Krusuk!!
Krusuk!!
Terdengar bunyi gemerisik dari sebuah semak-semak di bawah pohon yang berdiri beberapa meter dari pinggir jalan. Sementara, terdengar suara beberapa orang yang tertawa di sebuah lahan yang luas tepat dibelakang pohon itu.
Seorang gadis yang melewati jalan itu sedikit penasaran dengan bunyi yang keluar dari tempat itu. Rasa takut namun juga penasaran membuatnya berjalan perlahan mendekati semak-semak itu.
Semakin dekat semakin dia waspada. Matanya melihat ke sana kemari dan ternyata tidak ada tanda-tanda orang yang akan melewati tempat itu. Gadis itu menelan ludah nya dan berhenti sejenak, berpikir apakah dia akan melanjutkan langkahnya untuk melihat tempat itu?
Namun rasa takutnya hilang saat dilihatnya kepala seorang laki-laki yang sedikit terlihat dari balik semak-semak itu. Kini pikiran gadis itu berubah menjadi curiga.
"Ngapain tu orang grusak-grusuk disitu? Hoohh! Jangan-jangan dia lagi anu anu lagi. Gue samperin lu ya."
Terdengar suara laki-laki itu yang sedang mengeluh dan juga suara tepukan tangan nya pada beberapa bagian tubuhnya. Membuat pergerakan dan juga suara pada semak-semak itu menjadi semakin keras. Sepertinya laki-laki itu sedang mengomeli nyamuk. Tapi dia tak kunjung keluar dari tempat itu.
Shuuhh...
Hembusan angin yang tepat mengenai tengkuk laki-laki itu membuatnya merasa merinding. Tanpa mengalihkan pandangannya dari apa yang sedari tadi dilihatnya, laki-laki itu hanya mengusap tengkuknya perlahan.
Shuuuuhhh....
Hembusan angin itu semakin keras. Kini laki-laki itu sedikit merinding ketakutan. Perlahan kepalanya memutar untuk melihat keadaan di belakang tubuhnya. Alangkah terkejutnya ia, saat didapatinya wajah menyeramkan seorang gadis yang sedang menatapnya.
"Hwaa!!" Pemuda itu sampai terjengkang saking kagetnya.
"Hihihiii... Hayoo. Lu ngapain disitu, heh? "
"Syalan lu, Rika! Gue kira beneran setan lu." Pemuda itu bangkit dari jatuhnya sambil membersihkan tangan dan celananya yang kotor. Memperbaiki posisi nya seperti semula seperti saat Rika melihatnya. Yaitu setengah berjongkok. Sungguh hal melelahkan yang tidak jelas.
"Wekekek.... Gue kira lu gak takut setan, mas Ko. Nongkrong gak jelas disini, eh taunya takut sampe ngejengkang kayak gitu. Ahahaha..." Rika tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.
"Hidiiih!! Ni cewek ya. Gue sumpel lu kapok lu." Joko menutupi mulut Rika yang masih saja tidak berhenti tertawa.
"Euhm! Lepwashin bwau! Eeuu!! Lepwashin ghuwe! "
"Nggak bakal gue lepas. Rasain nih tangan bau gue!"
Rika berusaha melepaskan kedua tangan Joko yang menutupi mulut dan juga memegangi kepalanya. Rika sampai merasa mual karena bau dari tangan Joko yang tidak tertahankan.
Akhirnya, gadis itu menggigit tangan Joko dan berhasil membuat pemuda itu melepaskan tangannya sambil berteriak kesakitan. "Aaagh!! Gila lu! Sakit banget tangan gue. Adeuuhh..." Joko mengibaskan-ngibaskan tangannya yang terlihat ada bekas gigitan Rika dan juga cairan dari mulut Rika yang belum disadari olehnya.
Rika membersihkan mulut nya yang ia rasa bau dari tangan Joko masih menempel di sana. "Rasain tuh! Lu kira tangan lu wangi apa? Tangan bau vangke kayak gitu lu kasihin gue. Lagian abis ngapain sih lu? Itu tangan sampe bau busuk begitu?"
Joko tidak menjawab dan masih saja meringis lalu mengusap-usap tangannya. Barulah disadarinya ada cairan yang menempel di sana. "Idiiih... Ini apaan lagi coba? Lu cewek jorok banget sih?!"
Rika tertawa lagi dengan kesialan Joko. "Sukurin tuh. Siapa juga yang suruh tutupin mulut gue. Itu juga balasan atas dosa lu ke gue. " Joko memelototinya tanpa menjawab.
"Lagian lu itu ngapain sih ngumpet di sini? Lu ngintip ya?" Rika menatap Joko dengan penuh curiga.
"Gak ada ngintip-ngintip! Lu kalo ngomong jangan sembarangan ya."
"Lah terus lu ngapain disini? Liat juga ke arah lapangan lu dari tadi. "
"Gak ada! Gue lagi b*ker!"
