Hari semakin sore. Suasana kota ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Banyaknya orang yang pulang bekerja membuat jalanan menjadi sangat padat. Salah satu diantara pengemudi di jalan itu adalah Thanit.
Pemuda itu nampak sangat kesal karena mobilnya tak kunjung bergerak. Bibirnya tak hentinya mengumpat bahkan saat ada orang lain melihatnya. Dirinya malah semakin terlihat marah dan matanya melotot seolah mau keluar.
Hingga beberapa saat berlalu, mobilnya akhirnya bisa bergerak dan melaju meninggalkan jalan raya. Tapi, mulutnya masih saja tak berhenti mengomel.
Wajah pemuda itu masih saja ditekuk saat sudah memasuki area kost Putra. Dilihatnya teman-temannya yang terlihat sibuk entah mengerjakan apa. Dimasukkannya mobil yang ia kendarai ke dalam garasi di kost Putra.
"Halo, bro. Udah pulang lo? " tanya salah satu temannya dengan tersenyum saat Thanit turun dari mobilnya. Thanit hanya tersenyum bahkan senyumnya juga terlihat terpaksa.
Thanit meninggalkan teman-temannya yang sedang sibuk dan berjalan ke arah kamar kostnya. Teman-temannya tidak terlalu peduli dengan mood Thanit saat ini. Mereka kembali ke aktivitas mereka masing-masing.
Brakk!!
Suara pintu yang didorong dengan keras oleh Thanit. Entah kenapa pemuda itu sangat marah. Sampai-sampai pintu yang berdiam diri pun jadi pelampiasannya.
Di kamar itu ada Roy dan Joko. Mereka yang sedang makan camilan sambil nonton TV harus rela kehilangan camilan yang sedang mereka makan. Karena saking kagetnya, camilan yang di pegang Joko itu sampai tumpah ke lantai. Mereka pun menatap dengan heran Thanit yang masih saja tampak emosi.
"Lu kenape, sob? " tanya Joko. "Kayaknya sebelum kita pisah tadi lu baek-baek aja. "
Thanit menghempaskan tubuhnya ke sofa. Membuang nafas dengan kasar sebelum menjawab dengan lemas pertanyaan Joko. "Cuma abis ketemu nyokap. "
"Lu ketemu nyokap kayak abis ketemu musuh aja. Bukannya udah lama banget lu gak ketemu keluarga lu? " tanya Joko sambil membersihkan camilan yang tumpah.
Thanit tidak menjawabnya dan malah menatap Joko dengan kesal. Joko yang tidak peka hanya menatap biasa wajah menakutkan Thanit.
"Ekhem." Roy sengaja berdehem untuk mencairkan suasana. Pemuda itu mengambil selembar uang berwarna merah dari dalam dompetnya lalu diberikannya pada Joko.
"Mas Ko, bisa minta tolong, gak? Aku lagi kebelet BAB ini. Bisa beliin camilan sekalian beli obat mules, gak? "
Joko menatap Roy sambil mengunyah sisa camilan yang tumpah tadi. Tatapannya seperti anak yang masih polos, tidak terlihat ada kecurigaan sedikitpun.
"Boleh. Sekalian mau nengok yang di luar juga, " jawabnya lalu berdiri setelah mengambil uang itu dari Roy.
Roy mendekati Thanit setelah memastikan bahwa Joko benar-benar pergi. Di tutupnya juga pintu masuk dengan rapat untuk menghindari sesuatu yang tidak mereka inginkan.
"Kenapa? " tanya Roy dengan lembut saat mereka sudah duduk berdua. Thanit tidak menjawabnya dan malah menarik Roy ke dalam pelukannya.
"Apa kalian bertengkar lagi? "
"Udah, gak usah dibahas. "
"Maaf. Karena aku, kalian jadi se renggang ini."
