Andara menghubungi ibu kost untuk mengabari bahwa ia akan kembali ke kost sebentar lagi. Ibu kost mengiyakan permintaannya untuk menunggu Andara datang, meskipun hari sudah malam. Andara meminta maaf dan merasa tak enak hati, tapi ibu kost menerima alasannya karena ibu kost sudah tau sendiri bahwa gadis itu terkadang memang sulit untuk dibangunkan.
Sementara itu di kost Putri, tampak Rika sedang menonton televisi sendirian. Gadis itu terlihat kesal namun bukan karena acara yang ia tonton. Ia kesal karena lagi-lagi ia sendirian. Sudah beberapa malam tidak ada yang menemaninya menonton.
"Haah... Coba aja Dara udah pulang, pasti gak kesepian begini. Mau ke tetangga juga kan gak enak kalo udah malem begini, mereka pada istirahat.Karin juga pasti pulangnya jam sembilan, kayak biasanya." Gadis itu terus saja membuang nafasnya kasar. Seolah itu bisa mengurangi rasa bosannya.
Tak lama kemudian...
"Aku pulang..."
Rika terlihat senang karena mendengar suara Karin di depan sana. Segera ia menyambut kedatangan gadis itu. "Tumben pulangnya agak cepet?" tanyanya senang sambil mengekori Karin.
Karin mendudukkan tubuhnya ke sofa yang sedari tadi diduduki oleh Rika. "Hari ini capek banget. Ini aja Cafe aku serahin sama karyawan ku."
"Emang hari ini kamu ngapain aja? Bukannya pekerjaannya setiap hari kurang lebih sama?"
Karin meneguk minuman yang tersedia di meja. Gadis itu tidak tau bagaimana penasarannya Rika saat ini.
"Aku jenguk kakakku."
Jawaban itu membuat Rika terdiam dan rasa penasarannya berganti menjadi prihatin. "Bagaimana kabar kakakmu?"
Karin menyandarkan tubuhnya ke sofa. Gadis itu benar-benar terlihat lelah. "Kakakku seperti biasa, kalau tidak mengamuk ya menangis. Jarang sekali ia menyambutku seperti seorang kakak. Jarang sekali ia bersikap normal. "
Rika tau kalau Karin merasa sangat sedih saat ini. Setelah mendengar tentang Yuki beberapa hari yang lalu dari Karin, membuat Rika lebih berhati-hati dalam berucap. Mungkin saja Karin memiliki masalah lain yang tidak ingin diucapkan.
"Aku harap kakakmu bisa cepat sembuh."
Karin menatap Rika dan tersenyum. "Terima kasih. Semoga hal itu cepat terjadi."
Karin berpamitan pada Rika untuk membersihkan diri. Rika hanya mengangguk untuk meresponnya. Gadis itu melihat kepergian Karin dengan sendu.
"Aku tidak tau apa saja yang telah kamu alami. Tapi mendengar ceritamu tentang kakakmu membuatku berpikir bahwa ada hal lain yang membuatmu sedih. Dan itu bukanlah hal yang sepele."
Rika teringat dengan sedikit cerita dari Karin tentang Yuki. Seorang kakak yang depresi karena kehilangan anak pertamanya yang bahkan belum terlahir ke dunia. Seorang istri yang sangat baik tapi dengan teganya dikhianati oleh suaminya.
"Bagiku kakakku adalah perempuan yang sempurna. Dia sangat baik dan pintar. Dia bahkan sudah seperti ibu bagiku. Dia adalah seorang pekerja keras. Karirnya pun tidak bisa dianggap sepele. Tapi kenapa dia masih dikhianati? Aku sangat membenci suaminya karena tega mengkhianati kakakku. Apalagi sampai keponakanku meninggal. Laki-laki itu benar-benar tidak peduli pada kakakku. Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkan dia." Sedikit cerita itulah yang Rika dengar dari Karin.
Rika sampai ikut menangis ketika melihat Karin yang sedang bercerita dengan berderai air mata saat itu. Terlihat sekali bahwa Karin sangat menyayangi kakaknya. Terlihat sekali bahwa Karin sangat dendam terhadap suami kakaknya itu. Namun Karin tidak menceritakan lebih banyak lagi. Rika juga tidak berani untuk mengorek informasi lebih banyak karena melihat keadaan Karin yang sepertinya tidak siap untuk menceritakan lebih banyak lagi.
.
.
.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar. Rika yang sedang melamun sendiri mendengarnya menjadi merinding. Sementara Karin sudah berada di kamar untuk istirahat.
