pergi.

"Jangan pergi ... Kumohon dampingi aku," ucapnya dengan lemas. Akhirnya mau tidak mau aku mendampingi beliau bercakap dengan kakak. Kupakai niqob untuk menghindari rasa gugupku. Beliaupun tak melarangnya karena aku yakin beliau paham kenapa aku begini. Diapun memulai percakapan dengan kakak.

" Assalamualaikum mas iz ..."

" Waalaikumsalam fatimah."

" Mas iz gmn kabarnya?" tanya kakak

" Seperti yang kamu lihat sedang baik tidak kurang satu apapun."

" Maafkan aku mas, tapi percayalah aku akan kembali." ucap kakak lagi

" Baiklah ... Kembalilah kemari untuk keluargamu, kasihanilah pengorbanan mereka.

" Iya mas tentu. Tapi kumohon maafkan aku.

" Tentu saja aku memaafkanmu. Tapi maafkan aku juga."

" Kenapa mas iz minta maaf?" tanya kakak di sana. Aku sudah mulai resah apa yang akan beliau sampaikan.

" Mungkin kita tidak akan bisa bersatu lagi setelah ini fatimah." ucap beliau

" Kenapa mas Iz? aku hanya pergi beberapa saat, aku ingin terlihat pantas untukmu."

" Tapi saat ini aku sudah tak pantas untukmu fatimah."

" Jangan membuatku cemas begini mas?"

" Kenapa harus cemas sekarang, harusnya sebelum kamu pergi itu sudah terpikirkan 1000 kali."

" Mas iz mengertilah ... Aku benar- benar merasa tidak pantas."

" Maka saat ini akulah yang tidak pantas untukmu, terima kasih sudah pernah hadir dalam hidupku. Terima kasih sudah memberikan banyak pelajaran dalam hidup ini. Semoga kelak kamu bahagia dan menemukan pendamping yang lebih baik dariku dr. Fatimah."

" Mas jangan bercanda, jangan membuatku takut dengan ucapanmu."

" Aku sedang tidak bercanda fatimah karena saat ini aku sudah menjadi mahram seseorang, Aku sudah menjadi suami seseorang bahkan saat ini aku sedang berusaha membahagiakan dia yang telah mengorbankan masa depannya untukku. Maafkan aku ... Assalamualaikum."

" Mas ... Benarkah?" tanya kakak namun gus iz hanya mengangguk saja. Aku meneteskan air mataku di dalam kesunyian malam ini.

" Waalaikumsalam ... Semoga bahagia Mas."

" Aamiin ya Robbal Alamin."

Percakapan itupun berakhir dengan tatapan gus izdi padaku. Aku hanya menunduk di depannya, diapun segera menggapaiku dan memelukku dengan erat.

" Maafkan aku mas, seharusnya tidak begini,"ucapku.

"Kumohon jangan menangis wardah, ijinkan aku membahagiakanmu," ucap beliau.

Ini pertama kali beliau memelukku dengan erat tanpa canggung. Dia mengelus punggungku, aku merasa saat ini perlindunganku pindah ketangannya setelah aku dilindungi paman.

" Terima kasih mas, semoga kamu sehat selalu," ucapku lirih sekali. Ternyata ucapan itu terdengar olehnya. Diapun mengecup keningku.

" Aamiin ...."