Thanit menempelkan jari telunjuknya di bibir Roy. "Sssttt. Ini bukan salahmu. Ini adalah pilihanku. Kita lalui ini sama-sama, oke? "
Roy tersenyum walaupun masih terlihat kesedihan di wajahnya. Thanit menyandarkan kepalanya di kepala Roy. Menatap langit-langit kamar dengan sendu. "Entah kapan, tapi kita pasti bisa membuat mereka luluh dengan hubungan kita. Aku harap, kamu tidak menyerah dengan semua ini. "
Roy menggeleng sambil tersenyum. "Tentu. Bagaimanapun, kamu adalah segalanya. Tidak ada yang bisa mengerti aku selain kamu. "
Mereka saling memeluk dengan senyuman yang tulus. Lalu Thanit mengurai pelukan mereka dan mengedarkan pandangan nya di sekeliling ruangan. "Ryan belum pulang? "
Roy tampak kurang senang dengan pertanyaan itu. Akhir-akhir ini, Roy sering sekali cemburu pada orang lain, terlebih lagi pada Ryan.Pemuda itu mencebikkan bibirnya dan memalingkan wajahnya dari Thanit."Kenapa tanya-tanya dia? "
Thanit tersenyum karena mengerti dengan maksud Roy. "Hei, kenapa ngambek? Kan cuma tanya. Jangan sampai dia datang pas kita lagi pelukan. Bisa susah jelasinnya tau. Kayak kamu gak tau aja. Iya, kan? "
Roy membuang nafas panjang dan menatap Thanit yang sedang mengelus kepalanya. "Iya deh... "
"Nah gitu dong. " Thanit seolah gemas dengan sikap Roy.
Mereka kembali menempelkan kepala mereka sambil melihat TV yang sedari tadi mereka abaikan.
"Aku harus ke Surabaya beberapa hari lagi, Oma ku sakit. Kamu tau, kan? Hanya Oma satu-satunya orang yang benar-benar peduli padaku sebelum aku bertemu dengan kamu. Aku harap, kamu mau memberiku izin untuk pergi. "
Thanit tampak berat dengan permintaan Roy, namun ia juga tak mungkin jika harus menahan Roy untuk tidak pergi.
"Pergilah. Buat Oma mu bahagia saat kamu bertemu dengannya.Kalau kamu senang, aku juga akan senang. Tapi, jangan macam-macam kamu di sana. "
Roy yang semula tersenyum kini sedikit menggembung kan pipinya. "Harusnya aku yang memberi peringatan untuk mu. Banyak sekali cowok keren di sini. Awas ya kalo jelalatan. " Roy terlihat serius saat mengucapkan itu.
Thanit tertawa keras. "Makin gemes jadinya." Dicubit nya kedua pipi Roy yang sedikit memerah itu. Lalu di kecup nya sekilas bibir lelaki di hadapannya itu.
Roy yang seolah marah kini menjadi luluh. Di peluknya dengan erat tubuh pria yang merupakan kekasihnya itu.
Sungguh, pemandangan yang bisa membuat sebagian orang menjadi jantungan.
.
.
.
Malam pun tiba. Suasana di sekitar kost tidak seperti biasanya. Karena esok adalah perayaan hari kemerdekaan Indonesia. Sebagian orang masih terlihat sibuk, tapi sebagian yang lain tampak santai duduk bersama di depan kost mereka.
Setiap tahun, kost Putra dan kost Putri pasti ikut meramaikan acara ulang tahun kemerdekaan. Mereka kerap mengikuti lomba yang diadakan di dekat tempat tinggal mereka. Mereka ikut berbaur dengan warga sekitar untuk meramaikan acara itu.
Di dekat tempat mereka tinggal, ada sebuah lahan yang sangat luas milik salah satu warga di sana. Lahan itu selalu dijadikan lapangan untuk tempat diselenggarakan nya lomba. Setiap yang datang pasti akan merasakan kebersamaan yang begitu kuat. Penghuni kost Putra dan kost Putri diterima dengan baik oleh warga sekitar karena mereka juga bersikap dengan baik kepada para warga.
.
.
Bersambung...
.
...
salam dari Yuya😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Nenieedesu
bagus kak semangat terus
2024-02-16
0
🍾⃝ᴘͩʜᷞᴏͧɛᷡɴͣɪ𝕏⁝🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ࿐ᷜ
jirr gue lebih semangat baca bl ketimbang gl.🙈😂😂🏃🏻♀️🏃🏻♀️ kalo baca gl rasanya geli jirr. kalo bl ntak kenapa suka. asemmmm emng gue 🙈🤣🤣🤣🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️
2023-06-20
1
🍌 ᷢ ͩ🔵🍭ͪ ͩ🥜⃫⃟⃤🍁❣️🦚⃝⃟ˢᴴ
apakah Roy dan thanit itu punya hubungan sesama jenis ya🤔🤔 kan mereka laki laki semua perasaan
2023-06-20
0