"Idih! Ngaku aja kalo lagi ngintip. Dari pada gue laporin lu karena b*ker sembarangan."
"Mana ada! Gak ada juga barang bukti di sini."
"Nah itu. Berarti lu ngintip kan? Hayo, lu ngintipin siapa?"
Joko menatap Rika dengan sangat kesal. Dirinya bingung harus menjawab apa sementara apa yang dikatakan Rika memang benar. Joko melihat ke arah lapangan yang terdapat beberapa orang yang sedang duduk bercanda mengelilingi api unggun.
Rika tersenyum jail. "Hemm... Lu ngintip siapa itu?" Rika menaik turunkan alisnya lalu melihat ke arah yang sama dengan yang dilihat oleh Joko.
Rika melihat dengan seksama. Tak ingin dirinya salah sangka. "Lu ngeliatin Karin dari tadi?"
Joko spontan menatapnya. "Bukan lah. Tapi cewek cantik yang duduk di sebelah nya." Joko kembali melihat ke arah orang itu dengan tatapan kagum.
"Lu suka ya sama Andara?"
Joko mengedikkan bahunya. "Maybe. Gue sendiri gak yakin. Lagipula, sepertinya terlalu sulit untuk menggapai dia."
Tatapan Rika berubah sedih saat melihat ke arah Andara dan Karin. Tapi dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan menghilangkan pikirannya yang berkelana.
"Lu serem juga ya."
Joko menatapnya tak mengerti. "Serem kenapa?"
"Saiko lu. Kan liat dia dari dekat juga bisa. Malah diem sembunyi disini. "
Joko terkejut sendiri dengan penuturan Rika. "Gue punya alasan diem disini."
"Hem? Apa alasannya?"
"Gue tuh lagi menghilangkan beban buat yang lain. Daripada gue di sana dan jadi beban, mending gue disini dulu buat nenangin diri."
"Dih! Alesan lu kayak orang penting aja. Sok bijak tau gak? Beban apaan coba?"
"Beban yang bisa dirasakan namun tak dapat untuk dilihat. Beban yang bisa menyebabkan pertengkaran kalau tidak segera ditangani."
"Ih! Makin lebay aja sih lu."
"Lu mau tau gak?" Joko menatap Rika dengan tatapan yang aneh. Rika mengernyit dan merasa ada yang tidak beres.
Mereka saling menatap cukup lama hingga ada suara yang keluar dari arah belakang Joko. Seketika Rika menutup hidungnya dan melotot marah.
"Syalan lu! Lu kentut?!"
"Heheh. Nah, itu dia beban nya." Joko tersenyum tanpa merasa berdosa sedikit pun. "Bagaimana rasanya? Dan apakah baunya sama dengan yang lu cium tadi?"
"Hoek hoek... Jadi yang nempel di tangan lu tadi bau kentut lu? "
"Hahahahaa!!"
"Iih! Joko syalan! Awas ntar gue bales lu!" Rika berlari menjauhi Joko menuju rumah yang berada dekat dengan lapangan.
Joko masih saja tertawa hingga tak sadar kalau ada beberapa temannya yang baru keluar dari kost. Mereka melihat Rika yang berlari dan mereka terkejut karena Rika berlari dari arah semak-semak yang ternyata ada Joko di sana.
"Ko! Lu ngapain disitu? Tu cewek lu apain?"
Seketika tawa Joko terhenti. "Eh? Gu-gue... Lagi... Lagi buang beban bro."
Mereka berhenti untuk mendengarkan alasan Joko. "Buang beban? Beban yang mana? Kok sama cewek?"
"Eh?!" Joko gelagapan. "Ah lu kayak gak tau aja. Gue abis buang gas. Lu jangan kemana-mana pikiran nya."
"Kemana-mana? Emang pikiran gue ke arah mana?"
Joko kesal sendiri dan akhirnya keluar dari sana. Berlalu dengan kesal meninggalkan teman-temannya yang akhirnya menertawakan nya. Mereka berjalan menuju lapangan yang sudah terdapat banyak sekali orang.
Mereka membuat acara seadanya bersama beberapa warga di sana. Membuat api unggun dan membuat tempat untuk mereka membakar jagung. Mereka melakukan perlombaan menyanyi. Walaupun hadiahnya tidak seberapa, namun mereka merasa senang karena kebersamaan yang dekat yang jarang sekali mereka lakukan.Tentu saja karena persaingan mereka yang sulit untuk dihindari.
.
.
.
bersambung..
.
.
salam dari Yuya😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩɢᷞʜᷴᴇᷡᴀᷲℛᵉˣ⚔️⃠ 🍁
tpi kek nya cocok klian berdua deh Ko 🤣
2023-04-05
0
Tasya
pikirannya jalan² otw keliling kota
2023-04-05
0
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁
uiihh Joko ngapain cobaaa ... hadeeh 🤦🤦🤦 paling sejati kyknya yaaa calon suami ka Rika sama-sama Jawa oulah
2023-03-29
0