Di depan api unggun

Rika menghampiri teman-temannya setelah menumpang mencuci tangan dan wajahnya pada warga pemilik lahan luas itu. Gadis itu masih saja menggosok mulutnya dengan kesal bahkan ketika dia sudah sampai pada teman-temannya. Apa yang dilakukan nya membuat tiga teman Joko yang memergoki mereka berdua di semak-semak merasa curiga. Apa yang membuatnya menggosok mulutnya sampai seperti itu?

Sedangkan Rika ketika ditanya oleh temannya hanya menjawab bahwa dia habis mencuci mulutnya yang terkena racun. Teman-temannya hanya tertawa kecil mendengar jawabannya itu. Tapi ketiga teman Joko malah saling menatap keheranan dan melihat Joko dengan penuh curiga.

"Apaan?!" Joko yang merasa diperhatikan dengan tidak wajar pun merasa risih. Ketiga temannya melihatnya dengan tatapan yang aneh tanpa menjawab.

Entah kenapa Joko merasa sangat kesal. Pemuda itu hanya menunduk dengan wajah yang ditekuk. Sampai ketika ada temannya menyanyi pun ekspresi nya masih sama. Terlihat tidak bersemangat sama sekali.

"Eh, gue mau request lagu dong." Rika bersuara ketika orang itu sudah selesai menyanyi.

"Boleh. Yang penting lagunya gak susah," jawab orang yang bernama Andrew itu.

"Kayaknya sih gak susah. Itu loh, yang ada liriknya kayak gini 'bisone mung nyawang~"

"Kenapa gak lu aja yang nyanyi? Lu kan orang Jawa."

"Gue gak bisa nyanyi. Suara gue jelek, gak enak didenger kalo nyanyi."

"Iya cempreng," celetuk seseorang yang entah siapa itu. Rika terlihat kesal tapi tidak tau siapa yang bersuara itu. Sementara beberapa orang yang lain terlihat menahan tawa.

"Siapa itu?! Sini nyanyi kalo suara lu bagus!" Tapi tidak ada yang menjawab. Sesaat suasana di sana menjadi hening, hanya terdengar suara dari api unggun.

"Gimana ni? Ada yang mau gak?" Rika kembali bersuara. "Nyanyi lagu ini gak mesti harus orang Jawa juga kan?"

"Iya sih. Tapi suara gue yang bagus gak bisa nyanyi lagu ini." Ucapan Andrew membuat yang lainnya mencebik.

"Sombong amat sih lu."

"Ya... Emang apa adanya." Wajah Andrew menjadi lebih menyebalkan.

"Gimana kalo mas Joko aja. Suara dia bagus kan? Bahasa Jawa nya juga fasih." Rika mengusulkan sambil tersenyum sedikit jahat ke arah Joko.

Joko yang memang sedang melamun tidak memperhatikan sama sekali. Pemuda itu mengangguk tanpa tau apa yang diucapkan oleh temannya padanya. Hingga suara tepukan tangan yang ramai membuatnya tersadar dan kebingungan.

"Kita sambut teman kita, Joko..."

Suara tepuk tangan kembali riuh. Joko semakin kebingungan. "Eh? Ini ada apa ini? "

"Ayo nyanyi," perintah Andrew sambil mendorong pelan bahu Joko.

"Nyanyi apaan?"

"Lu udah setuju loh tadi. Gak usah pura-pura lupa. Belum juga semenit. Nyanyi lagunya Nella. "

"Lah... Emang gue gak tau. Kapan gue setuju?" Namun suaranya tidak terdengar karena tertutup oleh suara tepukan tangan dan teriakan beberapa orang.

"Ayo nyanyi! Nyanyi nyanyi...." Teriak beberapa orang dengan serentak. Membuat Joko mau tidak mau akhirnya menyanyi walaupun dia sendiri tidak hafal dengan lagu yang dimaksud.

Andrew memetik senar gitar yang dipegangnya untuk mengiringi lagu yang dibawakan oleh Joko. Walaupun kedengarannya tidak nyambung sama sekali.

Rika tampak tersenyum penuh kemenangan saat melihat Joko yang gugup kebingungan. Apalagi saat beberapa orang gadis turut bernyanyi bersamanya karena ia hanya diam saja. Wajahnya semakin terlihat kusut karena merasa lagu itu ditujukan untuk menyindir dirinya.

Rika sampai tertawa melihat adegan yang menurutnya menyenangkan. Jelas saja Joko bertambah kesal bukan main melihat itu. Dia tau kalau ini pasti adalah ulah gadis yang ia bekap beberapa saat yang lalu itu.