Terpopuler

Comments

Jumadin Adin

Jumadin Adin

nnti gimana klo fatimah tau yg hadi nah ram dr. izdi adalah adiknya sendiri

2023-11-21

2

finza ridho diamonds

finza ridho diamonds

mewek kalau tahu adiknya piye

2023-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Akhirussanah
3 Akhirussanah 1
4 Pertemuan kedua
5 Tentangku
6 Keputusan
7 Sujud Untuk Robb-ku
8 kekacauan di pagi hari
9 Ijab Qobul
10 Nasehat Suamiku
11 Hari Pertama
12 Rumah mewah miliknya
13 Kecanggunganku
14 Bermalam di rumahnya
15 Diam yang romantis
16 Kesedihan Fatimah
17 Malam Pertama
18 Pagi hari yang indah
19 Ajakan berbulan madu
20 Cappadocia
21 kemarahan kakak
22 Beautiful night in Cappadocia
23 Pagi hari di Cappadocia
24 Kembali ke Indonesia
25 Pengantin baru
26 Suasana pesantren
27 Kecemburuan
28 Kembali ke kota
29 Perdebatan di ruang tamu
30 Hari pertama bekerja
31 Keindahan pernikahan
32 Aku mencintaimu
33 Kesedihan Izdi
34 Kemarahan Fatimah
35 Permintaan yang berat
36 Permintaan Sang Mama
37 Trauma Wardah
38 Ketegasan Izdi
39 Kedatangan keluarga pesantren
40 Kesadaran Wardah
41 Kedatangan Azzam
42 Pertemuan Azzam dengan Fatimah
43 Kepulangan Wardah menjadi Saksi Pilu
44 Malam yang indah
45 Kembali bekerja di rumah sakit
46 Kunjungan dokter Rangga
47 Bertamu ke rumah Adik Ipar
48 Makan malam di kediaman izdi
49 Keputusan Wardah
50 Terapi Fatimah
51 Terapi Fatimah 2
52 Terapi Fatimah 3
53 Ingatan Fatimah tentang Izdi
54 Perayaan Milad Izdi
55 Kekaguman Rangga pada Wardah
56 Satu Rasa Cinta Dua Singgah
57 Penyesalan Rangga
58 Pengakuan Rangga
59 Terdiam
60 Bertemu Maria
61 Kebenaran Tentang Maria
62 kepergok di rumah sakit
63 Keadaan Maria
64 Cinta Dalam Sujudku
65 Cinta Dalam Sujudku 2
66 Cinta Dalam Sujudku 3
67 Permintaan maaf maria
68 Senyuman Wardah
69 kekasih halal
70 Mengaktifkan ponsel
71 Peresmian Perusahaan Cabang Maria
72 Penjelasan Maria
73 Kabar Buruk
74 Kehadiran Wardah
75 Di ruangan Rangga
76 Kasih sayang Fatimah
77 Pagi Hari di Kediaman Fatimah
78 Kegundahan Maria
79 Kebahagiaan Wardah
80 Keegoisan Izdi
81 Kerinduan izdi
82 Sebuah Pengakuan
83 Kematian Maria
84 Pertemuan izdi dan Wardah
85 Wisuda S1 Kesehatan Masyarakat
86 Wisuda 2
87 Kabar Pernikahan
88 Undangan Pernikahan fatimah
89 Undangan 2
90 H-1
91 Tangisan Adzkan
92 Kericuhan pagi hari
93 Perbincangan di taman
94 Akad
95 Kembali canggung
96 Kemesraan yang nanggung
97 Suasana malam hari
98 Romantisnya Pagi Hari
99 Senyuman Pagi hari
100 Kesedihan Umi
101 Mode bahagia 1
102 Pulang ke Rumah
103 ucapan terima kasih
104 Pemuda di balik Trauma
105 Pertemuan keluarga
106 Teka Teki Baru
107 Tiket Honeymoon
108 Honeymoon 1
109 Honeymoon 2
110 Pulau Jeju
111 Indahnya pagi hari
112 Apel pagi
113 Apel pagi 2
114 Pernikahan Zizah & Zayyan
115 Pernikahan 2
116 Prepare to akad
117 Akad
118 Kabar baik
119 Kembali ke kota
120 Kepanikan
121 Kebahagiaan sesungguhnya - Happy Ending
122 Double Happy - Ending
123 Episode Promo