"Malam-malam begini siapa yang ketuk pintu? " Rika melihat jam dinding dan pintu depan secara bergantian. Jam sepuluh malam.
Suara ketukan di pintu terdengar lebih keras. Rika semakin ketakutan mendengarnya. "Siapa sih? Kok gak ada yang panggil juga?"
Rika berjalan mendekati pintu. Ingin melihat siapa kah atau apakah yang membuatnya takut.
"Rika! Karin!" Suara teriakan seseorang yang Rika kenal membuat gadis itu terperanjat.
"Eh?! Siapa?"
"Ini aku Dara. Bukain pintunya."
Rika menghembuskan nafas lega. Gadis itu segera membukakan pintu untuk Andara yang tampak ketakutan berada di luar.
"Lama banget sih? Aku takut tau."
"Lah, salah sendiri mau pulang gak kasih kabar."
"Aku kan mau kasih kejutan." Andara memanyunkan bibirnya sambil berjalan masuk.
"Sukses emang. Aku takut juga tau, aku kira kamu hantu."
Andara semakin cemberut.
Rika mengunci pintu dan berjalan menuju ruang tengah mengikuti langkah Andara. Andara terlihat lelah.
"Kamu baru sampe?"
"Tadi sore sih nyampenya, cuma aku pas sampe rumah langsung ketiduran."
"Oh... Jadi ini ceritanya kamu udah bobo?"
Andara melirik Rika dengan sebal. "Apa?" tanya Rika yang menyadari ekspresi wajah Andara.
Andara memalingkan wajahnya dari Rika dan melihat ke sekeliling ruangan."Karin mana?"
"Dia udah tidur kayaknya. Hari ini dia pulang lebih awal. Kayaknya dia capek banget."
Andara terlihat khawatir dan mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Karin. Memilih untuk membiarkan gadis itu beristirahat daripada harus mengganggunya.
"Lagian kenapa datangnya udah malem begini? "
"Aku kan bilang, tadi aku ketiduran. Mau kesini besok takutnya terlambat."
Rika mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memajukan bibirnya. Lalu Rika tampak tersenyum malu-malu. Andara yang melihat perubahan sikap Rika pun menatapnya penuh curiga. "Kenapa nih? Kok senyum-senyum?"
"Oleh-olehnya mana?"
Dan akhirnya mereka berdua sama-sama membuka isi tas yang dibawa oleh Andara. Mereka asyik melihat-lihat sambil mengobrol hingga kelelahan dan akhirnya memilih untuk tidur.
.
.
.
Pagi hari yang cerah sudah datang. Membawakan semangat baru untuk para penghuni kost Putri. Semangat baru karena banyak barang baru yang mereka terima dari Andara, tentunya.
Pagi-pagi sekali Andara membagikan oleh-oleh yang ia bawa dari Surabaya. Penghuni kost Putri dan tak ketinggalan juga Ibu kost beserta putrinya, mereka semua mendapatkan oleh-oleh dari Andara. Mereka tampak senang menerimanya. Begitupun orang yang memberinya.
Mereka bertanya tentang kedatangan Andara dan gadis itu menjawab ingin memberi kejutan pada mereka sehingga tidak ada satupun dari mereka yang tau dengan kedatangannya.
Aktivitas Andara tak luput dari perhatian Karin. Gadis itu selalu saja memperhatikan apa yang dilakukan oleh Andara. Senyuman tak pernah pudar dari bibirnya ketika melihat Andara. Rika yang menyadari itu hanya bisa menghela nafas. Ia merasa senang namun juga merasa sedih.
Karin yang memang tidak tau dengan kedatangan Andara awalnya akan pergi pagi-pagi sekali ke Cafe. Ia benar-benar tidak tau kalau Andara sudah kembali dan tidur di sebelahnya.
Namun niatnya pergi tentu saja diundurkannya karena orang yang ia sayangi telah kembali. Walaupun Karin merasa ada sedikit perbedaan pada sikap Andara, namun gadis itu tetap tidak berpikiran buruk.
"Mungkin dia kelelahan." Seperti itulah pikirannya.
.
.
.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
apa karin merasa andara sedikit cuek dengan dia ya.
2023-06-20
0
☠ᵏᵋᶜᶟ Fiqrie Nafaz Cinta🦂
tapi terkadang bisa saja fikiran itu salah...
2023-04-05
0
B⃟c𝓝𝓐𝓝𝓐 19♧
Betul kalau memang Karin bercerita cukup Mendengar saja .. Kalau Karin meminta solusi kamu hati hati meberikan masukka
2023-04-05
0