Padahal orang-orang di sana tertawa karena merasa mereka menyanyikan lagu itu dengan lucu, bukan untuk menyindir Joko. Tapi entah kenapa Joko merasa kalau ia sedang ditertawakan. Apalagi melihat Andara dan Karin yang ikut tertawa bersama yang lain, tubuhnya seolah menjadi lebih panas.

Hingga akhirnya lagu itu usai, suara riuh tepuk tangan menggantikan kebisingannya. Beberapa orang kembali terdiam. Ada pula yang sibuk dengan jagung yang mereka bakar. Sebagian orang yang sudah selesai dengan jagung bakar mereka akhirnya ikut duduk bersama mereka mengelilingi api unggun.

"Ayo siapa lagi yang mau nyanyi ini?" tanya Andrew.

Thanit mengangkat tangannya dan aksinya dilihat oleh semua orang disana. Mereka tertegun sejenak kemudian bertepuk tangan tanpa alasan. Karin yang melihat itu hanya menatap Thanit tanpa ekspresi.

"Lu mau nyanyi?" tanya Andrew, terlihat tidak yakin.

"Bukan," jawab Thanit lalu menatap Roy yang sedari tadi duduk diam di sampingnya. "Dia yang mau nyanyi. Gue pinjem gitar lu aja."

Andrew memberikan gitarnya yang sedari tadi ia peluk. Menyerahkan benda itu sambil menatap heran pada Thanit. Masalahnya, Thanit tidak pernah mau menyanyi ataupun ikut meramaikan acara seperti itu. Ketika diajak, dia selalu saja terlihat tidak ramah.

Lalu, ada apakah gerangan yang terjadi saat ini?

Thanit tersenyum menatap Roy. Pemuda itu mulai memetik senar gitar dan membuat Roy mengeluarkan suara nyanyian pertama nya yang ia perdengarkan pada orang lain. Roy membawakan lagu Troye Sivan yang berjudul Angel Baby.

Orang-orang disana tampak tertegun kagum mendengar suara Roy yang ternyata sangat bagus. Mereka terdiam mendengarkan dengan tenang. Seolah ikut hanyut dengan lagu yang dibawakan oleh Roy.

Mereka tersenyum juga duduk sambil menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri. Thanit menatap Karin yang memang sedang menatapnya dengan tatapan permusuhan. Thanit tersenyum ke arahnya seolah sedang mengejek Karin.

Karin terlihat geram dan menautkan tangannya pada tangan Andara. Andara yang ikut terhanyut dalam lagu itupun menatap Karin penuh tanya. Tapi langsung disadarinya ketika dilihatnya Thanit yang melihat ke arah mereka. Andara pun balas menautkan tangannya pada tangan Karin.

Tangan mereka saling menggenggam saat ini, sesuatu yang tak mungkin dilakukan oleh Thanit dan Roy dihadapan banyak orang seperti sekarang ini. Jadi Thanit hanya bisa menatap Roy dengan mesra sambil tersenyum. Roy balas melakukan hal yang sama.

Namun, beberapa orang di sana sebenarnya sudah sadar dengan hubungan yang dijalani oleh Thanit dan Roy. Hanya beberapa, selain Karin dan Andara. Karin dan Andara sejak awal sudah tau dengan hubungan mereka.

Tapi orang-orang yang mengetahui hal itu seakan tidak peduli. Berbeda dengan hubungan yang dijalani oleh Karin dan Andara yang hanya diketahui oleh Rika. Dan Rika sedang menatap mereka dengan sedih saat ini.

Sore hari tadi dengan tidak sengaja, Karin seolah membuka rahasia antara dirinya dan Andara. Rahasia yang tentu saja membuat Rika sedih. Namun gadis itu tak ingin menunjukkan kesedihannya di hadapan kedua sahabatnya.

Walaupun dengan hati yang berat, Rika mencoba tersenyum saat menghadapi Karin yang akhirnya jujur dengan hubungan antara dirinya dan Andara. Karena Karin merasa sudah tak mungkin untuk menutupinya saat Rika melihat dan mendengar nya secara langsung.

Entah karena mereka berdua sangat ceroboh atau memang seharusnya seperti itu kejadiannya. Karin dengan lantangnya menyatakan perasaannya pada Andara disaat Rika sudah berada di ambang pintu. Walaupun kehadiran Rika tidak disadari oleh mereka berdua saat itu.

.

.

.

bersambung..

.