124 Promo_ kisah Putra Gus Izdi
125 Mampir ya
126 Pantun Cinta LETNAN PANDU
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Akhirussanah
3
Akhirussanah 1
4
Pertemuan kedua
5
Tentangku
6
Keputusan
7
Sujud Untuk Robb-ku
8
kekacauan di pagi hari
9
Ijab Qobul
10
Nasehat Suamiku
11
Hari Pertama
12
Rumah mewah miliknya
13
Kecanggunganku
14
Bermalam di rumahnya
15
Diam yang romantis
16
Kesedihan Fatimah
17
Malam Pertama
18
Pagi hari yang indah
19
Ajakan berbulan madu
20
Cappadocia
21
kemarahan kakak
22
Beautiful night in Cappadocia
23
Pagi hari di Cappadocia
24
Kembali ke Indonesia
25
Pengantin baru
26
Suasana pesantren
27
Kecemburuan
28
Kembali ke kota
29
Perdebatan di ruang tamu
30
Hari pertama bekerja
31
Keindahan pernikahan
32
Aku mencintaimu
33
Kesedihan Izdi
34
Kemarahan Fatimah
35
Permintaan yang berat
36
Permintaan Sang Mama
37
Trauma Wardah
38
Ketegasan Izdi
39
Kedatangan keluarga pesantren
40
Kesadaran Wardah
41
Kedatangan Azzam
42
Pertemuan Azzam dengan Fatimah
43
Kepulangan Wardah menjadi Saksi Pilu
44
Malam yang indah
45
Kembali bekerja di rumah sakit
46
Kunjungan dokter Rangga
47
Bertamu ke rumah Adik Ipar
48
Makan malam di kediaman izdi
49
Keputusan Wardah
50
Terapi Fatimah
51
Terapi Fatimah 2
52
Terapi Fatimah 3
53
Ingatan Fatimah tentang Izdi
54
Perayaan Milad Izdi
55
Kekaguman Rangga pada Wardah
56
Satu Rasa Cinta Dua Singgah
57
Penyesalan Rangga
58
Pengakuan Rangga
59
Terdiam
60
Bertemu Maria
61
Kebenaran Tentang Maria
62
kepergok di rumah sakit
63
Keadaan Maria
64
Cinta Dalam Sujudku
65
Cinta Dalam Sujudku 2
66
Cinta Dalam Sujudku 3
67
Permintaan maaf maria
68
Senyuman Wardah
69
kekasih halal
70
Mengaktifkan ponsel
71
Peresmian Perusahaan Cabang Maria
72
Penjelasan Maria
73
Kabar Buruk
74
Kehadiran Wardah
75
Di ruangan Rangga
76
Kasih sayang Fatimah
77
Pagi Hari di Kediaman Fatimah
78
Kegundahan Maria
79
Kebahagiaan Wardah
80
Keegoisan Izdi
81
Kerinduan izdi
82
Sebuah Pengakuan
83
Kematian Maria
84
Pertemuan izdi dan Wardah
85
Wisuda S1 Kesehatan Masyarakat
86
Wisuda 2
87
Kabar Pernikahan
88
Undangan Pernikahan fatimah
89
Undangan 2
90
H-1
91
Tangisan Adzkan
92
Kericuhan pagi hari
93
Perbincangan di taman
94
Akad
95
Kembali canggung
96
Kemesraan yang nanggung
97
Suasana malam hari
98
Romantisnya Pagi Hari
99
Senyuman Pagi hari
100
Kesedihan Umi
101
Mode bahagia 1
102
Pulang ke Rumah
103
ucapan terima kasih
104
Pemuda di balik Trauma
105
Pertemuan keluarga
106
Teka Teki Baru
107
Tiket Honeymoon
108
Honeymoon 1
109
Honeymoon 2
110
Pulau Jeju
111
Indahnya pagi hari
112
Apel pagi
113
Apel pagi 2
114
Pernikahan Zizah & Zayyan
115
Pernikahan 2
116
Prepare to akad
117
Akad
118
Kabar baik
119
Kembali ke kota
120
Kepanikan
121
Kebahagiaan sesungguhnya - Happy Ending
122
Double Happy - Ending
123
Episode Promo
124
Promo_ kisah Putra Gus Izdi
125
Mampir ya
126
Pantun Cinta LETNAN PANDU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!