.

salam dari Yuya😘😘

Terpopuler

Comments

Nenieedesu

Nenieedesu

sudah aku favoritkan kak jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak di novel aku kak "gadis cantik milik bos geng motor"

2024-02-16

0

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩɢᷞʜᷴᴇᷡᴀᷲℛᵉˣ⚔️⃠ 🍁

☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩɢᷞʜᷴᴇᷡᴀᷲℛᵉˣ⚔️⃠ 🍁

ngeri w Laki msih bnyak lhoo 🤧

2023-04-05

6

🗿

🗿

astagah kasihan Rika yg muncul suara trllu jujur

2023-04-05

6

lihat semua
Episodes
1 Penghuni Kost Putri
2 Penghuni Kost Putra
3 Hubungan
4 Berdua di semak-semak
5 Di depan api unggun
6 Jujur dan Pergi
7 Perjalanan menuju Surabaya
8 Bertemu dengan teman lama
9 Obrolan dua sahabat
10 Permintaan
11 Permintaan 2
12 Pernikahan di Surabaya
13 Mencoba untuk berdamai
14 Kenyataan yang menyakitkan
15 Kehilangan
16 Menjadi sandaran
17 Tidak sepenuhnya jujur
18 Sebagai teman
19 Menunggu kabar (hanya sebatas teman)
20 Ketukan pintu di malam hari
21 Khawatir
22 Kembali
23 Tidak mampu menahan
24 Kejadian di pagi hari
25 Jangan ganggu dia
26 Aku tidak menyesal
27 Berkunjung ke rumah mertua
28 Rahasia kita berdua
29 Berbakat
30 Jantungku
31 Kalian tidak tau
32 Sikap dingin Karin
33 Akhirnya memutuskan
34 Mencoba untuk tegar
35 Curhatan hati kedua orang tua
36 Semuanya membutuhkan proses
37 Menepati janji
38 Kejutan
39 Berdamai dengan keadaan
40 Kekhawatiran seorang teman
41 Alasan yang sesungguhnya
42 Sadar
43 Tamu undangan
44 Tamu undangan 2
45 Senjata makan tuan
46 Bukan malam pertama
47 Cinta dan benci
48 Bohong
49 Mengubah keadaan
50 Main perang-perangan
51 Aku suka melihatnya
52 Nge-lag
53 Keluargaku (POV Karin)
54 Masih tentang keluargaku (POV Karin)
55 Tentang aku dan Karin (POV Thanit)
56 Memulai usaha
57 Menggoda suami
58 Misi menggoda suami, gagal
59 Salah faham
60 Sore yang hangat
61 Karena... I Love You
62 Suami yang cemburu
63 Masih berani merebut istriku?
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Penghuni Kost Putri
2
Penghuni Kost Putra
3
Hubungan
4
Berdua di semak-semak
5
Di depan api unggun
6
Jujur dan Pergi
7
Perjalanan menuju Surabaya
8
Bertemu dengan teman lama
9
Obrolan dua sahabat
10
Permintaan
11
Permintaan 2
12
Pernikahan di Surabaya
13
Mencoba untuk berdamai
14
Kenyataan yang menyakitkan
15
Kehilangan
16
Menjadi sandaran
17
Tidak sepenuhnya jujur
18
Sebagai teman
19
Menunggu kabar (hanya sebatas teman)
20
Ketukan pintu di malam hari
21
Khawatir
22
Kembali
23
Tidak mampu menahan
24
Kejadian di pagi hari
25
Jangan ganggu dia
26
Aku tidak menyesal
27
Berkunjung ke rumah mertua
28
Rahasia kita berdua
29
Berbakat
30
Jantungku
31
Kalian tidak tau
32
Sikap dingin Karin
33
Akhirnya memutuskan
34
Mencoba untuk tegar
35
Curhatan hati kedua orang tua
36
Semuanya membutuhkan proses
37
Menepati janji
38
Kejutan
39
Berdamai dengan keadaan
40
Kekhawatiran seorang teman
41
Alasan yang sesungguhnya
42
Sadar
43
Tamu undangan
44
Tamu undangan 2
45
Senjata makan tuan
46
Bukan malam pertama
47
Cinta dan benci
48
Bohong
49
Mengubah keadaan
50
Main perang-perangan
51
Aku suka melihatnya
52
Nge-lag
53
Keluargaku (POV Karin)
54
Masih tentang keluargaku (POV Karin)
55
Tentang aku dan Karin (POV Thanit)
56
Memulai usaha
57
Menggoda suami
58
Misi menggoda suami, gagal
59
Salah faham
60
Sore yang hangat
61
Karena... I Love You
62
Suami yang cemburu
63
Masih berani merebut istriku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!